Peringati Nuzulul Quran, Kemkominfo: Transformasi Digital Jadi Hikmah di Balik Cobaan Pandemi

Dalam peringatan Nuzulul Quran, Dirjen SDPPI Kemkominfo menilai transformasi digital menjadi salah satu hikmah di balik cobaan pandemi. Namun, transformasi digital juga tetap harus berlandaskan nilai.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Apr 2021, 20:30 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2021, 20:30 WIB
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemkominfo, Ismail
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemkominfo. Liputan6.com/Andina Librianty

Liputan6.com, Jakarta - Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemkominfo Ismail mengatakan, Indonesia dan seluruh dunia kini masih dilanda pandemi. Kendati demikian, pandemi yang berlangsung lebih dari satu tahun terakhir ini juga membawa hikmah, salah satunya melalui transformasi digital.

"Di balik semua cobaan, tersimpan sebuah hikmah bahwa kita harus segera menyesuaikan diri dalam perubahan kehidupan kita yang baru, termasuk melalui transformasi digital," kata Ismail, dalam Peringatan Nuzulul Quran di lingkungan Kemkominfo, Kamis (29/4/2021).

Ismail mengharapkan peringatan Nuzulul Quran dapat menjadi bekal dan memantapkan tujuan hidup, berbangsa, dan bernegara, membangun mental dan karakter nasional agar menjadi Indonesia hebat.

“Saat turunnya Alquran bagi umat Islam adalah di bulan Ramadhan ini. Peringatan Nuzulul Quran memberikan pemahaman bahwa Alquran diturunkan sebagai pedoman dalam mewujudkan tatanan kehidupan yang lebih mulia, lebih baik. Alquran merupakan kitab suci yang ajarannya mengatur berbagai macam aspek kehidupan masyarakat,” kata Ismail.

Dia mengatakan, nilai-nilai yang ada di Alquran dapat dipakai untuk mencapai kemajuan dan kedamaian bukan hanya oleh umat Islam, tetapi juga oleh seluruh umat manusia.

Pentingnya Nilai dalam Teknologi

alquran
Ilustrasi Al Qur’an Credit: freepik.com

Keberadaan nilai itu diperlukan sebagai kementerian dengan tugas berat untuk mengawali atau menggawangi proses transformasi digital dapat menjalankan peran dengan baik.

“Proses yang di belakangnya itu adalah melakukan perubahan kultur dan budaya, didorong oleh berbagai macam teknologi, baik teknologi informasi, teknologi komputer, artificial intelligence, data analytics dan sebagainya," ujar Ismail.

Ismail mengatakan, masalah teknologi informasi memiliki kompleksitas yang cukup beragam. Menurutnya, di belakang teknologi informasi, banyak sekali teknologi maju dan modern yang sophisticated.

“Misalnya, teknologi ketika merancang bom nuklir, ketika merancang senjata biologis dan sebagainya. Apakah teknologi ini bisa dikatakan bebas nilai? Pertanyaannya, mampukah kita menjaga agar transformasi digital ini tetap memiliki value, memiliki nilai yang bermanfaat buat kehidupan umat manusia,” kata Ismail.

Tantangan Menjaga Nilai di Tengah Transformasi Digital

Ismail mengatakan, menjawab pertanyaan tersebut menjadi salah satu tugas Kemkominfo dalam membantu mengawal perubahan tatanan kehidupan sosial, masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dibantu teknologi maju, Kemkomifo memiliki tugas untuk menjaga nilai-nilai tetap ditegakkan.

Ismail menilai hal itu menjadi suatu tantangan yang luar biasa buat Indonesia dan Kemkominfo akan mengawali proses transformasi digital nasional dengan sebaik-baiknya.

Ismail pun berharap agar semua bisa mendapat pembelajaran positif dari peringatan Nuzulul Quran dan pandemi yang berlangsung.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya