Kisah Ibunda Aminah binti Wahab Mulai Mengandung Nabi Muhammad SAW dan Dibukanya Pintu Surga Firdaus

Bani Zuhrah, pertalian keluarga Ibu Nabi Muhammad SAW Aminah binti Wahab adalah salah satu marga mulia di dalam suku Quraisy. Setelah dipertemukan dengan Abdullah bin Abdul Mutahlib, maka keturunannya mengikuti Bani Hasyim. Pertalian keluarga paling mulia di Quraisy

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2022, 04:30 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2022, 04:30 WIB
Aminah binti Wahab, ibunda Nabi Muhammad SAW. (Foto: Wikipedia)
Aminah binti Wahab, ibunda Nabi Muhammad SAW. (Foto: Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta - Kesucian nasab Nabi Muhammad SAW hingga Nabi Adam ditegaskan dalam berbagai riwayat dan hadis. Ayah Nabi Muhammad adalah Abdullah bin Abdul Muthalib dan Ibu Nabi Muhammad SAW adalah Aminah binti Wahab atau Wahb.

Sebelum lebih jauh mengetahui peristiwa saat Aminah mulai mengandung, alangkah lebih baik jika kita mengetahui nasab mulia Aminah binti Wahab, ibunda Nabi Muhammad SAW.

Dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW bersabda:

terjaganya nasab Nabi Muhammad sejak Nabi Adam. Salah satunya adalah sabda Nabi berikut:

خَرَجْتُ مِنْ نِكَاحٍ وَلَمْ أَخْرُجْ مِنْ سِفَاحٍ مِنْ لَدُنْ آدَمَ إِلَى أَنْ وَلَدَنِي أَبِي وَأُمِّي, لَمْ يُصِبْنِي مِنْ سِفَاحِ الْجَاهِلِيَّةِ شَيْءٌ

Artinya: “Aku lahir dari nikah dan aku tidak dilahirkan dari luar nikah sejak dari Adam hingga sampai aku dilahirkan oleh kedua orang tuaku, dan aku tidak menyentuh dari pernikahan orang-orang jahiliyah pada apapun.” (HR ath-Thabrani)

Nasab Rasulullah SAW baik dari sisi ayah dan ibu terjaga. Aminah sendiri masih termasuk saudara jauh Abdullah. Jika diurut, maka nasab Aminah binti Wahab dan Abdullah bin Abdul Muthalib bertemu di Kilab dengan Abdullah.

Secara lengkap, dari sisi ayah Aminah binti Aminah binti Wahb bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Kemudian dari sisi ibu, Aminah merupakan putri Barrah binti Abdul Uzza bin Utsman bin Abduddar bin Qushay bin Kilab.

Sementara, jika ditarik ke atas sampai ke Nabi Ibrahim dan Nabi Adam, "Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin al-Nadlr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah — nama asli Mudrikah adalah ‘Amr bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin ‘Adnan bin Udda — dilafalkan juga Udada bin Muqawwim bin Nahur bin Tayrah bin Ya’ruba bin Yasyjuba bin Nabat bin Ismail bin Ibrahim — khalil al-rahman — bin Tarih — dia adalah Azar — bin Nahur bin Sarug bin Ra’u bin Falikh bin Aybar bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh bin Lamak bin Mattu Syalakh bin Akhnunkh — dia adalah Nabi Idris, bani Adam pertama yang dianugerahi kenabian dan baca tulis — bin Yard bin Malayil bin Qainan bin Yanisy bin Syits bin Adam 'alaihis salam.” (Imam Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, ed. Umar Abdul Salam Tadmuri, Dar al-Kutub al-‘Arab, 1990, juz 1, h. 11-16).

Rasulullah menegaskan pula, selain suci, nasabnya adalah pilihan dari pilihan, artinya terpilih dari yang paling mulia. Ini terutama merujuk pada Bani Hasyim yang merupakan pilihan di antara suku terpilih Quraisy.

Dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW bersabda:

 إِنَّ اللهَ اصْطَفَي كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ وَاصْطَفَي قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ وَاصْطَفَي هَاشِمًا مِنْ قُرَيْشٍ وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ

“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, memilih Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan Bani Hasyim.” (HR. Imam Muslim)

Bani Zuhrah, pertalian keluarga Ibu Nabi Muhammad SAW Aminah binti Wahab adalah salah satu marga mulia di dalam suku Quraisy. Setelah dipertemukan dengan Abdullah bin Abdul Mutahlib, maka keturunannya mengikuti Bani Hasyim. Pertalian keluarga paling mulia di Quraisy.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Dibukanya Pintu Surga Firdaus

Pameran Artefak Nabi Muhammad SAW di JIC
Salah satu satu artefak atau peninggalan Nabi Muhammad SAW beserta Para Sahabat yang dipamerkan di Jakarta Islamic Centre (JIC), Jumat (23/4/2021). JIC menggelar pameran yang menampilkan artefak atau benda peninggalan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada 12 Rabiul Awal tahun gajah, atau 570 Masehi, sekitar tahun -52 Hijriyah. Awal mula nur nubuwah (cahaya kenabian) Rasulullah SAW diletakkan di rahim ibundanya, Siti Aminah diyakini terjadi pada bulan Rajab, satu bulan yang juga mulia.

Mengutip NU Online, catatan Syekh Yusuf bin Isma’il an-Nabhani dalam kitabnya, Al-Anwârul Muḫamamdiyah (yang disarikan dari kitab Mawâhibul Laddûniyah) menjelaskan, ketika hendak menitipkan Nabi Muhammad dalam rahim Siti Aminah pada malam Jumat di bulan Rajab, Allah SWT memerintahkan Malaikat Ridwan (malaikat penjaga pintu surga) untuk membuka pintu Surga Firdaus sebagai bentuk penghormatan.

Saat itu pula, terdengar seruan malaikat yang terdengar di langit dan bumi, “Perhatian, sesungguhnya cahaya suci yang sejatinya adalah Nabi Muhammad, pada malam ini sudah berada dalam rahim Aminah. Muhammad adalah sosok yang mempunyai akhlak mulia yang sempurna dan diutus sebagai pembawa kabar gembira sekaligus peringatan. (Yusuf bin Isma’il an-Nabhani, Al-Anwârul Muḫamamdiyah, [Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah, 1997], h. 15).

Memang, para ulama sendiri berselisih pendapat terkait kapan janin Nabi Muhammad mulai dikandung oleh Aminah. Namun jika merujuk pendapat ulama yang mengatakan Nabi lahir pada bulan Rabiul Awal, maka jelas Nabi berada dalam kandungan ibunya selama sembilan bulan dengan dimulai dari Rajab.

Menurut Syekh Az-Zurqani dalam Syarah Mawâhibul Laddûniyah, pendapat ini sahih. (Az-Zurqani, Syarah Al-Mawahibul Ladduniyah, [Maktabah Syamilah Online], juz I, h. 257).

Dalam hadis Ibnu Ishaq dijelaskan, Ibunda Nabi, Aminah pernah menceritakan kisah saat dirinya sedang mengandung janin Nabi Muhamad. Ada suara tanpa rupa yang berkata padanya, “Sungguh engkau sedang mengandung seorang pemimpin umat.” Lantas Aminah menimpali, “Aku tidak merasa bahwa diriku sedang hamil, juga tidak merasakan berat sebagaimana yang dirasakan oleh wanita hamil pada umumnya. Hanya saja, aku merasa janggal karena aku tidak mengalami datang bulan (salah satu ciri-ciri wanita hamil).” (Yusuf bin Isma’il an-Nabhani, h. 15).

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya