Liputan6.com, Abu Dhabi - Letusan meriam yang memekakkan telinga. Diikuti oleh suara azan yang bergema dari pengeras suara sebuah masjid.
Itu adalah suara yang terkait erat dengan berakhirnya puasa setiap hari selama bulan Ramadan bagi sebagian besar penduduk Uni Emirat Arab (UEA).
Namun, mengapa harus ada letusan meriam?
Advertisement
Ahmad Al Jafflah, seorang pemandu di Pusat Pemahaman Budaya Shaikh Mohammad Bin Rashid, mengatakan bahwa sementara sebagian besar masjid di UEA memiliki muazin, atau orang yang memanggil untuk salat, mereka tidak memiliki pengeras suara, sampai beberapa dekade yang lalu.
Baca Juga
Meriam adalah cara terbaik untuk membuat orang tahu bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri puasa Ramadan mereka, demikian seperti dikutip dari Gulf News, Kamis (9/5/2019).
"Itu suara yang indah karena itu adalah suara yang kita ingat sejak kecil. Kami akan berdiri di luar dan segera setelah meriam ditembakkan, kami akan berlari ke rumah dan mulai makan bersama keluarga kami," kata Rashid.
Praktek menembakkan meriam untuk menandai berakhirnya puasa Ramadan dimulai di Sharjah pada tahun 1930, di Dubai dimulai pada tahun 1960 dan di Abu Dhabi pada tahun 1970.
"Terkadang kami akan bermain kelkar satu sama lain. Kami akan mengambil sepotong kayu dan memukul-mukul tangki air dan keluarga akan berpikir itu adalah tembakan meriam dan mulai mengakhiri puasa mereka lima menit sebelumnya. Kami akan berlari dan menghentikan mereka. Jadi itu juga menyenangkan bagi kami," tambahnya.
Penanda Waktu Ramadan dan Idul Fitri
Meriam juga menjadi penanda dimulainya 1 Ramadan di Uni Emirat Arab, yang ditandai dengan dua tembakan meriam.
Dua tembakan juga akan diletuskan jika hilal untuk menandai akhir Ramadan, alias 1 Syawal (atau Idul Fitri) telah terlihat. Dan dua tembakan lagi diletuskan pada awal salat Idul Fitri.
Meriam yang digunakan saat ini di UEA adalah buatan Inggris, dari tahun 1945.
Di Dubai, lima meriam ditembakkan di tempat-tempat berikut: Burj Khalifa, tempat salat Id di Al Mankhool dan Al Baraha, Madinat Jumeirah dan di Dubai City Walk, sementara satu disimpan sebagai cadangan.
Di Sharjah, 11 meriam ditempatkan di penjuru emirat.
Di Abu Dhabi, sebuah meriam ditempatkan di Masjid Shaikh Zayed.
Advertisement