Pandangan Kepala BNN dalam Memaknai Ramadan

BNN juga mempunyai program rehabilitasi melalui cara keagamaan, dengan mendirikan pesantren bagi para pecandu.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 26 Jun 2015, 11:47 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2015, 11:47 WIB
pesantren-rehabilitasi-narkoba-130724d.j

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar mempunyai pandangan tersendiri memaknai Ramadan. Terutama terkait dengan pemberantasan dan pencegahan narkotika.

Menurut dia, momentum bulan suci Ramadan bisa menjadi renungan untuk menjauhi konsumsi narkoba.

"Momentum Ramadan adalah titik balik, kita bisa belajar apa saja di Ramadan. Ini adalah momentum yang paling bagus untuk merenung, mengajak para penyalahguna yang terlanjur mengonsumsi narkoba, untuk bisa merenungi," kata Anang seperti dikutip Jumat, (26/6/2015).

Anang menjelaskan, bulan suci Ramadan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pemicu atau salah satu cara untuk merehabilitasi para pecandu narkoba melalui cara keagamaan.

Pihaknya juga mempunyai program rehabilitasi melalui cara keagamaan, dengan mendirikan pesantren bagi para pecandu, seperti di Suroloyo.

"Kita punya pengalaman empiris. Kita punya pesantren namanya Suroloyo, sudah menghasilkan beberapa alumni. Mereka bisa menyembuhkan para penyalahguna (narkoba). Jadi saya kira pendekatan agama penting, pendekatan tradisional juga penting, pendekatan terapetik juga penting, medis juga penting. Jadi semua bisa menyelesaikan masalah," pungkas Anang. (Rmn/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya