Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri China (MFA) melihat para tokoh dan akademisi Muslim dunia terkesan dengan hasil pembangunan dan stabilitas di Daerah Otonomi Xinjiang dalam satu dasawarsa terakhir.
"Mereka melihat keamanan, kesejahteraan, dan stabilitas di Xinjiang. Umat Islam di sana dapat menjalankan kewajiban beragama dan hidup rukun dengan semua kalangan etnis," kata juru bicara MFA Wang Wenbin di Beijing, Jumat.
Advertisement
Baca Juga
Delegasi yang dipimpin Ketua Dewan Komunitas Muslim Dunia (WMCC) Ali Rashid Al Nuaimi berkunjung ke wilayah baratdaya China yang paling banyak dihuni etnis minoritas Muslim Uighur itu pada 8-11 Januari 2023.
Wang menyebut 30 anggota delegasi tersebut berasal dari 14 negara, di antaranya Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, Indonesia, Bahrain, Bosnia Harzegovina, dan Serbia.
Mereka mengunjungi Kota Urumqi, Kota Altay, Kota Kashgar, ruang pamer kontra-terorisme, beberapa masjid, dan sejumlah perusahaan.
"Mereka juga mengunjungi keluarga etnis Uighur dan shalat berjamaah dengan umat Islam lokal," ungkap Wang dalam pengarahan pers rutin itu, dikutip Antara.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Klaim Tak Ada yang Disembunyikan
Menurut dia, mereka menyatakan kesiapannya untuk mempererat kerja sama antara dunia Islam dan China.
"Pengalaman tokoh Islam terkemuka dunia di Xinjiang menunjukkan bahwa kebenaran tidak akan bisa disembunyikan oleh kebohongan, dan mereka yang memanipulasi masalah Xinjiang tidak akan menemukan jalan," kata Wang menambahkan.
Al Nuaimi menyambut positif upaya China menyelesaikan program kontra-terorisme di Xinjiang.
"Kami melihat tekad para pemimpin China dalam melayani semua masyarakat di Xinjiang telah terwujud. Kepedulian terhadap Muslim di China merupakan kebutuhan utama," tulis Al Nuaimi di akun Twitter resmi WMCC pada Senin (9/1).
Advertisement