Liputan6.com, Jakarta - Saksi Prabowo Subianto-Hatta Rajasa asal Paniai Timur, Papua, Novela Nawipa Minggu 17 Agustus kemarin mendatangi kantor Komnas HAM, Jakarta. Namun dia merasa dijebak atas kedatangan tersebut.
"Iya, saya rasa dan saya sangat kecewa sebetulnya. Yang awalnya dia itu kakak, abang, yang awalnya ingin bersilaturahmi kok tiba-tiba saya digiring, dijebak, untuk mengakui bahwa saya yang berada di tekanan tidak ada di bawah tekanan tidak diintimidasi," ujar Novela dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com, Senin (18/8/2014).
"Tidak ada intimidasi dan tekanan itu pada waktu saya sebelum bersaksi dan waktu bersaksi di MK. Tetapi setelah saya bersaksi di MK, betul-betul saya berada di bawah tekanan dan intimidasi," tegas dia.
Novela kembali menegaskan, dirinya mendapat intimidasi dan tekanan melalui berbagai media setelah kesaksian Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). "Jadi saya diteror melalui telepon, SMS, media sosial facebook. Dari teman-temen dan sebagaianya. Namanya juga Facebook, ya siapa saja."
"Mereka menilai saya buruk. Tapi jangan menilai saya dari satu sisi, bahwa saya kader partai. Kedua, rumah saya 1 hari setelah pengakuan saya di MK, rumah saya di kampung Awabuto dirusak oleh beberapa orang. Tapi setelah itu keluarga sudah lapor ke Polsek setempat di Paniai Timur. Dan saat ini sudah aman, ada polisi berjaga-jaga di kampung Awabutu," papar dia.
Kronologis di Komnas HAM
Novela memaparkan kronologis kedatangannya di kantor Komnas HAM. Awalnya dia mengaku hanya ingin bersilaturahmi atas undangan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai sesama satu suku.
"Kami berasal dari suatu suku merasa lama tidak berjumpa. Kebetulan saya ada di Jakarta ada abang Tinus (Natalius Pigai). Kami bertemu abang, kaka Natalius Piagai," ujar Novela.
Namun sesampainya di kantor Komnas HAM tiba-tiba muncul sejumlah awak media massa mengerumuninya. "Sesampaianya saya di kantor Komnas HAM, saya sudah dikerumuni media massa. Saya kaget, sesungguhnys saya ke sini mau bersilaturahmi dengan abang, tidak lebih."
"Saya juga tidak tahu media massa tahu dari mana? Karen pada saat saya tiba di Koman HAM, tiba-tiba saya dikerumuni media massa," sambung pengusaha kontraktor itu.
Selain itu, Novela juga merasa diarahkan oleh Natalius. Bahwa ada penyelenggaraan Pilpres di Kabupaten Pinai. Padahal menurutnya, tidak ada penyelenggaraan Pilpres di kampung halamannya itu.
"Lalu setelah itu saya ke lantai 3, sampai di lantai 3 saya coba untuk digiring. Jadi saya mau diarahkan bahwa sebetulnya di Paniai itu ada Pilpres di distrik. Jadi semua yang ada di kampung dikerahkan ke kantor distrik," ujar Novela.
"Kembali lagi ke masalah di MK, bahwa di kampung saya itu tidak ada pemilihan Pilpres, TPS tidak ada, aktifitas Pemilu tidak ada. Acuan saya sebenarnya ada di situ," tandas Novela.
Baca juga:
Novela: Pengusaha Emas Tak Benar, Saya Kontraktor dan Leveransir
Novela: 1 Orang 1 Suara, Sistem Noken Jangan Jadi Kepentingan
Novela ke Komnas HAM, Timses Prabowo: Stop Politik Tipu-tipu
Novela Nawipa: Saya Butuh Perlindungan Hukum
Novela: Saya Sangat Kecewa Dijebak Komisioner Komnas HAM
Selain itu, Novela juga merasa diarahkan oleh Natalius. Bahwa ada penyelenggaraan Pilpres di Kabupaten Pinai.
diperbarui 18 Agu 2014, 23:23 WIBDiterbitkan 18 Agu 2014, 23:23 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ada 80 Gempa Vulkanik Dangkal Gunung Lokon, Warga Dilarang Memasuki Radius Bahaya
Pangeran Harry Kembali Tampil Sendirian Tanpa Meghan Markle, Isu Pisah Makin Santer
3 Dosa Penyebab Meninggal Su'ul Khotimah Menurut Imam al-Ghazali, Na'udzubillah!
Puluhan Rumah di Rokan Hulu Terendam Banjir, Bantuan Sembako Mengalir
Demi Dukung Maarten Paes di Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi Model Top Luna Bijl Datang ke Jakarta
Petaka 3 Penggali Sumur di Banyumas, Nyaris Celaka Gegara Hirup Gas Beracun
Gen ABCC11 Buat Orang Korea Selatan Tidak Bau Badan
Alasan Arsjad Rasjid Gelar Seleknas Panahan Songsong SEA Games 2025 di Kudus
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 19 November 2024
Calon Pimpinan KPK Ini Tawarkan Cara Kerja Gatot Kaca untuk Berantas Korupsi
Jaga Kampanye Akbar, Polisi Dilarang Foto Bersama Calon Bupati Rokan Hulu
Waspadai Guguran Lava Gunung Karangetang di Sitaro