Tata Cara Sholat Qiyamul Lail di Malam Lailatul Qadar, Bisa Dilakukan Setelah Isya hingga Menjelang Azan Subuh

Liputan6.com, Jakarta Malam Lailatul Qadar menjadi salah satu malam paling agung dalam Islam, yang keutamaannya disebut lebih baik dari seribu bulan. Untuk meraih keutamaannya, umat Islam dianjurkan menghidupkan malam tersebut dengan berbagai ibadah, salah satunya adalah sholat Qiyamul Lail. Namun, masih banyak yang belum tahu secara rinci bagaimana tata cara dan waktu yang tepat untuk melaksanakannya.

Sholat Qiyamul Lail bisa dilakukan sejak setelah sholat Isya hingga menjelang azan Subuh, dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir Ramadhan. Berbagai sumber fikih menyebutkan bahwa amalan ini sangat dianjurkan karena menjadi salah satu sarana spiritual utama dalam menghidupkan malam Lailatul Qadar.

Melalui panduan ini, umat Islam bisa memahami secara utuh tentang makna, hukum, tata cara, dan amalan pendukung sholat Qiyamul Lail agar tidak kehilangan momentum besar dari malam penuh keberkahan ini. Berikut selengkapnya, dirangkum Liputan6, Senin (24/3).

Sholat Qiyamul Lail adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada malam hari sebagai bagian dari amalan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, khususnya di malam-malam penuh keutamaan seperti Lailatul Qadar.

Secara harfiah, Qiyamul Lail berarti “berdiri di malam hari”, merujuk pada ibadah malam berupa sholat, dzikir, doa, dan tilawah Al-Qur’an. Sholat ini pun bisa termasuk Tahajud jika dikerjakan setelah tidur dan di sepertiga malam terakhir, meskipun secara umum Qiyamul Lail tidak mengharuskan tidur sebelumnya.

Dalam konteks Ramadhan, terutama sepuluh malam terakhir, Qiyamul Lail dilakukan untuk mengejar keutamaan malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. Sholat ini pun bisa menjamin umatnya yang konsisten melaksanakan Qiyamul Lail untuk masuk ke dalam surga dengan tenang dan damai, sesuai hadis yang disampaikan oleh Abdullah bin Salam, Rasulullah bersabda:

عن عبد الله بن سلام قال: أول ما قدم رسول الله صلى الله عليه وسلم المدينة انجفل الناس إليه، فكنت فيمن جاءه، فلما تأملت وجهه واستثبته علمت أن وجهه ليس بوجه كذاب. قال: وكان أول ما سمعت من كلامه أن قال: أيها الناس أفشوا السلام وأطعموا الطعام وصلوا بالليل والناس نيام تدخلوا الجنة بسلام

“Ketika Rasulullah tiba di Madinah, orang orang ramai mengerumuni beliau. Aku pun datang kepada beliau. Aku merenungkan wajah Rasulullah, tampak jelas bagiku bahwa wajahnya bukanlah wajah seorang pendusta. Dan hal pertama yang aku dengar dari ucapannya, wahai manusia tebarkanlah salam, berikanlah makanan dan shalatlah ketika orang lain sedang tidur. Niscaya kalian akan masuk surga dengan damai” dikutip dari kemenag.go.id.

Sholat Qiyamul Lail termasuk dalam kategori sunnah muakkad, yaitu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan karena memiliki banyak keutamaan.

• Sunnah Muakkad: Nabi Muhammad SAW rutin melaksanakan Qiyamul Lail, sehingga para ulama sepakat ini adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan.
• Bisa Menjadi Wajib Bila Bernazar: Apabila seseorang bernazar untuk melaksanakan Qiyamul Lail, maka ia wajib menunaikannya sesuai nazar tersebut, termasuk di semua malam 10 terakhir Ramadhan jika bernazar untuk Lailatul Qadar.
• Keutamaannya Luar Biasa: Orang yang mendirikan malam Lailatul Qadar dengan iman dan harapan pahala akan diampuni seluruh dosa masa lalunya.

Sholat Qiyamul Lail tidak memiliki jumlah rakaat yang baku, namun umumnya dilakukan dua rakaat-dua rakaat dan diakhiri dengan witir, serta bisa dilakukan dengan niat khusus jika diniatkan untuk malam Lailatul Qadar.

• Niat dan Rakaat: Niat dalam hati untuk Qiyamul Lail, lalu sholat dua rakaat seperti sholat sunnah biasa, dilanjutkan dua rakaat berikutnya sesuai kemampuan.
• Bacaan Surat: Disunnahkan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak tujuh kali setelah Al-Fatihah pada masing-masing rakaat dalam sholat khusus malam Lailatul Qadar.
• Doa dan Dzikir Setelah Sholat: Setelah salam, dianjurkan membaca istighfar 70 kali: Astaghfirullah wa atubu ilaih – “Aku memohon ampun kepada Allah dan aku bertobat kepada-Nya.”

Qiyamul Lail bisa dilakukan mulai setelah sholat Isya hingga menjelang Subuh, namun waktu yang paling utama adalah di sepertiga malam terakhir.

• Sejak Setelah Isya: Qiyamul Lail bisa dimulai setelah sholat Isya dan Tarawih, meskipun sebagian ulama menyebut waktu terbaik adalah setelah tidur malam.
• Sepertiga Malam Terakhir: Ini adalah waktu utama karena Allah turun ke langit dunia dan mengabulkan doa, memberikan ampunan, serta menerima taubat hamba-Nya.
• Menjelang Subuh: Waktu ini juga sangat dianjurkan untuk diisi dengan witir, istighfar, dan doa karena termasuk dalam waktu yang mustajab.

Selain Qiyamul Lail, ada beberapa amalan tambahan yang bisa dilakukan untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dan meraih keberkahannya.

• Membaca Doa yang Dianjurkan Rasulullah SAW: Doa paling masyhur untuk malam Lailatul Qadar adalah: Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni Artinya: “Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku.
• ”Tilawah Al-Qur’an dan Tadabbur: Bacalah Al-Qur’an dengan tartil dan renungkan maknanya sebagai bentuk mendekatkan diri pada Allah.
• Bersedekah dan Membantu Sesama: Bersedekah di malam Lailatul Qadar sangat dianjurkan karena setiap kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya.
• I’tikaf di Masjid: Bila memungkinkan, lakukan i’tikaf atau berdiam di masjid untuk fokus pada ibadah di malam-malam terakhir Ramadhan.

1. Kapan waktu Qiyamul Lail bisa dilakukan?

Mulai setelah sholat Isya hingga menjelang Subuh, dengan waktu utama di sepertiga malam terakhir.

2. Apa perbedaan Qiyamul Lail dan Tahajud?

Tahajud dilakukan setelah tidur, sedangkan Qiyamul Lail tidak mensyaratkan tidur sebelumnya.

3. Berapa rakaat sholat Qiyamul Lail?

Minimal dua rakaat, bisa dilanjutkan sebanyak mungkin sesuai kemampuan dan ditutup dengan witir.

4. Apa doa terbaik untuk dibaca saat Qiyamul Lail?

Doa yang diajarkan Nabi: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī.

5. Apa saja amalan lain selain sholat untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar?

Tilawah Al-Qur’an, dzikir, doa, sedekah, i’tikaf, dan memperbanyak istighfar.