Abdullah bin Hudzafah dan Kisahnya Membebaskan Tawanan Muslim dari Kaisar Romawi

Dalam tekanan sebagai tawanan bangsa Romawi, Abdullah bin Hudzafah tak gentar. Dia bahkan sukses membebaskan semua tawanan muslim lainnya.

oleh Muhammad Ali diperbarui 12 Mei 2020, 03:31 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2020, 03:31 WIB
[Bintang] Ilustrasi Adzan Maghrib
Berikut jadwal buka puasa di bulan Ramadan 2017. (Sumber Foto: Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Pada 19 Hijriah, Khalifah Umar bin Khattab mengirim pasukan untuk menggempur Romawi, dan Abdullah bin Hudzafah As Sahmi ikut bergabung dalam pasukan itu. Kaisar Romawi sudah mendengar kisah pasukan kaum muslimin yang memiliki keimanan kuat serta akidah kokoh dan rela mengorbankan jiwa di jalan Allah dan Rasul-Nya.

Kaisar Romawi memerintahkan kepada pasukannya jika berhasil menangkap seorang prajurit muslim, hendaknya tidak diapa-apakan. Para pasukan diminta membawanya menghadap Kaisar Romawi dalam keadaan hidup.

Takdir Allah menetapkan Abdullah bin Hudzafah menjadi tawanan bangsa Romawi. Maka pasukan pun membawa Abdullah menghadap Kaisar. Para prajurit berkata, "ini sahabat Muhammad yang masuk Islam lebih dulu dan kami berhasil menangkapnya dan sekarang kami membawanya menghadapmu."

Kaisar Romawi lantas memandang Abdullah bin hudzafah secara saksama. Dia lalu berkata, 'akan ku tawarkan sesuatu kepadamu."

"Apa itu," tanya Abdullah.

"Aku menawarkan kepadamu untuk masuk agama Nasrani. Kalau kau mau, akan kubiarkan engkau hidup dalam kemuliaan," jawab Kaisar.

Abdullah menjawab dengan tegas, "aku tidak mau. Aku lebih suka mati 1.000 kali lebih ketimbang menerima tawaran mu."

"Menurutku, kau orang yang mulia. Kalau kau menerima tawaranku, akan ku jadikan kau pembantuku dan akan dibagi kekuasaan dengan mu," rayu Kaisar.

"Demi Allah, andai saja seluruh milikmu dan semua milik bangsa Arab kau berikan kepadaku supaya aku keluar dari agama Muhammad sekejap saja, aku tidak akan pernah mau," tanggap Abdullah yang dalam keadaan terikat itu seraya tersenyum.

"Kalau begitu, aku akan membunuhmu," ancam Kaisar. "Lakukan saja apa yang kau mau," balas Abdullah bin Hudzafah tak gentar.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Ditombak Tangannya

Kemudian Kaisar memerintahkan agar Abdullah disalib. Dia menginstruksikan para juru tombaknya untuk melontarkan tombak ke arah tangan Abdullah, sebab dia berani menolak memeluk agama Nasrani. Kaisar pun memerintahkan juru tombaknya untuk melemparkan tombak ke arah kaki Abdullah lantaran dia berani menolak meninggalkan agamanya.

Setelah itu Kaisar meminta para juru tembak berhenti dan menyuruh mereka menurunkan Abdullah dari tiang salib. Kemudian Kaisar meminta disediakan sebuah tempayan besar berisi minyak. Dia lalu menyalakan api hingga minyaknya mendidih. Lalu dia menyuruh pembantunya membawa dua tawanan prajurit Muslim lainnya.

Selanjutnya Kaisar memerintahkan agar salah seorang dari tawanan itu dimasukkan ke dalam tempayan. Pasukan pun memasukkan tawanan tersebut dan seketika dagingnya pun terburai hingga tulangnya menjadi terlihat.

Kaisar Romawi lantas menoleh ke arah Abdullah bin Hudzafah. Dia kembali mengajaknya untuk masuk agama Nasrani namun Abdullah menolaknya dengan lebih keras lagi. Tatkala kesabaran Kaisar sudah habis, dia menyuruh pembantunya memasukkan Abdullah ke dalam tempayan bersama kedua sahabatnya tadi.

Tatkala para pengawal membawa Abdullah, kedua matanya mengeluarkan air mata. Maka para pengawal memberitahu kepada Kaisar Romawi bahwa Abdullah menangis. Kaisar pun mengira bahwa Abdullah merasa takut dan dia pun berkata, "bawa kembali dia menghadapku."

 

Pembebasan Tawanan

Tatkala Abdullah sudah berada di hadapan kaisar, dia kembali meminta Abdullah untuk memeluk Nasrani. Abdullah tetap menolaknya. Akibatnya, Kaisar murka dan berkata, "celaka lah kau, lantas apa yang membikin kau menangis."

Abdullah menjawab, "aku menangis waktu berkata kepada diriku sendiri, sebentar lagi aku akan dimasukkan ke dalam tungku dan roh ku akan pergi. Aku berharap memiliki roh sebanyak jumlah rambut dan bulu di tubuh ku sehingga semuanya dimasukkan ke dalam tempayan dan mati di jalan Allah."

"Maukah kau mencium kepalaku sehingga aku akan membebaskanmu," tanya Kaisar. Abdullah balik bertanya, "apa kau juga akan membebaskan semua orang Islam yang kau tawan."

'Semuanya akan ku bebaskan," jawab Kaisar.

Abdullah lalu berkata dalam hati, "dia salah satu musuh Allah, aku harus mencium kepalanya sehingga dia akan membebaskan diriku dan semua tawanan muslim. Menurutku, ini bukanlah hal yang dapat membawa mudharat."

Kemudian Abdullah mendekat ke arah Kaisar dan dia pun mencium kepalanya. Lalu kaisar memerintahkan agar semua tawanan muslim dibawa ke hadapannya. Dia pun lantas membebaskannya.

Usai kejadian itu, Abdullah bin Hudzafah datang menghadap Khalifah Umar bin Khattab. Dia menuturkan kisahnya dan Umar langsung gembira mendengarnya. Tatkala Umar melihat semua tawanan yang datang bersama Abdullah, dia berujar, "menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk mencium kepala Abdullah bin Hudzafah, dan aku sendiri yang akan memulainya. Lalu Umar berdiri dan mencium kepala Abdullah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya