Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memperbolehkan masyarakat untuk mudik lebaran pada tahun ini. Mereka yang akan mudik lebaran 2022 disyaratkan harus sudah mendapatkan booster. Karena jika tidak, akan dilakukan test antigen dan PCR di perjalanan.
Adapun masyarakat yang sudah menerima vaksin booster dapat melakukan mudik Lebaran, tak perlu ribet lagi untuk melakukan test antigen maupun PCR. Namun, bagi yang menerima vaksin dosis kedua tetap mensyaratkan tes antigen dengan sampel diambil dalam kurun 1 x 24 jam, atau PCR 3 x 24 jam.
Sementara itu, yang baru menerima dosis pertama tetap mensyaratkan PCR dalam kurun 3 x 24 jam. Syarat ini untuk memastikan bahwa yang mudik dalam keadaan sehat, sudah divaksin booster.
Advertisement
"Ini sebagai bentuk mudik aman dan bertanggung jawab," ucap kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dikutip dari siaran persnya, Minggu 3 Maret 2022.
Baca Juga
Disamping itu, dilakukan penyesuaian syarat kepada yang memiliki kondisi kesehatan (penyakit komorbid) khusus dan anak. Bagi komorbid yang tidak dapat divaksin, maka wajib tes PCR 3 x24 jam.
"Ditambah surat keterangan dokter dari rumah sakit (RS) pemerintah yang menyatakan bahwa belum atau tidak dapat divaksin," ungkap Wiku.
Untuk anak usia kurang dari 6 tahun tidak diberlakukan testing, namun wajib didampingi pendamping perjalanan yang sudah memenuhi syarat testing dan vaksinasi. Bagi anak berusia 6 - 17 tahun mengikuti aturan vaksinasi dan testing PPDN umum.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Paling Lambat 2 Minggu Sebelum Mudik
Wiku mengatakan, butuh waktu bagi vaksin corona membentuk imunitas tubuh. Oleh sebab itu, dia mengingatkan masyarakat segera menerima vaksin booster, selambat-lambatnya dua minggu sebelum pergi mudik Lebaran.
"Sehingga diimbau kepada masyarakat untuk segera memenuhi dosis vaksinasi lengkap maupun booster. Sekurang-kurangnya 2 minggu, khususnya sebelum menjalankan kegiatan sosial berskala besar seperti mudik," kata Wiku.
Menurut dia, kemampuan membentuk imunitas tubuh setiap masyarakat berbeda-beda. Wiku menyampaikan, para ahli imunologi sepakat proses pembentukan imunitas memakan waktu 1 sampai 2 minggu setelah penyuntikan vaksin Covid-19.
"Pada prinsipnya, secara patologis kemampuan respons tubuh manusia berbeda-beda dalam membentuk kekebalan," ujarnya.
Wiku menjelaskan lamanya waktu pembentukan antibodi dipengaruhi faktor usia dan kondisi komorbid. Hal ini jugalah yang menjadi pertimbangan Pemerintah menetapkan prioritas penerima.
"Adanya fakta ini, seharusnya menyemangati masyarakat memenuhi vaksin dosis penuh dan booster. Agar semakin siap beraktivitas secara sehat dan optimal," kata Wiku.
Â
Advertisement