Liputan6.com, Jakarta Umat muslim yang taat dan beriman tentu akan merasa sedih karena berpisah dengan bulan yang penuh berkah, yakni Ramadan. Bulan tersebut seringkali dirindukan oleh umat muslim di dunia. Bahkan, para ulama dan orang saleh sudah berdoa kepada Allah sejak enam bulan sebelumnya agar dipertemukan dengan bulan Ramadan.
Dilansir dari muslim.or.id, hal itu dikatakan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali sebagai berikut:
Baca Juga
ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟﺴَّﻠَﻒُ : ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳُﺒَﻠِّﻐَﻬُﻢْ ﺷَﻬْﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻧَﺎﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﻘَﺒَّﻠَﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ
Advertisement
“Sebagian salaf berkata, “Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama 6 bulan agar mereka disampaikan pada bulan Ramadan. Kemudian mereka juga berdoa berdoa selama 6 bulan agar Allah menerima (amalan mereka di bulan Ramadan).”
Perasaan sedih karena meninggalkan bulan Ramadan menjadi salah satu bukti keimanan orang-orang yang takwa. Tidak sedikit para ulama dan orang soleh yang mengungkapkan kesedihan dan tangisan karena berpisah dengan Ramadan. Hal itu kembali diungkapkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali sebagai berikut :
كيف لا تجرى للمؤمن على فراقه دموع وهو لا يدري هل بقي له في عمره إليه رجوع
قلوب المتقين إلى هذا الشهر تحِن ومن ألم فراقه تئِن
ياشهر رمضان ترفق، دموع المحبين تُدْفَق، قلوبهم من ألم الفراق تشقَّق، عسى وقفة للوداع تطفئ من نار الشوق ما أحرق، عسى ساعة توبة وإقلاع ترفو من الصيام كل ما تخرَّق، عسى منقطع عن ركب المقبولين يلحق، عسى أسير الأوزار يُطلق، عسى من استوجب النار يُعتق، عسى رحمة المولى لها العاصي يوفق
“Bagaimana bisa seorang mukmin tidak menetes air mata ketika berpisah dengan Ramadan, sedangkan ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi. Hati orang-orang yang bertakwa mencintai bulan ini, dan bersedih karena pedihnya berpisah dengannya Wahai bulan Ramadan, mendekatlah, berderai air mata para pencintamu, terpecah hati mereka karena perihnya berpisah denganmu."
Semoga perpisahan ini mampu memadamkan api kerinduan yang membakar. Semoga masa bertaubat dan berhenti berbuat dosa mampu memperbaiki puasa yang ada bocornya, Semoga yang terputus dari rombongan orang yang diterima amalannya dapat menyusul.
Semoga tawanan dosa-dosa bisa terlepaskan. Semoga orang yang seharusnya masuk neraka bisa terbebaskan. Dan semoga rahmat Allah bagi pelaku maksiat akan menjadi hidayah taufik.”
Istikamah usai Ramadan
Meski sedih, hal terpenting yang harus dijalankan adalah tetap istikamah melaksanakan ibadah usai Ramadan. Hal itu menjadi salah satu bukti bahwa ibadah yang kita jalankan selama bulan Ramadan diterima oleh Allah SWT. Para ulama mengatakan:
إن من علامةِ قبول الحسنة، الحسنة بعدها
“Sesungguhnya di antara alamat diterimanya kebaikan adalah kebaikan selanjutnya”
Cara untuk membuktikan sifat istikamah, umat muslim selalu rajin melaksanakan ibadah baik sunah maupun wajib selepas bulan Ramadan. Orang-orang yang hanya melakukan ibadah di bulan Ramadan saja, dan meninggalkan amalan-amalan wajib usai Ramadan, termasuk dalam sejelek-jelek kaum. Hal ini diungkap oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz berikut:
سُئل بعض السلف عن قوم يتعبدون، ويجتهدون في رمضان، فإذا خرج رمضان تركوا فقال: بئس القوم لا يعرفون الله إلا في رمضان. وهذا صحيح إذا كانوا يضيّعون الفرائض
“Sebagian salaf ditanya mengenai sekelompok orang yang mereka beribadah dan bersungguh-sungguh di bulan Ramadan. Jika Ramadan telah berlalu, mereka meninggalkan ibadah tersebut. Ada ungkapan, sejelek-jelek kaum adalah yang tidak mengenal Allah, kecuali pada bulan Ramadan. Ungkapan ini benar jika mereka tidak melakukan/lalai akan perkara-perkara wajib.”
Setelah berpisah dengan Ramadan, umat muslim diharapkan menjalankan ibadah wajib agar bisa menjadi penghapus dosa antara Ramadan ini dan Ramadan selanjutnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺍﻟﺼَّﻠَﻮَﺍﺕُ ﺍﻟْﺨَﻤْﺲُ ﻭَﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻭَﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻣُﻜَﻔِّﺮَﺍﺕٌ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻦَّ ﺇِﺫَﺍ ﺍﺟْﺘَﻨَﺐَ ﺍﻟْﻜَﺒَﺎﺋِﺮَ
“Antara salat yang lima waktu, antara Jumat yang satu dan Jumat berikutnya, antara Ramadan yang satu dan Ramadan berikutnya, di antara amalan-amalan tersebut akan diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar.”
Advertisement