Relawan Jokowi-JK Ini Melawan Kampanye Hitam dengan Aksi Simpatik

Sejak dibentuk pasca deklarasi Jokowi dan Jusuf Kalla, Poros Muda aktif untuk bergerak mengkampanyekan pasangan calon presiden nomor urut 2

oleh Taufiqurrohman diperbarui 27 Jun 2014, 23:22 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2014, 23:22 WIB
Jokowi-JK
(Antara Foto)

Liputan6.com, Jakarta Kampanye politik tidak identik dengan saling cela, memojokkan, caci maki, atau fitnah. Kampanye semestinya simpatik, penuh pesan-pesan positif, atau hanya dengan berkeliling sambil mengenakan atribut.

Inilah yang dilakukan para relawan Poros Muda Indonesia pendukung Calon Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Sejak dibentuk pasca deklarasi Jokowi dan Jusuf Kalla, Poros Muda aktif untuk bergerak mengkampanyekan pasangan calon presiden nomor urut 2 itu.

"Kampanye kami positif. Sifatnya hanya menjelaskan keunggulan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla," Koordinator Poros Muda Indonesia Iwan Zulkarnain  di Jakarta, Rabu (26/5).

Iwan mengatakan, masyarakat harus terus dididik untuk belajar politik secara sehat. Bukan caci maki atau memfitnah lawan politik tanpa membuat ide-ide dan gagasan yang sehat.

Setelah dibentuk di 32 Provinsi, kata Iwan, Poros Muda Indonesia terus bergerak melakukan roadshow ke kampung-kampung dan daerah-daerah keramaian lainnya.

Di kampung-kampung, Poros Muda mendirikan panggung-panggung sederhana untuk mengumpulkan masyarakat. Di tempat itu, mereka menjelaskan keunggulan-keunggulan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, sekaligus menjawab fitnah dan kampanye hitam yang memojokkan pasangan ini.

Menurut Iwan, Poros Muda memanfaatkan lapangan-lapangan kecil di lingkungan RT untuk mengumpulkan massa. Masyarakat dikumpulkan dengan musik dangdut dari orgen tunggal "Karena kalau pakai lapangan bola besar, atau bikin panggung yang besar, biayanya terlalu mahal," ucap Iwan.

Acaranya pun tidak terlalu lama. Setelah masyarakat berkumpul, perwakilan warga diminta maju ke depan untuk memberi kata-kata sambutan. Setelah itu perwakilan Poros Muda maju berorasi, menjelaskan soal kapabilitas pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla. Acara ditutup dengan membagi-bagi atribut partai seperti kaos dan pin  yang dihimpun dari dana relawan.

Memang, kata Iwan, kampanye hitam telah memojokkan seperti Jokowi dan Jusuf Kalla yang disebut sebagai PKI atau Tionghoa dan China dan diragukan ke-Islamannya. Karena itu relawan juga dalam kegiatannya berupaya menangkal isu-isu tersebut.

"Tetapi kita tidak perlu membalas lagi dengan menyebarkan fitnah. Kita hanya menjelaskan saja yang benar" ujarnya.

Selain ke kampung-kampung, relawan juga bergerak ke pusat-pusat keramaian. Di tempat tersebut, mereka membagikan atribut-atribut kaos, pin dan kalendar, dan visi misi capres Jokowi-JK.

"Kekuatan rakyat, bisa kami lihat. Ada  Spontanitas rakyat untuk pasangan ni, pemulung, kalangan usaha, pemain  musik sampai rela memberikan sumbangan mereka," ujar Iwan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya