KRL Angkut 328 Penumpang Sepanjang 2024

Setelah pandemi, antusiasme masyarakat terhadap transportasi umum kembali meningkat. KAI Commuter sebagai operator Commuter Line terus mengembangkan layanan dan fasilitas demi kenyamanan pengguna.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Feb 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2025, 20:00 WIB
Subsidi KRL Berbasis NIK Bakal Bikin Kelas Menengah Makin Tertekan
Hingga kini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih mengkaji skema tarif hingga data acuan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Setelah pandemi, antusiasme masyarakat terhadap transportasi umum kembali meningkat. KAI Commuter sebagai operator Commuter Line terus mengembangkan layanan dan fasilitas demi kenyamanan pengguna. 

Salah satu inovasi yang terus dikembangkan adalah sistem pembayaran cashless, termasuk penggunaan kartu KMT, kartu e-money bank, serta QRIS. Meski begitu, loket di stasiun tetap beroperasi untuk melayani penumpang.

VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, menegaskan digitalisasi transaksi akan terus diperkuat guna mempermudah pelanggan dalam pembelian tiket dan pengisian saldo. 

“Proses digitalisasi terus dikembangkan untuk memudahkan pelanggan dalam bertransaksi,” ujar Joni dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (2/2/2025).

Tingkat penggunaan Commuter Line di Jabodetabek mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2024, jumlah penumpang tercatat naik 4% dibandingkan tahun sebelumnya, dari 290 juta menjadi 328 juta pengguna. Joni menilai kemudahan transaksi yang dihadirkan oleh KAI Commuter turut berkontribusi dalam peningkatan ini.

Terkait metode pembayaran, transaksi menggunakan QRIS juga mengalami lonjakan. Pada 2023, penggunaan QRIS mencatat 6% atau 17 juta transaksi dari total pembayaran tiket. Sementara pada 2024, angka ini meningkat menjadi 9% atau sekitar 28,5 juta transaksi, mencerminkan semakin tingginya adopsi digital oleh masyarakat.

Pertahankan Loket Konvensional

Meski teknologi pembayaran terus dikembangkan, KAI Commuter tetap mempertahankan loket konvensional untuk memastikan layanan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. 

"Meskipun terus mengembangkan teknologi relevan, namun juga tetap mempertimbangkan kebutuhan masyarakat pengguna Commuter Line, agar leluasa diakses semua kalangan,” jelasnya.

Selain itu, berbagai alternatif seperti vending machine juga ditambahkan untuk mendukung kebijakan transaksi non-tunai dari Bank Indonesia. Joni menambahkan KAI Commuter berkomitmen untuk menghadirkan layanan yang aman, nyaman, serta mudah diakses oleh semua kalangan.

Terima 12 Rangkaian Kereta dari China

Stasiun BNI City Uji Coba Pelayanan Naik Turun Penumpang KRL
Penumpang menaiki kereta rel listrik (KRL) di Stasiun BNI City, Jakarta, Minggu (31/7/2022). Stasiun BNI City diharapkan menjadi alternatif pengguna KRL sehingga tidak terjadi penumpukan penumpang di Stasiun Sudirman dan Stasiun Karet saat jam sibuk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter kedatangan satu rangkaian kereta impor baru dari perusahaan asal China, CCRC Qingdao Sifang pada Jumat, 31 Januari 2025. 

Satu trainset impor yang terdiri dari 12 rangkaian kereta ini didatangkan untuk menjawab animo pengguna KRL Commuter Line yang semakin meninggi. Terkini, pada masa Nataru 2024/2025, tercatat angka pengguna Commuter Line mencapai 1.275.209 orang. 

"Kedatangan kereta baru ini memang menjadi sesuatu yang telah kami usahakan, agar time delivery sesuai rencana, tepat waktu. Sehingga membantu pelayanan terhadap mobilisasi pengguna KRL Commuter Line yang lebih optimal," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/2/2025).

 

Kedatangan Kereta Pertama

Stasiun Karet
Sejumlah pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek mengaku bakal kerepotan jika Stasiun Karet nantinya akan ditutup. Pasalnya, tempat itu jadi titik pemberhentian terdekat dari dan ke kantornya.... Selengkapnya

Joni menyampaikan, kedatangan kereta pertama satu trainset (12 rangkaian kereta) ini telah melewati factory acceptance test atau pengujian di pabrik pembuatan kereta itu sendiri. 

Setelahnya, barulah pengiriman dilaksanakan. Hingga kini, KAI Commuter pun terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan semua pihak terkait dan sejauh ini semua terpantau berjalan sesuai timeline yang telah direncanakan.

"Sesuai aturan, nantinya kereta yang datang ini pun akan menempuh uji dinamis, guna memastikan segala sesuatunya berfungsi dengan baik," imbuh dia. 

Infografis Journal
Infografis Journal: Jumlah Penumpang KRL di Jabodetabek Tahun 2010-2021 (Liputan6.com/Trie Yasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya