Liputan6.com, Makassar - Jelang Pilpres 2014 pada 9 Juli mendatang, Kodam VII/Wirabuana menyatakan telah memasuki tingkat kewaspadaan atau pada level Siaga I. Maka itu pengamanan akan segera dimatangkan guna mengamkan calanya proses demokrasi.
"Kita menyatakan kewaspadaan Pilpres ini berada pada level siaga satu, sehingga semua prajurit harus lebih waspada," kata Bachtiar, Makassar, Selasa (8/7/2014).
Meski menyatakan kondisi daerah yang dikomandoinya dalam kondisi aman, namun Bachtiar mengaku penetapan status Siaga I hanyalah bentuk kewaspadaan terhadap semua potensi, yang kemungkinan bisa terjadi.
"Kondisi keamanan terus kita pantau dan pemantauan yang dilakukan di beberapa daerah dan bertemu bawahannya, tokoh-tokoh agama, masyarakat, adat serta pemangku kepentingan lainnya kami dapatkan dalam kondisi aman," jelasnya.
Bachtiar mengaku, pihaknya terus berkomunikasi dengan seluruh jajaran mulai dari tingkat Komando Regional Militer (Korem), Kodim dan Koramil, agar memastikan kondisi keamanan warga di bawah wilayah teritorialnya. Seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
"Komunikasi dengan semua pihak termasuk pimpinan dijajaran titik baik kodim dan korem terus dilakukan untuk melaporkan segala sesuatunya kepada saya supaya bisa cepat dikendalikan," ujarnya.
Dalam status Siaga I ini, Bachtiar mengaku, telah mengerahkan kurang lebih 3 ribu personel untuk membantu polisi, jika sewaktu-waktu membutuhkan bantuan keamanan dalam Pilpres.
"Kita hanya akan turun jika ada permintaan. Jadi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepolisian. Jadi 3 ribu porsenel hanya kami siagakan," ungkap Mayor Jenderal TNI Bachtiar.
Selain menyiagakan prajurit, pihak Kodam VII/Wirabuana juga menyiapkan empat unit Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) berupa tank Anoa, empat unit mobil tempur, dan puluhan unit sepeda motor yang digunakan personel untuk memantau pangamanan di lapangan.
Belakangan ini, di Makassar kerap terjadi tawuran antar desa. Tawuran ini diuga dipicu dendam antar kampung.