Liputan6.com, Jakarta Mandi wajib, mandi janabah, atau mandi junub adalah bersuci untuk menghilangkan hadats besar. Tak seperti mandi biasa, mandi wajib memiliki aturan dan rukun tersendiri dalam melaksanakannya.
Ketika mandi wajib, seseorang harus melaksanakan dua rukun. Pertama niat, yakni kesengajaan yang diungkapkan dalam hati. Bila mampu, maka dapat dilafalkan secara lisan, hal ini lebih utama.
Baca Juga
Lafal doa atau niat tersebut adalah: نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Advertisement
"Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar, fardhu karena Allah ta'ala," mengutip NU Online Jumat (1/4/2022).
Dalam madzhab Syafi'i, niat mandi junub harus dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh.
Kedua, mengguyur seluruh bagian luar badan, tak terkecuali rambut dan bulu-bulunya. Untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, air harus bisa mengalir sampai ke kulit dalam dan pangkal rambut/bulu.
Simak Video Berikut Ini
Sunnah dalam Mandi Wajib
Selain hal-hal yang wajib itu, ada juga sejumlah sunnah dalam mandi wajib. Imam al-Ghazali dalam Bidâyatul Hidâyah secara teknis menjelaskan adab mandi wajib dengan cukup rinci mulai dari awal masuk kamar mandi hingga keluar lagi.
Pertama, saat masuk ke kamar mandi ambilah air lalu basuhlah tangan terlebih dahulu hingga tiga kali.
Kedua, bersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
Ketiga, berwudhu sebagaimana saat wudhu hendak shalat termasuk doa-doanya. Lalu akhiri dengan menyiram kedua kaki.
Keempat, mulailah mandi janabah dengan mengguyur kepala sampai tiga kali. Bersamaan dengan itu, berniatlah menghilangkan hadas dari janabah.
Kelima, guyur bagian badan sebelah kanan hingga tiga kali, kemudian bagian badan sebelah kiri juga hingga tiga kali. Jangan lupa menggosok-gosok tubuh, depan maupun belakang, sebanyak tiga kali; juga menyela-nyela rambut dan jenggot (bila punya). Bagi perempuan berambut panjang, tak diharuskan mengurai rambut, cukup menyiramkan air ke kepala hingga kulit kepala basah.
Keenam, pastikan air mengalir ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Sebaiknya hindarkan tangan dari menyentuh kemaluan--kalaupun tersentuh, berwudhulah lagi.
Di antara seluruh praktik tersebut yang wajib hanyalah niat, membersihkan najis (bila ada), dan menyiramkan air ke seluruh badan.
Selebihnya adalah sunnah muakkadah dengan keutamaan-keutamaan yang tak boleh diremehkan. Orang yang mengabaikan kesunnahan ini, kata Imam al-Ghazali, merugi karena sejatinya amalan-amalan sunnah tersebut menambal kekurangan pada amalan fardhu.
Advertisement
Wajib Bagi yang Junub
Mandi junub diwajibkan bagi mereka yang sedang dalam keadaan junub. Keadaan junub dapat disebabkan keluarnya air mani (sperma) dari alat kelamin laki-laki atau perempuan, baik karena mimpi basah, sengaja dikeluarkan, ataupun gairah yang ditimbulkan penglihatan atau pikiran.
Keadaan junub juga bisa terjadi setelah jimak atau berhubungan seksual, meskipun tidak mengeluarkan mani.
Di samping itu, sebagian umat muslim juga acap kali melakukan mandi wajib saat menjelang Ramadhan dengan tujuan membersihkan tubuh sebelum menjalankan ibadah puasa.
Mandi junub penting dilakukan karena berkaitan dengan ibadah lain baik yang hukumnya wajib maupun sunnah. Pasalnya, orang yang dalam kondisi junub tak diperbolehkan untuk melaksanakan shalat, berdiam diri atau duduk di masjid, thawaf atau mengelilingi Ka'bah, melafalkan ayat Al-Qur'an, dan menyentuh mushaf.
Infografis Tradisi Bersih-Bersih Diri Sambut Ramadan
Advertisement