Film Bernapaskan Islam 'Merindu Cahaya de Amstel' Diputar di Festival Beijing

Film drama religi Indonesia berjudul "Merindu Cahaya de Amstel" yang disutradarai Hadrah Daeng Ratu terpilih untuk ditayangkan di ajang tahunan Festival Film Internasional Beijing

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Agu 2022, 20:30 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2022, 20:30 WIB
Poster Film Merindu Cahaya de Amstel (https://www.instagram.com/p/CV7fOXGB5n1/)
Poster Film Merindu Cahaya de Amstel (https://www.instagram.com/p/CV7fOXGB5n1/)

Liputan6.com, Jakarta - Film Indonesia bernapaskan Islam mendapatkan kesempatan diputar di ajang Festival Film Internasional Beijing (BIFF) ke-12, Selasa (16/8).

"Tahun ini hanya ada satu film Indonesia yang mendapatkan kesempatan 'screening' di BIFF," kata CEO Nanyang Bridge Media Gandhi Priambodo selaku fasilitator pemutaran film tersebut di Beijing, Rabu, dikutip Antara.

Film drama religi Indonesia berjudul "Merindu Cahaya de Amstel" yang disutradarai Hadrah Daeng Ratu terpilih untuk ditayangkan di ajang tahunan di Beijing tersebut.

Film yang diproduksi Maxstream Original bersama Unlimited Production itu mulai tayang di Indonesia pada 20 Januari 2022.

Film yang dibintangi Amanda Rawles, Rachel Amanda, dan Bryan Domani itu menceritakan sosok gadis Belanda yang kemudian memeluk agama Islam, bernama Khadija Veenhoven dengan nama asli Marien Veenhoven.

Sosok Khadija membuat penasaran Nico, seorang fotografer dan jurnalis, karena mengingatkannya pada sosok sang ibu.

Tidak biasanya China menayangkan film religi di ajang festival tahunan tersebut.

"Bagi saya ini adalah budaya masyarakat Indonesia yang sangat kental dan memegang teguh prinsip beragama," komentar Direktur Umum dan Divisi Koordinasi ASEAN-China Center (ACC) Wang Hongliu seusai menyaksikan film tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Penguatan Hubungan Masyarakat Antarnegara

6 Potret Kebersamaan Pemain Merindu Cahaya de Amstel, Diangkat dari Kisah Nyata
Potret Kebersamaan Pemain Merindu Cahaya de Amstel. (Sumber: Instagram/merinducahayadeamstel)

Dia memuji film yang hampir seluruh lokasi pengambilan gambarnya di Belanda tersebut sangat bagus sehingga layak ditonton bagi mereka yang ingin mengenali budaya masyarakat Indonesia.

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun beserta istri Elsiwi Oratmangun dan jajaran Kedutaan Besar RI di Beijing turut menyaksikan pemutaran film tersebut.

"Saya percaya film bisa memberikan kontribusi dalam penguatan hubungan antarmasyarakat Indonesia dan China," kata Dubes.

Pertukaran budaya antarmasyarakat, sambung dia, menjadi pondasi hubungan bilateral Indonesia dan China.

Pemutaran film dalam rangkaian BIFF yang berlangung pada 14-20 Agustus 2022 tersebut dilakukan di gedung Yanqi Lake International Conference Center di pinggiran Beijing yang jauh dari pusat kota.

Gedung tersebut merupakan bekas arena pertemuan para kepala negara Forum Prakarsa Sabuk Jalan (BRF) tahun 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya