Sambil Terisak, Dedi Mulyadi Meminta Maaf di Hadapan Masyarakat

Tahun 2017 ini merupakan sambutan terakhir Dedi Mulyadi dalam Salat Ied sebagai Bupati setelah hampir 10 tahun memimpin Purwakarta.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 27 Jun 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2017, 08:15 WIB
Sambil Terisak, Dedi Mulyadi Meminta Maaf di Hadapan Masyarakat
Tahun 2017 ini merupakan sambutan terakhir Dedi Mulyadi dalam Salat Ied sebagai Bupati setelah hampir 10 tahun memimpin Purwakarta.

Liputan6.com, Jakarta Suasana haru menyelimuti ribuan masyarakat Purwakarta Minggu (25/6) pagi ketika melaksanakan ibadah Salat Idul Fitri di halaman Mesjid Agung Baing Yusuf Purwakarta. Jemaah Salat Ied yang datang sejak Pukul 05.30 WIB tersebut memadati halaman Mesjid Agung, Taman Pesanggrahan Padjadjaran, Taman Maya Datar hingga area depan rumah dinas Bupati Purwakarta.

Sebelum rangkaian Salat Ied dan Khutbah dimulai, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berkesempatan menyampaikan sambutan atas nama pemerintahan setempat. Untuk diketahui, sambutan ini merupakan sambutan terakhir dirinya dalam Salat Ied sebagai Bupati setelah hampir 10 tahun memimpin Purwakarta.

Dengan raut wajah teduh, pria yang kini gemar mengenakan peci hitam itu meminta maaf kepada seluruh masyarakat, karena belum sempurna dalam melaksanakan pembangunan di Purwakarta.

"Saya hampir 10 tahun menjabat sebagai Bupati, tentu masih ada hal yang belum sempurna dan belum saya selesaikan. Untuk itu saya mohon maaf kepada masyarakat apabila kepemimpinan saya belum sesuai harapan," kata Dedi sambil terisak.

Meski begitu, ia mengaku telah melakukan ikhtiar maksimal untuk melaksanakan pembangunan walaupun dengan anggaran dan kebijakan yang terbatas oleh kewenangan. Oleh karena ikhtiar tersebut, banyak program yang dicitakan berhasil dengan baik.

"Kita berhasil melaksanakan mission impossible, membuka akses jalan lingkar barat di Sukasari untuk warga yang selama ini terisolir aksesnya. Kita juga berhasil membebaskan masyarakat Purwakarta dari mengkonsumsi beras raskin melalui program beras perelek dan ATM beras," ujarnya.

Sambil berurai air mata, Dedi memberikan amanat kepada siapapun yang kelak menggantikan dirinya sebagai Bupati Purwakarta pada Tahun 2018 mendatang.

Amanat tersebut meliputi pola pembangunan yang tidak boleh merusak alam dan lingkungan sekitar. Ia menekankan pembangunan berbasis pedesaan dan kultur yang selama ini dia lakukan agar dilanjutkan oleh Bupati selanjutnya.

"Pembangunan ini harus terus dilanjutkan dengan tanpa merusak alam dan lingkungan. Jangan ada rakyat miskin yang tidak bisa pulang dari rumah sakit karena belum membayar tagihan. Jangan ada rakyat miskin dan anak yatim yang terlantar tanpa perhatian pemerintah," tandasnya.

Usai melaksakan Shalat Ied, seluruh jamaah berebut untuk bersalaman dengan Dedi Mulyadi. Ia tampak melayani permintaan salaman dan berfoto bersama sebelum akhirnya kembali ke rumah dinasnya.

 

Powered By:

Kabupaten Purwakarta

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya