Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi menyebut terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI sebagai sesuatu yang baru. Sebab, meski Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menang dalam pemilihan legislatif namun tidak dapat memimpin DPR.
"Ini ada tradisi baru," kata Jokowi ini di Balaikota DKI, Jakarta, Kamis (2/10/2014).
Jokowi menjelaskan, tradisi baru yang dimaksud yaitu pemilihan pimpinan DPR tidak lagi jatuh pada partai pemenang pemilihan umum (pemilu). Namun partai yang kalah pun memiliki peluang untuk bisa menduduki jabatan pimpinan dewan.
"Kalau dari tradisi yang lalu kan Ketua DPR itu untuk pemenang pemilu," ucap Jokowi.
Politisi Partai Golkar Setya Novanto terpilih menjadi Ketua DPR periode 2014-201 pada Kamis (2/10/2014). Dia didampingi empat wakil ketua yaitu Fadli Zon dari Fraksi Gerindra, Agus Hermanto dari Fraksi Demokrat, Fahri Hamzah dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dan Taufik Kurniawan dari Fraksi Partai Amanat Nasional.
Pemilihan pimpinan DPR yang berlangsung Kamis dini hari sempat diwarnai kericuhan. Pemimpin sidang paripurna DPR Popong Otje Djundjunan bahkan sempat kehilangan palu saat hendak menutup sidang. Suara Popong mencari palu dalam bahasa Sunda jelas terdengar ketika sidang ricuh dan peserta sidang mengerumuni kursi pimpinan.
Sebelum ditetapkannya Setyo Novanto sebagai ketua DPR, berlangsung pelantikan anggota DPR periode 2014-2019 pada Rabu 1 Oktober 2014 kemarin. Pelantikan dipimpin oleh anggota DPR tertua yakni Popong Otje Djundjunan dari Partai Golkar dan anggota DPR termuda yakni Ade Rezki Pratama dari Partai Gerindra. (Yus)
Advertisement