Liputan6.com, Jakarta Kanker perut atau kanker lambung adalah penyakit yang sering kali sulit dideteksi pada tahap awal. Pasalnya, gejalanya cenderung menyerupai gangguan pencernaan biasa, seperti sakit maag, perut kembung, atau nyeri ulu hati. Akibatnya, banyak penderita yang baru menyadari keberadaan penyakit ini setelah kanker berkembang ke stadium lanjut.
Menurut para ahli, kanker perutterjadi akibat pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dinding lambung. Penyebab utama mutasi genetik ini belum sepenuhnya dipahami, tetapi sejumlah faktor risiko seperti pola makan, gaya hidup, dan riwayat kesehatan dapat berkontribusi terhadap perkembangannya.
Advertisement
Karena kanker perut sering kali tidak menunjukkan gejala spesifik pada tahap awal, memahami penyebab, gejala, serta pilihan pengobatannya sangat penting. Artikel ini akan mengulas langkah demi langkah mengenai penyakit ini, mulai dari faktor risiko hingga metode perawatan yang tersedia.
Advertisement
1. Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Perut
Kanker perut terjadi karena mutasi genetik pada sel-sel lambung yang menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal. Meskipun penyebab pasti mutasi ini belum diketahui, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya.
Beberapa faktor risiko yang telah diidentifikasi oleh para ahli meliputi:
- Gaya hidup: Merokok, konsumsi alkohol, serta pola makan tinggi garam dan rendah serat dapat meningkatkan risiko kanker perut.
- Riwayat kesehatan: Infeksi bakteri Helicobacter pylori, penyakit radang lambung kronis, dan anemia akibat kekurangan vitamin B12 sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker perut.
- Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan kanker perut juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini.
Menurut penelitian, individu yang jarang berolahraga dan memiliki berat badan berlebih juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker perut. Oleh karena itu, mengadopsi gaya hidup sehat menjadi langkah pencegahan yang penting.
Advertisement
2. Gejala Kanker Perut Berdasarkan Stadiumnya
Pada tahap awal, kanker perut sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Banyak penderita yang mengira bahwa mereka hanya mengalami gangguan pencernaan ringan. Namun, seiring berkembangnya kanker, gejala akan semakin terasa dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala awal kanker perut meliputi:
- Perut kembung dan sering bersendawa
- Nyeri ulu hati dan sensasi terbakar di dada
- Mual dan kehilangan nafsu makan
- Cepat merasa kenyang meskipun makan sedikit
Ketika kanker memasuki stadium lanjut, gejalanya bisa menjadi lebih serius, seperti:
- Muntah darah
- BAB berdarah atau berwarna hitam
- Penurunan berat badan drastis
- Tubuh terasa lemas dan anemia
- Pembengkakan perut akibat penumpukan cairan
Jika mengalami gejala tersebut secara berulang, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis yang tepat.
3. Cara Diagnosis Kanker Perut
Dokter akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan untuk memastikan apakah pasien menderita kanker perut. Proses diagnosis ini bertujuan untuk mengidentifikasi stadium kanker dan menentukan metode pengobatan yang paling sesuai.
Langkah-langkah diagnosis kanker perut meliputi:
- Gastroskopi: Prosedur ini menggunakan selang berkamera untuk melihat kondisi dinding lambung secara langsung.
- Foto Rontgen dengan kontras barium: Digunakan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang kondisi lambung.
- Tes darah dan tes tinja: Membantu mendeteksi infeksi Helicobacter pylori dan melihat adanya perdarahan dalam saluran pencernaan.
- CT Scan atau USG perut: Digunakan untuk melihat sejauh mana kanker telah menyebar ke organ lain.
- Bedah laparoskopi: Prosedur ini membantu dokter menentukan tingkat penyebaran kanker secara lebih akurat.
Dengan berbagai metode pemeriksaan ini, dokter dapat mengonfirmasi diagnosis dan menentukan langkah pengobatan yang tepat.
Advertisement
4. Pilihan Pengobatan Kanker Perut
Pengobatan kanker perut bergantung pada stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Metode pengobatan yang umum dilakukan meliputi:
- Operasi (Gastrektomi): Prosedur untuk mengangkat sebagian atau seluruh bagian lambung yang terkena kanker.
- Kemoterapi: Pemberian obat-obatan untuk membunuh sel kanker, baik sebelum maupun sesudah operasi.
- Radioterapi: Menggunakan sinar radiasi untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa setelah operasi.
- Terapi target: Menggunakan obat-obatan yang secara spesifik menyerang sel kanker tanpa merusak sel sehat di sekitarnya.
Dalam beberapa kasus, kombinasi dari beberapa metode ini dapat diterapkan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan.
5. Pencegahan dan Kapan Harus ke Dokter
Pencegahan kanker perut dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat dan memperhatikan pola makan. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:
- Mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran dan buah-buahan
- Menghindari konsumsi makanan tinggi garam dan daging olahan secara berlebihan
- Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
- Menjaga berat badan ideal dan rutin berolahraga
Jika mengalami gejala gangguan pencernaan yang berkepanjangan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Terutama jika mengalami muntah darah atau BAB berdarah, karena kondisi ini dapat berisiko menyebabkan syok dan memerlukan penanganan medis darurat.
Advertisement
1. Apakah kanker perut bisa sembuh total?
Jika didiagnosis pada tahap awal, kanker perut memiliki peluang sembuh yang lebih tinggi dengan pengobatan yang tepat. Namun, pada stadium lanjut, pengobatan lebih difokuskan untuk memperlambat perkembangan kanker dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Apa makanan yang harus dihindari untuk mencegah kanker perut?
Makanan tinggi garam, daging olahan, makanan cepat saji, serta minuman beralkohol sebaiknya dikurangi untuk mencegah risiko kanker perut.
Advertisement
3. Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang terkena kanker perut?
Diagnosis kanker perut hanya bisa dipastikan melalui pemeriksaan medis seperti gastroskopi, CT scan, dan tes darah.