Doa Malam Lailatul Qadar Lengkap Arab, Latin, Arti dan Keutamaannya

Doa Malam Lailatul Qadar Lengkap Arab, Latin, Arti dan Keutamaannya

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2023, 00:30 WIB
Cara Rasulullah Sambut Lailatul Qadar
Doa Lailatul Qadar / Sumber: iStcokphoto

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu yang paling didambakan umat Islam saat bulan Ramadhan adalah memperoleh lailatul qadar. Karena kemuliaan dan keutamaan lailatul qadar, malam istimewa itu juga disebut malam seribu bulan.

Pada malam tersebut, Allah SWT melipatgandakan pahala 1.000 bulan. Jika dikonversikan, maka seseorang yang melakukan amal kebaikan pada malam tersebut setara melakukannya 83 tahun. Subhanallah.

Berikut ini adalah doa lailatul qadar disamping ibadah-ibadah yang dianjurkan lainnya:

اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌكريمّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنّي

Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Pemurah, dan menyukai memberikan maaf, maafkanlah aku.

Doa ini didasarkan kepada hadis Nabi saw,

عن عا ءىشة قا لت قلت يارسول اللّه أرأيت إن علمت أيّ ليلة القد رماأقول فيها قال قولي اللّهمّا انّك عفوّكريمّ تحبّ العفو فاعف عنّي قال أبو عيسى هذاحديث حسن صحيح

Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra ia berkata: Saya bertanya: Wahai Rasulullah, Maukah engkau memberi tahu aku apa malam lailatul qadar itu dan apa yang harus aku baca pada malam itu? Rasulullah berkata: Ucapkanlah do’a, Allahuma Innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul-‘afwa fa’fu ‘anni, (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Pemurah, dan menyukai memberikan maaf, maafkanlah aku). Ia mengatakan ini adalah hadits hasan shahih (HR At-Turmudzi)

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Hikmah Lailatul Qadar

Mengutip suaramuhamamdiyah.id, Lailatul-Qadar adalah malam ketetapan atau malam kepastian tentang qadar atau ukuran rezeki manusia. Pada malam itulah Allah menetapkan dan menentukan nasib seseorang untuk periode setahun yang akan datang.

Pada malam tersebut seorang muslim dianjurkan untuk beribadah dan memohon pada Allah untuk mendapatkan martabat yang baik. Malam qadar ini tidak dapat diketahui secara pasti datangnya. Akan tetapi yang pasti ia muncul dalam bulan Ramadhan.

Untuk itu setiap muslim harus berusaha mencari setiap malamnya. Tiada hari yang terlewatkan tanpa ibadah.

Inilah hikmah besar bagi umat Islam mengapa tidak ditentukan kapang datangnya. Alangkah bahagianya bila seseorang sedang bersungguh-sungguh beribadah ketika malam qadar datang. Karena bobot ibadahnya dihitung lebih baik nilai ibadah selama seribu bulan. Disamping itu dosa-dosanya diampuni oleh Allah, sebagaimana diterangkan dalam hadits,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيَّ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِأِيْمَانًا وَاحْتِسَبًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ أِيْمَانًا وَاحْتِسَبًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi saw ia bersabda: Barang siapa yang beribadah pada lailatul qadar atas dasar iman dan mengharap Allah, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan atas dasar iman dan mengharap Allah, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Al-Bukhari)

 

Hadis tentang Waktu Datangnya Malam Lailatul Qadar

Tentang waktu datangnya malam qadar hadits Nabi mengisyaratkan terjadi pada sepuluh hari terakhir, pada malam-malam ganjil sebagaimana ditegaskan dalam hadits,

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُوْلُ للهِ قَالَ تَحَرَّوْالَيْلَةَ الْقَدْرِفِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِالْأَوَاخِرَمِنْ رَمَضَانَ

Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: Intailah malam qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain lewat Ibn Abbas dikatakan,

 عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ الْتَمِسُوْهَافِي الْعَشْرِالْأَوَاخِرَمِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِفِي تَاسِعَةٍ تَبْقَى فِي سَابْعَةٍ تَبْقَى فِي خَامِسَةٍ تَبْقَى

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi saw bersabda: Carilah lailatul aqdar pada sepuh malam terakhir di bulan Ramadhan di hari tinggal sembilan, atau tinggal tujuh, atau tinggal lima, (yaitu tanggal 21, 23, dan 25 Ramadhan). (HR Al-Bukhari)

Hal inilah yang membuat Rasulullah saw sangat berwaspada pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dengan harapan mendapatkan malam qadar yang ditempuh dengan cara beri’tikaf.

(Sumber: Tuntunan Ramadhan Majelis Tarjih PP Muhammadiyah/suaramuhammadiyah.id).

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya