Liputan6.com, Jakarta - Bek sayap Persib Bandung Jajang Sukmara mengaku masih beradaptasi dengan perubahan jadwal kompetisi selama bulan Ramadan. Liga 1 selalu kick off pada malam hari dan hal ini membuat Jajang menyiasati porsi berbuka puasa.
Sebagai pesepakbola muslim di Indonesia, Jasuk--panggilan sang pemain-- mendapat pengalaman yang sama tiap tahunnya. Dia tak bisa berbuka puasa dengan menyantap banyak makanan sekaligus karena akan bertanding beberapa jam sesudahnya.
Baca Juga
"Saya yang terbiasa dengan jadwal reguler hanya menyiasati menu makan sebelum pertandingan di bulan puasa. Porsinya akan diperbanyak mungkin setelah pertandingan," kata Jajang kepada wartawan.
Pemain 28 tahun tahun tersebut juga enggan menambah suplemen khusus saat tengah berpuasa. Menurutnya kondisi badan tetap prima jika dia bisa mengatur waktu tidur dengan baik.
"Tergantung pemain kalau soal konsumsi suplemen. Saya pribadi pakai yang normal saja. Porsi latihan juga sama, hanya yang kurang durasi latihannya," kata Jasuk.
"Awalnya memang semua harus adaptasi. Kita sudah tahu bakal begini tapi pasti kembali adaptasi dari awal tiap datang bulan Ramadan. Proses ini cepat kok," ujarnya. Jadi waktu sahur dan istirahat semua seimbang," kata Jasuk mengakhiri.
Advertisement