Keluarga Gus Dur Minta Klarifikasi Prabowo soal Tudingan Menghina

Keluarga Gus Dur menyesalkan bila pernyataan Prabowo dalam wawancara tersebut benar adanya.

oleh Rochmanuddin diperbarui 07 Jul 2014, 16:29 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2014, 16:29 WIB
Ketum PBNU: Prabowo Pernah Terapi Gus Dur dengan Tenaga Dalam
Menurut Said Aqil, kelebihan Prabowo itu tak sembarangan orang memilikinya.

Liputan6.com, Jakarta - Beredarnya tulisan seorang wartawan Amerika Serikat, Allan Nairn, berbuntut panjang. Dalam blognya, allannairn.org, jurnalis yang pernah memenangkan sejumlah penghargaan jurnalistik bergengsi itu mengungkapkan Prabowo pernah menghina Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Menanggapi hal ini, keluarga Gus Dur menyatakan telah berjumpa dan berdiskusi dengan Allan Nairn selaku pewawancara dan penulis artikel, untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai konteks komentar mengenai Gus Dur dalam wawancara tersebut.

"Berlandaskan prinsip keadilan, dan demi menjaga agar situasi ini tidak berkembang menjadi fitnah publik berkepanjangan, kami membuka komunikasi dan mengharapkan klarifikasi dari Bapak Prabowo Subianto mengenai pernyataan yang sudah menjadi polemik publik ini," dalam keterangan tertulis janda Gus Dur, Hj. Sinta Nuriyah A. Wahid, dan 4 anaknya, yang diterima Liputan6.com, Senin (7/7/2014).

Keluarga Gus Dur menyesalkan bila pernyataan Prabowo dalam wawancara tersebut benar adanya, walau dilontarkan dalam konteks pembahasan mengenai demokrasi di Indonesia.

"Sebagai tokoh nasional, kami berharap Bapak Prabowo mampu meneladankan sikap non-diskriminatif kepada siapapun warga bangsa tanpa menilik perbedaan fisik. Begitu pun sikap menghormati pemimpin bangsa yang terpilih oleh rakyat melalui mekanisme demokratis, siapapun ia," lanjut keluarga.

Menurut keluarga, pernyataan bernada merendahkan tersebut menjadi kontras dengan masifnya penggunaan figur Gus Dur dalam kampanye yang dilakukan pendukung Prabowo.

"Kami meminta masyarakat untuk menahan diri dari sikap emosional dan reaktif terhadap persoalan ini, mengingat persoalan sensitif ini muncul dalam suasana puncak kampanye Pemilihan Presiden 2014. Kita seyogyanya mengedepankan prinsip dialog untuk menggali kebenaran, sebagaimana selalu diteladankan oleh guru kita Al-Maghfurlah, Gus Dur," pungkas keterangan tertulis itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya