Liputan6.com, Dubai - Tahukah Anda bahwa ada tiga perbedaan waktu buka puasa di Burj Khalifa? Fakta unik ini disebabkan oleh: semakin tinggi posisi Anda berada di gedung pencakar langit ikonik Dubai tersebut, maka matahari kian muncul lebih lama.
Hal itu dijelaskan oleh ahli astrofisika terkenal, Neil deGrasse Tyson, yang mengunggah pemaparannya di Twitter pada Minggu, 5 Mei 2019.
Baca Juga
During Ramadan, daytime fasting for Muslims ends at sunset. But for Dubai’s Burj Khalifa, the tallest building in the world, the Sun sets four minutes later at the top than at the bottom. High-floor dwellers see beyond the ground-level horizon, farther along Earth’s curvature. pic.twitter.com/nQFjtNObJE
— Neil deGrasse Tyson (@neiltyson) May 4, 2019
Selama puasa Ramadan, buka puasa bagi Muslim dilakukan ketika matahari terbenam. Tapi di Burj Khalifa Dubai, bangunan tertinggi di dunia, matahari terbenam empat menit kemudian di (ruangan) atas daripada di (ruangan) bawah. Penghuni di lantai tinggi melihat (matahari) melampaui cakrawala permukaan tanah, lebih jauh di sepanjang kelengkungan Bumi.
The Islamic Affairs and Charitable Activities Department dari Pemerintah Dubai telah meminta semua residen di Burj Khalifa, dan menara-menara pencakar langit lainnya, untuk memperhatikan perbedaan waktu buka puasa tergantung pada lantai tempat mereka tinggal.
Advertisement
Ini telah menjadi fakta populer dalam beberapa tahun terakhir bahwa penduduk di gedung-gedung tinggi negara itu harus berpuasa sedikit lebih lama daripada yang lain --tambahan waktu 6 menit sebelum waktu buka puasa biasanya.
Departemen itu mengeluarkan sebuah surat edaran yang menyatakan, orang-orang yang berada di antara lantai 60 dan 120 di Burj Khalifa, akan berpuasa selama 4 menit lebih lama daripada yang lain di Dubai.
Perbedaan waktu puasa dan buka puasa yang didasarkan pada ketinggian seperti itu membuat jadwal salat subuh dilaksanakan 2 menit lebih awal dari jadwal pada umumnya di Dubai, dan menunda salat magrib dan isya selama 2 menit dari jadwal standar.
Selain itu, departemen menambahkan bahwa orang yang tinggal di lantai 121 dan di atasnya, harus berpuasa 6 menit lebih lama, karena salat subuh baru boleh dikerjakan 3 menit lebih awal, sedangkan salat magrib dan isya 3 menit lebih lambat daripada waktu normal.
Burj Khalifa sendiri memiliki 163 lantai dan tinggi hingga 828 meter di atas permukaan tanah.
Sambut Ramadan 2018, 'Lukisan' Cahaya Warna-Warni Menghiasi Burj Khalifa
Sebelumnya pada Ramadan 2018, Burj Khalifa mengadakan dua pertunjukan menawan yang akan memukau para pengunjung.
Seperti dikutip dari Khaleej Times, Minggu, 20 Mei 2018, pertunjukan pertama dalam rangka menyambut Bulan Suci tersebut berupa tampilan inspiratif dari terobosan karya perancang atau pelukis Art Noor. Melalui sebuah lukisan yang terinspirasi oleh 99 Asmaul Husna atau Nama Allah.
Karya masterpiece yang telah dipamerkan di beberapa lokasi ternama dan dirampungkan selama lebih dari 15 tahun itu, kini dapat disaksikan di Burj Khalifa sebagai 'kanvasnya'. Dipertunjukkan melalui 'lukisan' cahaya lampu LED warna-warni.
Selain itu adalah karya desain Freelusion, agensi yang berbasis di Budapest, Hungaria, yang mengkhususkan diri dalam proyeksi bangunan dan konten 3D.
Pertunjukan di Dubai tersebut menggabungkan efek glazier dari musik yang disinkronkan dalam simfoni melodi dan desain yang langka.
Advertisement
Perpanjang Waktu Operasional
Selama Ramadan tahun lalu, Burj Khalifa SKY, dek observasi tertinggi di dunia di menara itu, memperpanjang jam operasional dari pukul 10.00 sampai 01.00 dini hari. Dengan waktu masuk terakhir untuk pengunjung pukul 23.45.
Sementara pertunjukan cahaya lampu LED terkini di Burj Khalifa selama Ramadan 2018 berlangsung setiap Minggu hingga Rabu, pukul 19.15 hingga 22.15. Lalu pada hari Kamis hingga Sabtu, setiap 30 menit dari pukul 19.15 sampai 22.45.