Liputan6.com, Jakarta - Sering terjadi, seseorang lambat datang ke masjid saat hendak sholat Jumat atau Jumatan. Padahal, salah satu keutamaan sholat Jumat adalah mendengarkan khutbah Jumat.
Di sisi lain, umat Islam dianjurkan untuk sholat tahiyatul masjid begitu memasuki masjid. Namun, karena suatu hal, dia ke masjid saat khatib tengah berkhutbah.
Baca Juga
Lantas, apakah dia bisa tetap melaksanakan sholat tahiyatul masjid atau lebih baik mendengarkan khutbah Jumat?
Advertisement
Mengutip Muhammadiyah.or.id, ada dua hadis Nabi saw mengenai hal itu:
جَاءَ رَجُلٌ يَتَخَطَّى رِقَابَ النَّاسِ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ وَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ فَقَالَ اجْلِسْ فَقَدْ آذَيْتَ وَ اَنَيْتَ. [رواه أبو داود و النسائي]
Artinya: “Seorang datang (masuk masjid) melangkahi duduk orang lain pada hari Jum’at, sedang Nabi saw berkhutbah, maka beliau bersabda; ‘Duduklah engkau, sesungguhnya engkau telah menyakiti dan terlambat’.” [HR. Abu Dawud dan an-Nasa’i].
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ اْلمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ تَجْلِسَ. [رواه أبو داود]
Artinya: “Apabila seseorang kamu masuk ke dalam masjid, maka hendaklah ia melakukan shalat dua rakaat sebelum duduk.” [HR. Abu Dawud].
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan
Hadis pertama mengandung tuntunan, pada waktu masuk ke dalam masjid dilarang melangkahi duduk orang lain yang sedang duduk, baik sedang mendengar khutbah atau sebelum khatib berkhutbah. Arahan hadits ini kepada soal itu bukan kepada yang lainnya, dan melihat konteks hadits itu, tidak dapat dipahami atau diambil hukum orang dilarang melakukan shalat tahiyyat masjid ketika khatib sedang berkhutbah.
Sedangkan hadis kedua secara gamblang menunjukkan kepada perintah agar kita mengerjakan dua rakaat shalat tahiyyat masjid sebelum kita duduk, walaupun di waktu itu khatib sedang berkhutbah. Lantaran itu, hendaknya orang yang masuk ke dalam masjid kapan pun, baik siang atau malam, jangan terus saja duduk tidak melakukan shalat tahiyyat masjid dua rakaat.
Oleh karena itu orang yang masuk masjid di waktu-waktu yang sempit yang diharamkan sholat (waktu tahrim) hendaknya ia menangguhkan masuknya, sehingga habis waktu tahrim itu, atau pun dia terus masuk dan berdiri sehingga habis waktu tahrim itu. Sedangkan orang yang masuk masjid di waktu-waktu yang luas yang diharamkan sholat di dalam waktu itu bukan karena dzatnya, maka hendaklah ia melakukan terus sholat tahiyyat masjid dua rakaat.
Sesudah melaksanakan shalat tahiyyat masjid, kalau khatib belum berkhutbah kita duduk untuk berzikir, berdoa, bershalawat, membaca al-Qur’an dan mengerjakan shalat tathawwu’ seberapa kuasa. Tetapi apabila khatib sudah naik ke mimbar memulai khutbah, hendaklah kita mendengar khutbah, mengingat sabda Nabi saw:
إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَ اْلإِمَامُ يَخْطُبُ لَغَوْتَ. [رواه مالك وأحمد وأبو داود]
Artinya: “Apabila engkau katakan kepada temanmu pada hari Jum’at; ‘diamlah’, sedang Imam lagi berkhutbah, maka engkau telah berbuat sia-sia” [HR. Malik, Ahmad dan Abu Dawud].
Tim Rembulan
Advertisement