Kisah 5 Abad Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu Pendarkan Cahaya Islam di Pesisir Selatan Jawa

Kebumen memiliki sekitar 167 pondok pesantren besar dan kecil yang tersebar di sejumlah kecamatan. Dari jumlah itu, ada beberapa pesantren yang berusia sangat tua. Salah satunya ialah Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu di Desa Sumberadi

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Des 2022, 20:30 WIB
Diterbitkan 19 Des 2022, 20:30 WIB
Saka Guru atau tiang utama masjid Saka Tunggal Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Saka Guru atau tiang utama masjid Saka Tunggal Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, terdapat sekitar 167 pondok pesantren besar dan kecil yang tersebar di sejumlah kecamatan.

Dari jumlah itu, ada beberapa pesantren yang berusia sangat tua. Ini Menunjukkan bahwa Kebumen adalah pusat penting penyebaran Islam pada masa silam.

Salah satunya ialah Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu di Desa Sumberadi, Kecamatan/Kabupaten Kebumen. Masyarakat juga kerap menyebutnya, Pesantren Somalangu.

Pesantren ini dirikan tahun 1475 M oleh seorang ulama asal Hadharamaut, Yaman yang bernama Syekh As Sayid Abdul Kahfi  Al Hasani.

Mengutip kebumenkab.go.id, tahun dan waktu berdirinya pesantren itu ketahui dari Prasasti Batu Zamrud Siberia (Emerald Fuchsite) yang terdapat di dalam masjid di komplek pesantren. Prasasti batu zamrud warna hijau itu bertuliskan huruf Jawa dan Arab.

Huruf Jawa dengan candra sengkala yang  tertulis "Bumi  Pitu Ina" menandai tahun berdirinya. Sedangkan tulisan dalam huruf Arab merupakan penjabaran dari candra sengkala tersebut. Angka tanggal yang tertera dengan huruf hijaiyah ialah "25 Syaíban 879 H" atau bersamaan dengan Rabu, 4 Januari 1475 M. Jika angka tersebut benar adanya,  pesantren Al Kahfi sudah berdiri sejak 537 tahun silam.

Di usianya yang lebih dari lima abad, pesantren yang hanya berjarak sekitar 1,5 km dari Jalan Raya Kebumen-Kutoarjo itu masih bertahan menjadi pusat pendidikan islamiyah. Dari masa ke masa, pesantren ini menelurkan para ulama besar yang tersebar di nusantara. Bahkan pada masa perjuangan, pesantren Al Kahfi menjadi pusat perjuangan umat Islam dalam melawan penjajah Belanda.

Dengan sejarah panjang yang dimilikinya, Pondok Pesantren Al Kahfi memang kaya akan peninggalan historis. Dari sisi bangunan, masih tersisa Masjid Al Kahfi yang berdiri kokoh. Masjid  yang berada di dalam komplek pesantren itu masuk dalam daftar bangunan cagar budaya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng. Konon saat dibangun pertama kali, masjid Al Kahfi dibangun dengan atap daun ilalang yang selalu mengeluarkan bau wangi.

Adapun keunikan pada bangunan masjid yang masih bisa dijumpai ialah pada terakota (mustaka masjid yang terbuat dari tanah liat), tertulis angka tahun 1299 Hijriyah atau 1878 Mesehi. Sedangkan pada genteng, terdapat tulisan menggunakan bahasa Belanda ìAboengamar Steen & Pannem Fabriek Sokkaî.

Tidak hanya masjid, bangunan asrama pondok tempat belajar santri, sebagian masih menyisakan bangunan lama. Sebuah rumah panggung yang di bawahnya sekaligus ada kolam-kolam tempat wudlu juga masih dipertahankan. Di pintu rumah panggung tersebut tertulis nama komplek yakni ìPasukan Bangkong Reangî.

Dalam cerita rakyat, Ki Bangkong Reang terkenal dengan kesaktiannya yang selalu membantu memberikan ilmu-ilmu baik ilmu agama maupun ilmu kanuragan. Ki Bangkong Reang merupakan tokoh yang sakti yaitu bisa berubah wujud menjadi katak, kodok dalam menyerang musuh.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Sistem Pembelajaran

Seiring dengan perkembangan zaman, Pesantren Al Kahfi Somalangu dipimpin oleh generasi penerusnya. Saat ini, pesantren tersebut dipimpin oleh KH Afifuddin Chanif Al Hasani atau Gus Afif yang merupakan generasi penerus keturunan ke-16 dan pengasuh pesantren tersebut.

Setidaknya terdapat sekitar 700 santri yang terdiri atas 500 santri putra dan 200 santri putri. Sudah lima abad berdiri, pesantren ini mempertahankan metodologi pembelajaran klasik seperti sorogan dan bandongan. Kitab-kitab yang diajarkan antara ilmu nahwu, shorof fiqih, tafsir Alquran dan hadist. Beberapa kitab fiqih yang diajarkan seperti Safinatun Najah, Fatkul Qorib, Fatkhul Muíin, dan Fatkhul Wahab.

Selain metode klasik, dalam pembelajaran agama pesantren Al Kahfi  juga menerapkan sistem klasikal melalui madrasah diniyah (madin). Santri terbagi sesuai tingkatan yakni Ibtida (awal), Wustho dan Uliya. Sebagian proses pembelajaran agama itu dilaksanakan pada sore dan malam hari hingga setelah subuh. Maklum, sebagian besar santri juga belajar ilmu umum baik di SMP Al Kahfi, SMA Al Kahfi, dan SMK Al Kahfi. Sekolah umum yang berada di bawah yayasan pesantren dan lokasi gedungnya juga berada di dalam komplek pesantren.

Gus Afif yang memimpin pesantren itu sejak tahun 1992-1993 tersebut awalnya mendirikan SMK Al Kahfi tahun 1995 dan sekarang berkembang memiliki 12 kelas. Sukses mendirikan SMK, tahun 2003 disusul mendirikan SMP Al Kahfi  yang kini memiliki Sembilan kelas.

Baru setelah itu dirikan SMA Al Kahfi yang baru memiliki tiga kelas. Sebagian siswa sekolah tersebut sembari mondok di pesantren, dan sebagian lagi siswa dari  sekitar pesantren. (sumber: Suara Merdeka via kebumenkab.go.id)

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya