Liputan6.com, Banyumas - Seorang anak wajib hukumnya untuk berbakti kepada kedua orangtua. Bahkan, bakti tersebut bisa dilakukan saat orangtua masih hidup hingga bapak dan ibu telah meninggal dunia.
Saat orangtua hidup, maka anak akan merawat dan berusaha membahagiakannya. Sementara, saat orangtua sudah meninggal dunia, maka yang bisa dilakukan adalah dengan mengirimkan doa dan hadiah bacaan Al-Qur'an.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Salah satu yang diutamakan adalah hadiah Al-Fatihah. Meski masih menjadi khilafiah, atau perbedaan pandangan ulama, kebolehan hibah atau hadiah Al-Fatihah untuk orang lain, apalagi orangtua, memiliki dalil yang kuat.
Syekh Ali Ma’shum, Yogyakarta menjelaskan pendapat ulama yang membolehkan hibah atau hadiah pahala bacaan Al-Qur’an dan sedekah kepada orang yang sudah meninggal dunia itu didasarkan atas dalil dalil yang kuat.
Demikian juga pahala bacaan Al-Qur’an dan sedekah itu juga akan sampai kepada orang yang telah meninggal dunia.
Berikut ini adalah tata cara dan bacaan tawasul kirim hadiah Al-Fatihah untuk orangtua, bapak dan ibu.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tata Cara dan Bacaan Ila Hadrotin, Tsumma Ila Ruuhi, Khususon Ila Ruuhi
Mengirim hadiah Al-Fatihah dianjurkan untuk orang yang sudah meninggal maupun masih hidup. Perbedaannya hanya ada kepada kata untuk hadiah tersebut. Tak hanya itu, bacaan Al-Qur'an juga sangat disunahkan.
Jika sudah meninggal berarti 'ilaa ruuhi' sedangkan untuk orang yang masih hidup, kata 'ruuhi' diganti dengan 'jasadi'.
Mengirim hadiah Fatihah juga ada adab dan tata caranya. Pertama adalah mengirimkan Al-Fatihah untuk Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan tabi'in. Harapannya, kita mendapatkan syafaat karena kedekatan beliau dengan Allah SWT.
Tujuannya yakni untuk tawasul, atau sebagai perantara. Dalam perspektif tasawuf, tawasul ini adalah pengakuan betapa rendahnya kita sebagai hamba di depan Allah SWT.
Bacaannya yakni: "Ila hadrotinn nabiyyil musthofa, Muhammad shollalloohu 'alaihi wasallam, Al-Fatihah" (membaca Fatihah)
Kemudian, setelah itu pada hadiah Al-Fatihah kedua, bisa dengan mengirimkan kepada para alim, guru, dan umat Islam terdahulu yang telah meninggal dunia. Hadiah Fatihah ini bersifat umum, untuk seluruh umat Islam dan orang-orang yang berjasa untuk kita dan kedua orangtua kita
Bacaannya yakni: Tsumma ilaa hadh roti ikhwaanihi minal ambiyaa-i wal mursaliin. Wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash sholihiin. Wal 'ulamaa-i wal mushonnifiin. Khushuushon sayyidina syaihkh 'abdil qoodiri jailaani rodiyalloohu 'anhu.
Tsumma ilaa jamii'i ahlul qubuur. Minal muslimiina wal muslimaat. Wal mu-miniina wal mu-minaat. Min masyaariqil Ardhi ilaa maghooribihaa. Khushuushon abaa-anaa wa ummahaatinaa. Wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa. Wa masyaa yikhanaa wa masyayikha masyaa yikhinaa. Lahumul fatihah (membaca al-Fatihah)
Terakhir adalah mengirim Al-Fatihah secara khusus, kepada yang akan kita kirimi hadiah Al-Fatihah. Jika orangtua, bapak dan ibu maka bacaannya sebagai berikut:
Khushuushon ilaa ruuhi abi ... (sebut namanya) bin ... (sebut nama ayahnya jika diketahui). Allahumaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu, lahul faatihah.
Kepada ibu kita, maka bin diganti dengan binti dan lafal 'hu' di belakang Allahumaghfirlahu dan seterusnya diganti dengan 'ha', seperti berikut ini:
Khushuushon ilaa ruuhi ummii ... (sebut namanya) bin ... (sebut nama ayahnya (kakek)). Allahumaghfir laha warhamha wa ‘aafihi wa’fu ‘anha, lahal faatihah.
Artinya: "Terkhusus untuk ruhnya ... (sebut namanya) putranya ... (sebut nama bapaknya). Ya Allah ampunilah dia, kasihilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah dia, untuknya Al-Fatihah."
Advertisement
Lafal Surah Al-Fatihah Beserta Artinya
Surat al-Fatihah adalah surah pembuka dalam Al-Qur'an. Surah yang terdiri dari tujuh ayat ini diturunkan di Makkah. Surat al Fatihah sendiri memiliki banyak nama seperti Ummul-Kitab (Induk Kitab) atau Ummul-Quran (Induk Quran).
Berikut adalah lafal bacaan Al-Fatihah:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
Bismillahirrahmanirrahim (1) Alhamdulillahi rabbil alamin (2) Ar-Rahmanir Rahîm (3) Maliki yaumiddin (4) Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta'in (5) Ihdinash shirathal mustaqim (6) Shirathal ladzina an'amta 'alaihim ghoiril maghdzubi ‘alaihim waladldlallin (7)
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. Tunjukilah Kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
Tim Rembulan