Data Terkini Jemaah Indonesia Meninggal di Tanah Suci Saat Ibadah Haji 2023

Jumlah jemaah Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 H / 2023 M ini kembali bertambah. Hingga saat ini, total jemaah yang wafat di Tanah Suci mencapai 775 orang.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 07 Agu 2023, 18:36 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2023, 18:36 WIB
Suasana di Pemakaman Baqi sebelah Masjid Nabawi, Madinah. Jemaah haji Indonesia yang wafat di Madinah akan dimakamkan di Pemakaman Baqi. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)
Suasana di Pemakaman Baqi sebelah Masjid Nabawi, Madinah. Jemaah haji Indonesia yang wafat di Madinah akan dimakamkan di Pemakaman Baqi. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah jemaah Indonesia yang meninggal di Tanah Suci saat ibadah haji kembali bertambah. Tercatat hingga hari ke-76 operasional haji 1444 H atau Senin (7/8/2023) pukul 18.35 WIB, jumlah jemaah haji yang meninggal dunia sudah mencapai 775 orang.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), jemaah haji Indonesia terbanyak meninggal dunia di Makkah mencapai 584 orang, kemudian di Madinah 94 orang, Mina 66 orang, Arafah 17 orang, dan Jeddah 14 orang.

Kasus kematian ini masih didominasi jemaah lanjut usia (lansia) sebanyak 577 orang dengan jemaah tertua berusia 99 tahun. Sementara jemaah non-lansia (di bawah 65 tahun) yang meninggal di Tanah Suci berjumlah 198 orang dengan usia termuda 37 orang.

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid mengungkapkan, seluruh jemaah meninggal di Tanah Suci akan mendapatkan hak-haknya, mulai dari pemakaman jenazah hingga asuransi yang akan diterima oleh ahli warisnya.

"Bagi para jemaah yang meninggal, dilakukan proses pemakaman. Kalau di Madinah pemerintah Arab Saudi menyiapkan beberapa lokasi, tergatung pada situasi, ketersediaan, dan kesiapan lahan. Bahkan ada yang bisa di Baqi," ujar Subhan di Jeddah beberapa waktu lalu.

Sementara yang wafat di Makkah, pemerintah Indonesia melalui PPIH Arab Saudi telah mengajukan agar jemaah tersebut bisa dimakamkan di Pemakaman Ma'la. Meski begitu, dia mengakui tidak mudah jemaah haji bisa dimakamkan di Ma'la.

"Tentu saja ada kriteria yang bisa dimakamkan di Ma'la. Tapi secara terbuka dan siap dipakai itu (pemakaman) di wilayah Soraya. Itu sebuah wilayah di dekat Arafah. Dan itu lahannya sudah disiapkan sangat luas," tutur Subhan.

"Kalau di Jeddah, nama tempatnya Soraya juga, sudah beberapa jemaah dimakamkan di sana setiap tahunnya," sambungnya.

Sementara barang bawaan jemaah yang wafat di Tanah Suci dikumpulkan oleh petugas PPIH Arab Saudi dan nantinya akan diserahkan kepada ahli warisnya di Tanah Air. Para ahli waris juga masih berziarah ke makam jemaah yang wafat.

Selain itu, jemaah haji Indonesia juga akan mendapatkan asuransi jiwa dan kecelakaan. Bahkan jemaah yang wafat di atas pesawat saat perjalanan menuju Tanah Suci atau pulang ke Tanah Air juga akan mendapatkan extra cover.

Berikut daftar jemaah Indonesia meninggal di Tanah Suci saat ibadah haji 2023, berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag):

Didominasi Penyakit Jantung

Sebanyak 33 jemaah haji telah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).
Sebanyak 33 jemaah haji telah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Edi Supriyatna, menjelaskan penyebab jemaah haji non-risti meninggal kebanyakan adalah penyakit jantung (syok kardiogenik dan infark miokard). Keduanya merupakan dua penyakit tertinggi yang menyebabkan kematian jemaah.

Menurut dia, penyakit jantung tersebut tidak serta merta muncul saat jemaah berada di Tanah Suci. "Sebenarnya sudah memiliki penyakit jantung di Tanah Air. Banyak jemaah haji tidak menyadari telah memiliki penyakit jantung," kata Dokter Edi kepada tim Media Center Haji (MCH) di Makkah beberapa waktu lalu.

Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh sumbatan pada arteri koroner. Sementara syok kardiogenik adalah suatu kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Kondisi ini sering kali dipicu oleh serangan jantung berat.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah KKHI Makkah, Aditya mengatakan, syok kardiogenik adalah salah satu fase akhir dari serangan jantung yang ditandai dengan kurangnya perfusi atau aliran darah ke organ tubuh akibat menurunnya curah jantung.

"Syok kardiogenik tidak terjadi dengan serta merta, ada beberapa faktor pemicu, terutama pada jemaah haji dengan risiko tinggi," katanya. Dokter Aditya mengatakan, faktor risiko tersebut antara lain penyumbatan pembuluh darah jantung, hipertensi yang tidak terkontrol, infeksi, dan perburukan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sebelumnya, hingga stres emosional.

Karena itu, KKHI Makkah mengimbau kepada seluruh jemaah yang rentan terkena penyakit jantung untuk menjaga kesehatannya terutama menjelang puncak haji pada 9 Dzulhijjah 1444 H atau 27 Juni 2023 nanti.

Infografis Rangkaian Puncak Ibadah Haji 2023 dan Pergerakan Jemaah Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rangkaian Puncak Ibadah Haji 2023 dan Pergerakan Jemaah Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya