Liputan6.com, Yaounde - Muslim di seluruh dunia tengah menjalankan puasa bulan Ramadan, termasuk di Kamerun. Meski demikian, mereka hidup harmonis bersama umat beragama lainnya.
Di sana saat waktu buka puasa tiba, umat Kristen dan Animis atau penganut Animisme tak sungkan untuk bergabung dengan umat Muslim. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan solidaritas menentang kelompok teroris Boko Haram, yang terus melancarkan serangan sejak tahun 2014.
Baca Juga
Saat menjelang magrib, terlihat ratusan orang berkumpul di masjid terbesar di Yaounde untuk salat dan berbuka puasa. Tapi tidak semua yang hadir di masjid itu Muslim.
Advertisement
Para pemeluk Kristen di sana juga datang untuk berbagi makanan. Mereka menunggu di lapangan sementara umat Muslim salat.
"Pesannya hanya satu: agar Kamerun tetap sama. Umat Kristen dan Muslim harus hidup berdampingan. Kita tidak boleh mendiskriminasi dan kita berdoa agar Kamerun lebih baik," kata Charles Nzobo, seorang sesepuh di katedral Katolik di kota itu seperti dikutip dari VOAÂ News, Senin (13/6/2016).
Solidaritas
Kamerun tidak punya sejarah konflik beragama. Tapi beberapa orang khawatir pemberontakan Boko Haram di bagian utara menciptakan ketegangan dan kecurigaan antara pemeluk Kristen dan Muslim sebagaimana yang terjadi di Nigeria.​
Sekitar seperempat populasi Kamerun adalah Muslim. Pihak berwenang menangkap puluhan imam Muslim karena diduga mendukung Boko Haram. Tapi mereka yang berkumpul di masjid mengatakan orang-orang seharusnya tidak boleh pukul rata.
Joseph Ndinga, seorang pemuka dari istana pemimpin tradisional di Tsinga-Yaounde mengatakan, ajang kumpul buka puasa ini untuk menunjukkan solidaritas dengan komunitas Muslim yang akan membantu memerangi Boko Haram.
"Ini adalah tradisi Afrika. Kalau seseorang senang atau kesusahan, pasti akan datang ke saudaranya," ujarnya.
Bagi umat Muslim, Ramadan adalah bulan paling suci dalam setahun.
Beberapa imam mengatakan hanya Muslim yang puasa yang boleh ikut buka puasa. Tapi Muhamadou Labarang, sekretaris masjid tersebut mengatakan semua orang disambut dengan tangan terbuka di masjid ini.
Ia mengatakan, mereka berbagi makanan sebagaimana yang tertulis di Alquran bahwa sesama umat harus saling berbagi agar mendapatkan pahala dan berkah dari Allah. Ia pun bersyukur bahwa Muslim dan non-Muslim bisa hidup rukun berdampingan di Kamerun dan mereka berdoa agar selalu diberikan kedamaian.