Liputan6.com, Washington DC - Muslim Indonesia di Washington D.C, Amerika Serikat memperingati Nuzulul Quran sekaligus berbuka puasa bersama. Penceramah mengingatkan Muslim agar mengamalkan dan mengajarkan Alquran dan persatuan.
Memasuki 10 hari kedua Ramadan, umat Islam Indonesia di kawasan Washington D.C mengadakan peringatan Nuzulul Quran dan mendatangkan Dr. Khairan Muhammad Arif, lektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Advertisement
Baca Juga
Dalam isi ceramahnya, Dr. Khairan kembali mengingatkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia, serta pengubah peradaban manusia menjadi peradaban yang sangat manusiawi.
Ia mengajak hadirin malam itu untuk melakukan lima hal untuk menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup yaitu mempercayai, membaca, menghapal, mengamalkan dan mengajarkan.
"Nuzulul Quran kita peringati begitu. Semoga umat Islam, insya Allah kembali kepada Quran. Kalau umat ini mau kembali pada Quran, insya Allah damai, aman, bersatu, makmur, sejahtera, sebagaimana umat Islam terdahulu."
Acara diadakan di kediaman Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Mahendra Siregar. Menjamu lebih dari 300 orang malam itu, Mahendra mengaku senang. Ia mengatakan, itu menunjukkan semangat umat yang tinggi dalam beribadah puasa dan memperingati hari besar agama.
Tentu juga, kata Mahendra, itu menunjukkan, "kerinduan untuk berkumpul di antara warga masyarakat yang ada di Washington D.C area ini, dan bahwa kekerabatan dan silaturahmi itu jugalah yang pada akhirnya membawa kita semua pada suasana yang baik dalam bulan suci ini."
Tanggapan Warga yang Hadir
Di antara yang hadir Jumat malam itu adalah Puryono Marsam dan keluarga. Ia menilai acara malam itu sesuai temanya, memperingati turunnya Alquran dan perubahan total masyarakat karena Alquran.
"Menurut saya acaranya bagus. Bagus sekali. Jadi, pesan utamanya adalah bagaimana alquran menjadi petunjuk hidup bagi umat manusia, khususnya umat Islam," ujarnya.
Yang juga ia senang dari acara malam itu, penceramah mendoakan umat Islam di Indonesia bersatu pasca Pemilu.
"Dengan berpegang teguh pada Alquran, seandainya kita berbeda pendapat pun kita seharusnya tetap merasa satu umat. Meskipun itu beda pilihan, atau beda perspektif, atau cara pandang, segala macam, itu yang diangkat menurut saya relevan dengan keadaan sekarang," tambah Puryono.
Dr. Khairan Muhammad Arif berada di Amerika untuk ber-Safari Ramadan di pantai timur Amerika atas undangan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Amerika.
Setelah mengunjungi beberapa negara bagian, ia memuji kebebasan beragama di Amerika, di mana umat bisa beribadah, berdakwah, memperingati hari-hari besar keagamaan, bahkan mempraktikkan ajaran agama tanpa ragu, termasuk Muslim yang merupakan kelompok minoritas.
Advertisement