Mengintip Persiapan Kemenkes Jelang Puncak Ibadah Haji

Kedua pos kesehatan selama puncak haji tersebut diperkuat dengan adanya enam pos satelit di sejumlah titik di Arafah.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2019, 18:45 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2019, 18:45 WIB
Jemaah Haji lakukan ritual thawaf di Masjidil Haram, Mekah
Jemaah Haji lakukan ritual thawaf di Masjidil Haram, Mekah (Liputan6.com/Muhammad Ali)

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh jemaah haji akan memasuki puncak pelaksanaan ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuza). Fase Armuzna ini akan terjadi pada tanggal 9 sampai 13 Dzulhijah atau diperkirakan dimulai 10 Agustus 2019.

Pelaksanaan ibadah haji di Armuzna, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan pos kesehatan khusus di dua lokasi, yakni pos kesehatan Arafah dan Mina.

"Pos kesehatan ini untuk memudahkan akses dan layanan kesehatan bagi jemaah haji Indonesia, di samping klinik kesehatan yang disediakan oleh Kerajaan Arab Saudi," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI Dr dr Eka Jusup Singka, Msc, dilansir dari keterangan tertulis Kemenkes, Jumat (9/8/2019).

Menurutnya, kedua pos kesehatan tersebut diperkuat dengan adanya enam pos satelit di sejumlah titik di Arafah, 11 di Muzdalifah, dan 10 di sepanjang jalur atas dan bawah jamarat. Begitu juga ambulans dan perbekalan kesehatan.

"Seluruh sumber daya kesehatan baik dari Daker Makkah, Madinah maupun Bandara difokuskan sepenuhnya untuk melayani jemaah haji Indonesia pada prosesi ini," ucap Eka.

Dia mengatakan, pada tahun ini jemaah haji Indonesia sebanyak 231.000 dan kedua pos akan melayani selama ibadah puncak.

Petugas yang melayani yaitu gabungan dari Tim Kuratif dan Rehabilitiatif (TKR) dan Tim Mobile Bandara dari tiga daerah kerja. Selain itu masih ada Tim Promotif Preventif (TPP) dan Tim Gerak Cepat (TGC), serta tenaga kesehatan lainnya.

"Semua tim tadi memiliki beragam profesi kesehatan yaitu, dokter,dokter gigi, dokter spesialis, perawat, apoteker, sanitarian, ahli gizi, tenaga kesehatan masyarakat, dan sebagainya," ucapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Petugas Kesehatan Lainnya

Masjidil Haram
Ribuan jemaah melakukan tawaf dan memadati sekitar Kakbah di Masjidil Haram, kota suci Makkah, Arab Saudi pada Rabu (7/8/2019). Kondisi Masjidil Haram menjelang puncak ibadah haji kian dipadati jemaah dari berbagai negara. (Photo by FETHI BELAID / AFP)

Petugas kesehatan lainnya, menurut Eka, adalah Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang menjadi satu kesatuan dengan kloternya.

"Setiap kloter didampingi oleh 3 orang tenaga kesehatan (1 dokter, 2 perawat). Total terdapat 1.587 tenaga kesehatan untuk melayani 529 kloter. Mereka juga akan memberikan layanan kesehatan, menyampaikan edukasi dan merujuk jemaahnya bila diperlukan," terangnya.

Sementara itu, menurut dr Muhammad Imran, Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, untuk mengakomodasi jemaah yang sakit dan masih dirawat inap saat masa Armuzna, KKHI Makkah telah menyiapkan 10 bus untuk safari wukuf.

"Empat bus untuk pasien dengan posisi berbaring, dengan daya tampung maksimal 8 pasien per bus. Sedangkan enam bus untuk posisi duduk, dengan daya muat 50 pasien.Total kapasitas bus untuk program safari wukuf sebanyak 332 pasien," tutur Imran beberapa waktu lalu saat menerima Amirul Hajj dan rombongan.

Sementara itu, selama lima hari Armuzna, KKHI Makkah tetap siaga memberikan layanan. Begitu juga pelayanan kesehatan di sektor dan kloter terutama bagi yang jemaahnya memutuskan untuk tidak kembali ke tenda melainkan langsung pulang ke hotel dekat area Mina.

"Semua dikolaborasikan dan dikendalikan dengan baik untuk memberikan layanan optimal kepada jemaah haji Indonesia," tandas Imran.

 

(Desti Gusrina)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya