Bacaan Niat Sahur dan Panduan Lengkap Ibadah Puasa Ramadhan

Ketahui bacaan niat sahur, doa sahur, dan niat puasa Ramadhan yang benar beserta keutamaannya untuk ibadah puasa yang lebih berkah. Tidak ada bacaan niat sahur yang baku, yang terpenting niat tulus.

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 19 Feb 2025, 22:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 22:00 WIB
ilustrasi berdoa. © pexels.com/Thirdman
ilustrasi berdoa. © pexels.com/Thirdman... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Menjelang bulan suci Ramadhan, umat Muslim perlu mempersiapkan diri dengan mengetahui bacaan niat sahur yang benar sebagai langkah awal menjalankan ibadah puasa. Sahur merupakan aktivitas makan dan minum sebelum fajar yang dianjurkan bagi mereka yang akan berpuasa, dan mengawalinya dengan bacaan niat sahur yang tepat dapat meningkatkan keberkahan ibadah kita.

Bagi sebagian orang, menghafalkan bacaan niat sahur mungkin terasa menantang, terutama bagi mereka yang baru mulai belajar atau anak-anak yang baru pertama kali menjalankan puasa. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang makna dan cara membaca niat sahur yang benar, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan sempurna.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang bacaan niat sahur beserta panduan lengkap seputar ibadah puasa Ramadhan. Mulai dari pengertian, tata cara, hingga berbagai aspek penting yang perlu diketahui agar ibadah puasa kita diterima Allah SWT.

Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya pada Rabu (19/2).

Pengertian dan Keutamaan Sahur dalam Islam

Ilustrasi doa, Islami, Muslim. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)
Ilustrasi doa, Islami, Muslim. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)... Selengkapnya

Sahur merupakan kegiatan makan dan minum yang dilakukan sebelum terbit fajar sebagai persiapan menjalankan ibadah puasa. Dalam ajaran Islam, sahur memiliki kedudukan yang istimewa dan merupakan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Allah SWT telah memerintahkan puasa kepada umat Islam melalui firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 183:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Sahur bukan hanya sekadar ritual makan dan minum, tetapi merupakan bentuk ketaatan dan upaya menjalankan sunnah Rasulullah SAW. Melalui sahur, kita dapat mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual untuk menjalani puasa sepanjang hari.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa di dalam sahur terdapat keberkahan. Ini menunjukkan betapa pentingnya sahur sebagai bagian dari ibadah puasa yang sempurna.

Bacaan Niat Sahur dan Puasa Ramadhan

Ketika hendak melaksanakan sahur dan puasa Ramadhan, ada bacaan niat yang perlu diucapkan. Berikut adalah lafaz niat puasa Ramadhan yang dapat dibaca saat sahur:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala."

 

Syarat Sah dan Ketentuan Puasa Ramadhan

Dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, terdapat beberapa syarat sah yang harus dipenuhi agar puasa kita diterima oleh Allah SWT. Syarat-syarat ini mencakup aspek spiritual dan fisik yang menjadi landasan keabsahan ibadah puasa.

Syarat pertama dan paling fundamental adalah beragama Islam. Puasa Ramadhan merupakan kewajiban yang dikhususkan bagi umat Muslim, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan pelaksanaan rukun Islam yang keempat. Tanpa keimanan kepada Allah dan pengakuan terhadap ajaran Islam, puasa yang dilakukan tidak memiliki nilai ibadah.

Selanjutnya, seseorang yang hendak berpuasa harus sudah mencapai usia baligh atau dewasa menurut syariat. Bagi laki-laki, tanda baligh ditandai dengan mimpi basah pertama, sedangkan bagi perempuan ditandai dengan datangnya haid pertama. Meskipun demikian, anak-anak yang belum baligh tetap dianjurkan untuk berlatih puasa sebagai bentuk pembiasaan.

Syarat ketiga adalah berakal sehat. Orang yang mengalami gangguan kejiwaan atau tidak memiliki kesadaran penuh tidak diwajibkan untuk berpuasa. Islam sangat memperhatikan kondisi mental umatnya, sehingga kewajiban puasa hanya dibebankan kepada mereka yang mampu memahami dan menjalankannya dengan kesadaran penuh.

 

Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Pemahaman tentang hal-hal yang dapat membatalkan puasa sangat penting untuk menjaga keabsahan ibadah kita. Beberapa hal yang dapat membatalkan puasa antara lain:

  • Makan dan minum secara sengaja
  • Berhubungan suami istri di siang hari
  • Mengeluarkan darah haid atau nifas bagi wanita
  • Muntah yang disengaja
  • Gila atau hilang akal

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda tentang besarnya pahala puasa:

"Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta'ala berfirman (yang artinya), 'Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya'" (HR Muslim)

 

Hikmah dan Manfaat Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan bukan sekadar ritual menahan lapar dan haus, tetapi memiliki hikmah dan manfaat yang mendalam bagi kehidupan spiritual dan kesehatan fisik. Beberapa hikmah puasa Ramadhan antara lain:

  • Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT
  • Melatih kesabaran dan pengendalian diri
  • Membentuk akhlak mulia
  • Menumbuhkan rasa empati terhadap sesama
  • Membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela

Dari segi kesehatan, puasa memberikan berbagai manfaat seperti meningkatkan kesehatan jantung, memperbaiki metabolisme tubuh, membantu detoksifikasi, dan mengontrol kadar gula darah. Penelitian modern telah membuktikan bahwa puasa dapat menjadi metode yang efektif untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Doa Berbuka Puasa dan Adab-adabnya

Setelah menahan diri sepanjang hari, ibadah puasa diakhiri dengan berbuka ketika matahari terbenam. Dalam melaksanakan berbuka puasa, terdapat doa khusus yang dianjurkan untuk dibaca. Berikut adalah doa berbuka puasa yang diriwayatkan:

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.

Artinya: "Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."

Selain itu, terdapat juga doa berbuka puasa yang diriwayatkan oleh Abu Daud:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah."

Pemahaman yang mendalam tentang bacaan niat sahur dan berbagai aspek ibadah puasa akan membantu kita menjalankan ibadah dengan lebih baik dan penuh makna. Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi merupakan sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan membentuk kepribadian yang lebih baik.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya