Jemaah Wafat Setelah Wukuf di Arafah, Sempurnakah Hajinya?

Orang yang meninggal dunia selepas hari Arafah ibadah haji yang dilakukannya belum sempurna.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2019, 15:07 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2019, 15:07 WIB
Usai Dimandikan, Jenazah Mbah Moen Disemayamkan di Daker Makkah
Umat muslim mengangkat jenazah KH Maimun Zubair atau Mbah Moen saat akan disemayamkan di Kantor Urusan Haji Daker Syisyah, Makkah, Arab Saudi, Selasa (6/8/2019). Mbah Moen meninggal dunia di Makkah al Makaromah sekitar pukul 04.30 waktu setempat. (Liputan6.com/HO/Baharuddin/MCH)

Liputan6.com, Jakarta - Arafah merupakan sebuah tempat mulia yang menjadi arena berkumpulnya hamba-hamba Allah SWT yang taat di Tanah Suci.

Tempat ini selalu dipenuhi dengan warna putih pakaian jemaah haji dan umrah. Mereka semua melebur setiap perbedaan duniawi dan menghapus sisa-sisa kemusyrikan dan kesombongan saat di Arafah.

Arafah juga menjadi tempat jemaah haji melakukan wukuf. Wukuf merupakan rukun haji yang harus dilakukan oleh jemaah haji.

Tetapi bagaimana jika meninggal dunia seusai wukuf pada hari Arafah, sempurnakah hajinya?

Dikutip dalam buku 100 Tanya-Jawab Haji & Umrah karya DR Yusuf Al-Qaradhawi, orang yang meninggal dunia selepas hari Arafah ibadah hajinya belum sempurna.

Sebab, ia masih harus menunaikan tawaf ifadah yang berdasarkan kesepakatan umum ulama (ijtima) merupakan rukun yang kedua.

Berbeda hanya kalau seorang meinggal dunia setelah melaksanakan tawaf ifadah di Kakbah. Ibadah hajinya telah sempurna karena ia telah menunaikan dua rukun utama, yakni wukuf di Arafah dan tawaf ifadah. Allah berfirman :

وَلْيَطَّوَّفُوا۟ بِٱلْبَيْتِ ٱلْعَتِيقِ

"Dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)." dikutip dari Alquran surat Al Hajj ayat 29.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tetap Dapat Pahala

Masjidil Haram
Ribuan jemaah melakukan tawaf dan memadati sekitar Kakbah di Masjidil Haram, kota suci Makkah, Arab Saudi pada Rabu (7/8/2019). Kondisi Masjidil Haram menjelang puncak ibadah haji kian dipadati jemaah dari berbagai negara. (Photo by FETHI BELAID / AFP)

Hanya saja, jemaah haji yang meninggal tersebut tetap mendapatkan pahala karena ia sudah berniat dan sudah melaksanakan amalan haji lainnya, terutama wukuf di Arafah. Menyinggung tentang hijrah, Allah berfirman :

وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah,niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijarah kepada Allah dan Rasul-Nya,kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang." dikutip dari Alquran surat An Nisa ayat 100.

Rasullah juga bersabda:

"Semua amal itu hanya sesuai dengan niatnya. Dan, setiap orang hanya memperoleh apa yang diniatkannya,".

 

(Desti Gusrina)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya