Liputan6.com, Jakarta Penetapan awal Ramadan selalu menjadi momen yang dinantikan umat Islam di Indonesia, mengingat adanya perbedaan metode dalam menentukan awal bulan hijriah. Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia telah mengumumkan bahwa awal Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini didasarkan pada metode hisab hakiki wujudul hilal yang selama ini menjadi pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Berbeda dengan metode rukyat yang mengandalkan pengamatan langsung terhadap hilal, Muhammadiyah menggunakan pendekatan astronomi yang memastikan bahwa hilal sudah berada di atas ufuk saat matahari terbenam. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, ijtimak atau konjungsi bulan terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, pukul 07:46:49 WIB, dengan tinggi bulan saat matahari terbenam mencapai +4° 11' 8" di Yogyakarta.
Advertisement
Baca Juga
Dengan metode ini, Muhammadiyah memastikan bahwa 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Selain itu, mereka juga telah menetapkan 1 Syawal 1446 H atau Hari Raya Idulfitri jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Bagaimana metode perhitungan ini dilakukan dan apakah ada kemungkinan perbedaan dengan pemerintah? Simak penjelasannya berikut ini, dirangkum Liputan6, Senin (17/2).
Advertisement
Penetapan 1 Ramadan oleh Muhammadiyah
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah secara resmi mengumumkan penetapan awal Ramadan dalam konferensi pers yang digelar di Yogyakarta pada Senin, 6 Februari 2025. Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menyampaikan bahwa penetapan ini merujuk pada hasil hisab hakiki wujudul hilal yang telah menjadi standar Muhammadiyah selama bertahun-tahun.
Dalam pengumumannya, Sayuti menegaskan bahwa pada Jumat, 28 Februari 2025, terjadi ijtimak pada pukul 07:46:49 WIB, dan saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia, hilal sudah berada di atas ufuk. Dengan demikian, 1 Ramadan 1446 H dipastikan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Muhammadiyah juga mengingatkan bahwa keputusan ini sudah sesuai dengan maklumat yang telah mereka keluarkan dan diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh warga Muhammadiyah dalam menjalankan ibadah puasa.
"Di wilayah Indonesia, 1 Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi jatuh pada Sabtu Pahing, 1 Maret 2025 Masehi," kata Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, dikutip dari ANTARA.
Advertisement
Tolak Ukur Penentuan 1 Ramadan Jatuh Pada 1 Maret
Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal dalam menentukan awal bulan hijriah, berbeda dengan metode rukyat yang diterapkan oleh pemerintah dan Nahdlatul Ulama. Hisab hakiki memastikan bahwa jika hilal sudah berada di atas ufuk, maka bulan baru telah dimulai, tanpa perlu melihat langsung keberadaan hilal secara fisik.
Metode ini mengacu pada tiga kriteria utama, yakni telah terjadi ijtimak, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan saat matahari terbenam, hilal sudah berada di atas ufuk. Dengan kriteria tersebut, Muhammadiyah menetapkan bahwa awal Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025 karena pada saat matahari terbenam pada 28 Februari, hilal telah wujud.
Pendekatan ini memberikan kepastian dalam penentuan kalender hijriah dan memungkinkan umat Islam untuk mengetahui awal bulan lebih awal tanpa harus menunggu hasil pengamatan langsung.
"Pada saat Matahari terbenam, Jumat 28 Februari 2025, di Wilayah Indonesia Bulan berada di atas ufuk (hilal sudah wujud). Di seluruh wilayah Indonesia tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025,” tambahnya, merujuk suaramuhammadiyah.id.
Perhitungan Muhammadiyah untuk Menentukan 1 Ramadan
Dalam metode hisab hakiki wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah, perhitungan astronomi menjadi dasar utama dalam menentukan awal bulan. Pada 28 Februari 2025, ijtimak terjadi pada pukul 07:46:49 WIB, dengan tinggi bulan saat matahari terbenam di Yogyakarta mencapai +4° 11' 8". Artinya, hilal sudah memenuhi syarat untuk dianggap sebagai awal bulan baru.
Metode ini berbeda dengan imkan rukyat yang digunakan pemerintah, yang menetapkan kriteria minimal tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat agar dapat dilihat secara langsung. Muhammadiyah menolak metode ini karena tidak selalu menghasilkan kepastian yang sama dalam setiap siklus bulan.
Dengan pendekatan wujudul hilal, Muhammadiyah dapat menentukan awal bulan hijriah dengan lebih konsisten dan tanpa bergantung pada visibilitas hilal yang bisa dipengaruhi oleh cuaca dan faktor lainnya.
Advertisement
Apakah Tahun Ini Ada Perbedaan dengan Pemerintah?
Keputusan Muhammadiyah mengenai awal Ramadan sering kali berbeda dengan pemerintah karena perbedaan metode yang digunakan. Namun, untuk tahun ini, ada kemungkinan besar bahwa pemerintah juga akan menetapkan awal Ramadan pada tanggal yang sama, mengingat posisi hilal yang cukup tinggi.
Pemerintah menggunakan metode imkan rukyat dalam sidang isbat yang digelar menjelang akhir Februari 2025. Jika hasil rukyat menunjukkan hilal sudah terlihat atau memenuhi kriteria, maka pemerintah kemungkinan akan menetapkan 1 Ramadan pada Sabtu, 1 Maret 2025, sama seperti Muhammadiyah.
Namun, jika hasil rukyat berbeda, maka akan ada potensi perbedaan awal puasa antara Muhammadiyah dan pemerintah. Dalam situasi ini, masyarakat diimbau untuk saling menghormati perbedaan dalam penentuan awal bulan hijriah.
Penetapan Idulfitri 1 Syawal 2025 oleh Muhammadiyah
Selain menetapkan awal Ramadan, Muhammadiyah juga telah mengumumkan bahwa 1 Syawal 1446 H atau Hari Raya Idulfitri jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Keputusan ini didasarkan pada perhitungan yang menunjukkan bahwa pada Sabtu, 29 Maret 2025, ijtimak terjadi pukul 17:59:51 WIB, tetapi hilal masih berada di bawah ufuk (-1° 59' 04"). Oleh karena itu, bulan Ramadan digenapkan menjadi 30 hari.
Dengan penetapan ini, kemungkinan besar tidak akan ada perbedaan dengan pemerintah dalam perayaan Idulfitri 2025, karena metode imkan rukyat yang digunakan pemerintah juga bisa menghasilkan tanggal yang sama.
“Pada saat Matahari terbenam Sabtu, 29 Ramadan 1446 H bertepatan 29 Maret 2025 di seluruh wilayah Indonesia Bulan berada di bawah ufuk. Umur Bulan Ramadan 1446 H disempurnakan (istikmal) menjadi 30 hari. Di wilayah Indonesia tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025,” imbuhnya.
Advertisement
People Also Ask
1. Mengapa Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan lebih awal dibanding pemerintah?
Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, sedangkan pemerintah memakai imkan rukyat yang bergantung pada pengamatan langsung.
2. Apakah Muhammadiyah dan pemerintah akan berbeda dalam penentuan Idulfitri tahun ini?
Kemungkinan besar tidak, karena posisi hilal saat menjelang 1 Syawal 1446 H membuat kedua metode berpotensi menghasilkan tanggal yang sama.
3. Apakah metode hisab Muhammadiyah lebih akurat dibanding rukyat?
Metode hisab memberikan kepastian lebih awal, sedangkan rukyat bergantung pada visibilitas hilal yang bisa terpengaruh faktor cuaca.
