Puasa Ramadan Tidak Halangi Penyiapan Enclosure Orang Utan di IKN

Tim Pusat Suaka Orangutan Arsari (PSO-ARSARI) tetap bekerja menyiapkan enclosure orang utan agar bisa merasakan alam liar.

oleh Abdul Jalil diperbarui 05 Apr 2023, 03:20 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2023, 03:20 WIB
Orang utan Arsari
Salah satu orang utan jantan dewasa di Pusat Suaka Orangutan Arsari (PSO-ARSARI) yang dipersiapkan untuk kembali ke hutan meski dalam bentuk enclosure.

Liputan6.com, Penajam Paser Utara - Bulan Puasa Ramadan tentunya tidak menjadi penghalang untuk bekerja, hal inilah yang ditunjukkan juga oleh tim Pusat Suaka Orangutan Arsari (PSO-ARSARI). PSO-ARSARI memiliki tujuan utama untuk memberikan hidup yang baik bagi orang utan di alam.

Salah satu hal yang hingga saat ini terus dikerjakan agar dapat rampung sesuai target adalah Kawasan Tanjung Buaya, Kelurahan Maridan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara yang masuk kawasan Ibu Kota Nusantara. Kawasan ini merupakan salah satu Fasilitas Konservasi di PSO-ARSARI.

“Penetapan Kawasan Tanjung Buaya sebagai enclosure orang utan berdasarkan hasil survei terhadap kondisi biofisik daratan dan perairan di sekeliling area kawasan, termasuk vegetasi pohon dan komunitas satwa baik satwa daratan maupun satwa akuatik,” kata Manajer Operasional PSO-ARSARI, Odom, Selasa (4/4/2024).

Odom menjelaskan, vegetasi pohon yang berada di kawasan ini sekitar 28 jenis pohon termasuk pohon penghasil buah, seperti pohon manggis, dan jambu-jambuan. Komunitas satwa di area daratan pada Kawasan Tanjung Buaya diketahui terdapat tupai, beberapa jenis burung, dan babi hutan yang ditandai dengan ditemukannya jejak babi di beberapa titik di dalam Kawasan Tanjung Buaya.

Sedangkan komunitas satwa yang berada di area perairan sekeliling kawasan diketahui terdapat buaya muara, berang-berang, dan beberapa jenis ikan air tawar.

“Rencananya, orang utan yang akan di translokasi di area Tanjung Buaya adalah orangutan jantan dewasa yang tidak dapat dilepasliarkan lagi. Mengingat agenda translokasi orangutan di lokasi ini hanya tinggal menghitung waktu, tim PSO-ARSARI bekerja dengan jadwal yang cukup ketat, bahkan di bulan Ramadhan ini,” paparnya.

Enclosure sendiri dalam konteks konservasi bermakna sebuah kawasan yang dibatasi, biasanya pagar, untuk hidup satwa-satwa dilindungi. Biasanya kawasan ini dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya.

Tim yang ditugaskan dilapangan harus berjuang melawan rasa lapar dan dahaga, sembari menuntaskan setiap daftar tugas yang ada. Hal ini dilakukan agar semua fasilitas baik di dalam maupun di sekitar kawasan harus sudah terpenuhi dan memenuhi standar bagi orang utan.

Di awal bulan Ramadhan tahun ini, tim PSO-ARSARI melakukan pengecekan ulang kondisi pagar listrik (electric fence) yang terbentang mengeliling kawasan Tanjung Buaya. Tujuan dari pagar listrik ini adalah sebagai pengaman agar orang utan tidak keluar dari wilayah enclosure.

Menurut Odom, cuaca di sekitar kawasan Tanjung Buaya selama bulan Ramadan ini terbilang tidak menentu. Namun, jadwal telah ditetapkan dan tentu saja pagar listrik dan perangkat lainnya tidak dapat beroperasi tanpa adanya sumber listrik.

Hal itulah yang membuat keberadaan sumber listrik tenaga surya menjadi penting. Maka dari itu, langkah selanjutnya setelah memastikan area Tanjung Buaya dan pagar listriknya telah siap, adalah melakukan pemasangan Solar Panel dan instalasi kabel listrik.

Simak juga video pilihan berikut:

Tanjung Buaya

Enclosure Orang Utan
Tim Pusat Suaka Orangutan Arsari (PSO-ARSARI) tetap menyiapkan enclosure orang utan jantan dewasa. (foto: istimewa)

Tanjung Buaya merupakan sebuah daratan yang menjorok ke laut dan ketiga sisinya dikelilingi oleh lautan, sehingga pemasangan kabel-kabel harus melalui perairan. Tim menggunakan perahu kecil untuk menarik kabel dari daratan di luar Tanjung Buaya menuju area enclosure.

“Dan sesekali, tim yang bertugas menarik kabel tersebut memperhatikan situasi sekitar, karena area perairan Tanjung Buaya ini juga merupakan tempat satwa dengan nama latin Crocodylus porosus beraktivitas,” kata Odom yang berarti banyak buaya.

Memasuki pekan kedua bulan Ramadhan tahun ini, tim PSO-ARSARI juga mempersiapkan fasilitas pendukung lainnya yakni kamera pengawas. Kamera pengawas ini dipasang dengan maksud agar dapat terus memonitor kondisi serta kegiatan orangutan di dalam kawasan konservasi serta memantau aktivitas diluar area enclosure itu sendiri.

Hal tersebut dimaksudkan agar dapat meminimalisir potensi gangguan dari luar kawasan.  Salah satu upaya untuk menjaga situasi tetap kondusif, tim juga memasang papan himbauan di sejumlah titik strategis di Tanjung Buaya.

“Selain itu, tim PSO-ARSARI juga melakukan pembersihan semak di area pagar listrik dan melakukan patroli secara berkala, sebagai upaya untuk memastikan semua fasilitas yang ada tetap terjaga dan dapat beroperasi secara optimal,” ujar Odom.

Tetap Puasa

PSO Arsari
Meski di bulan Ramadan dan di kawasan habitat buaya, tim PSO-ARSARI tetap menyiapkan enclosure untuk orang utan agar sejahtera di alam.

Menjalankan ibadah puasa dengan serangkaian tugas yang cukup berat tentu bukan hal yang mudah dilakukan. Namun, sebagaimana tujuan dan mimpi bersama PSO-ARSARI, untuk memberikan kebahagiaan bagi orang utan.

“Ini khususnya orang utan yang lanjut usia dan telah lama berada dalam kandang, membuat seluruh keringat yang keluar dan lapar dahaga yang tertahan menjadi sangat berarti,” ujar Odom.

Dia pun memgutip pepatah Suku Dayak, “ewen pasti sanang”. Pepatah ini berarti, “pastikan mereka bahagia,” kata Odom.

Inilah yang hingga kini menjadi penyemangat bagi tim PSO-ARSARI untuk tetap melakukan yang terbaik, tanpa kenal lelah. Mereka memiliki satu keyakinan bahwa kebahagiaan mereka tentu akan menjadi berkah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya