ISIS Berlakukan Aturan Keras Selama Ramadan

Kelompok teroris ISIS memaksa warga untuk mengikuti aturan baru yang mereka tetapkan selama bulan suci Ramadan dan Idul Fitri.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 08 Jun 2016, 06:30 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2016, 06:30 WIB
Sulitnya Menjalani Puasa Ramdan di Wilayah Kekuasaan ISIS
Kelompok teroris ISIS memaksa warga untuk mengitu aturan baru yang mereka tetapkan selama bualan suci Ramdan dan Idul Fitri (journalfocus.com).

Liputan6.com, Baghdad - Selama bulan suci Ramadan, kelompok teroris ISIS membuat sejumlah aturan bagi umat muslim di Suriah dan Irak.

Dikutip dari VOA News, Selasa (7/6/2016), ISIS 'memaksa' umat muslim yang berada di Suriah dan Irak, untuk tidak menonton layanan TV satelit. Kelompok teroris itu bahkan membatasi jam kerja dan menetapkan larangan berpakaian bagi perempuan.

Mereka melarang penggunaan satelit TV dengan alasan, tontonan yang disediakan memicu perang psikologis terhadap aksi 'kekhalifahan' mereka.

"Kebiasan buruk yang disajikan di televisi, dapat mempengaruhi muslim dan memberikan kemenangan secara psikologis kepada musuh," kata seorang juru bicara ISIS.

Menurut sebuah laporan dari media setempat, penduduk muslim di daerah kekuasaan ISIS di Kota Raqqa, 'dibantai secara diam-diam'.

Kelompok teroris itu bahkan melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah, memeriksa semua saluran televisi yang digunakan warga.

Di Irak, mereka menahan semua warga sipil yang melalui Mosul, mengatakan mereka hanya akan dilepaskan jika menyerahkan penerima satelit televisi yang dimiliki.

Kehidupan Ramadan sangat berat dijalani oleh warga yang berada di wilayah kekuasaan ISIS.

"Jumat lalu, imam di Mosul bahkan menyerukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama Ramadan dan Idul Fitri," kata Ismat Rajab, mantan anggota pemerintah Mosul.

Ismat mengatakan, ISIS bahkan memaksa restoran dan toko kue tutup di siang hari. Dia juga mengatakan, wanita diwajibkan untuk menggunakan penutup muka -- kain yang disatukan dengan jilbab dan menutupi seluruh bagian wajah.

Cendekiawan muslim mengatakan, kelompok teroris itu memanfaatkan Ramadan, untuk memperluas pengaruh radikal mereka.

"Mereka tidak membedakan Ramadan dengan bulan lainnya. Tapi, selama bulan suci ini, mereka ingin memperlihatkan kepada pengikutnya, seakan-akan mereka lebih saleh dari muslim lainnya," kata seorang cendekiawan Universitas Azar, Sheikh Mohammaed Sharaffadine.

Menurut pesan suara tentang aksi terorisme yang disebarkan pada bulan Mei lalu oleh juru bicara ISIS, mereka akan melancarkan serangan di Inggris dan Eropa selama bulan Ramadan.

"Melalui propaganda itu, mereka (ISIS) tidak hanya menargetkan simpatisan saja, tapi juga ingin melibatkan muslim yang hidup dengan damai di negara Barat," kata Sharaffadine.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya