Sosok Al-Zahrawi, Ahli Bedah Muslim yang Dijuluki Bapak Operasi dalam Dunia Kedokteran

Muhammad Gharib Jaudah dalam buku 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam mengemukakan bahwa al-Zahrawi merupakan ilmuwan Arab dan muslim terbesar di bidang bedah (operasi).

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2023, 18:30 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2023, 18:30 WIB
Al Zahrawi
Al Zahrawi (sumber: wikimedia commons)

Liputan6.com, Cilacap - Ilmuwan muslim Al-Zahrawi populer di kalangan ahli kedokteran Barat sebagai bapak operasi. Sebab ia yang mulanya menemukan teori bedah dalam dunia kedokteran.

Sebagai ahli bedah, Az-Zahrawi sangat menguasai di bidangnya terutama yang terkait dengan anatomi tubuh. 

Muhammad Gharib Jaudah dalam buku 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam mengemukakan bahwa al-Zahrawi merupakan ilmuwan Arab dan muslim terbesar di bidang bedah (operasi).

Dia tersohor sebagai ahli bedah terbesar di dunia hingga masa kebangkitan Eropa. Dia juga merupakan pelopor pertama dalam berbagai cabang ilmu bedah dan sejenisnya.

Ia juga banyak menemukan berbagai peralatan bedah. Sisi lain dari al-Zahrawi selain ahli dalam dunia bedah ini yakni memiliki pribadi yang mulia. 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Nama Lengkap dan Julukannya

Ilmuwan Muslim
Cikal bakal kedokteran modern dirintis oleh para ilmuwan Muslim di sekitar abad pertengahan.

Dia adalah Abu Al-Qasim Khalaf bin Abbas Az-Zahrawi Al-Anshari. Dia biasa dipanggil dengan nama Az-Zahrawi karena dilahirkan di kota Az-Zahra, yaitu sebuah kota di pinggiran Qordova ketika menjadi pusat  pemerintahan khalifah Dinasti Umawiyyah di Andalusia.

Dia juga kadang-kadang dipanggil dengan Al-Anshari, karena nenek moyangnya berasal dari Madinah Al-Munawwarah. Dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa pada umumnya, nama Az-Zahrawi telah dirubah menjadi Alzahravius.

Sedangkan julukannya, Abu Al-Qasim, telah dirubah ke dalam dua versi, yaitu Albucasis dan Abulcasis. Kedua nama inilah yang hingga sekarang dikenal di Eropa.

Kelahiran, Wafatnya dan Riwayat Profesinya

Taman Wisata China Bangun Lampu Lalu Lintas Khusus untuk Unta
Ilustrasi barisan unta yang sedang berjalan di gurun pasir. (dok. Unsplash/ Sergey Pesterev)

Abu Al-Qasim Az-Zahrawi dilahirkan pada tahun 325 H (937 M) di kota Az-Zahra setelah kota ini dibangun pada masa pemerintahan khalifah Umawiyyah, Abdurrahman An-Nashir, di dekat Qordova.

Sedangkan tahun wafatnya ahli bedah ini, menurut riwayat seorang penjelajah dan sejarawan, Al-Hasan AI-Wazzan, adalah 404 H (1013 M).

Sebagian sumber menyebutkan bahwa Az-Zahrawi bekerja sebagai dokter di istana Abdurrahman An-Nashir. Namun pendapat ini sangat jauh, karena Abdurrahman bin An-Nashir wafat pada tahun 350 H (961 M), sedangkan umur Az-Zahrawi pada saat itu masih 25 tahun.

Pendapat yang benar adalah bahwa dia memang bekerja sebagai dokter di istana, tetapi di masa Khalifah Al-Hakam Al-Mustanshir bin Abdurrahman An-Nashir.

Pribadi yang Mulia

Ilmuwan Muslim
Al-Zahrawi memiliki pribadi yang Mulia

Seorang sastrawan dan sejarawan, Al-Humaidi, mengatakan dalam bukunya "jadzwatul Muqtabas fi Akhbari Ulamail Andalus" bahwa Az-Zahrawi merupakan orang terhormat, agamis dan berilmu.

Sebagaimana juga ada pendapat yang mengatakan bahwa Az-Zahrawi menggunakan separuh waktu siangnya secara khusus untuk mengobati orang yang sakit secara cuma-cuma karena mengharap ridha Allah SWT.

Penemuannya dalam Bidang Operasi secara Umum

Ilustrasi alat operasi (pixabay)
Ilustrasi alat operasi (pixabay)

Az-Zahrawi merubah persepsi orang tentang operasi dari sekedar profesi seperti yang dilakukan oleh tukang bekam atau alat tukang cukur menjadi ilmu yang erat kaitannya dengan kedokteran dan bedah.

Dia memberikan nasehat kepada para ahli bedah agar mempelajari ilmu bedah dan banyak berlatih sebelum melakukan praktik, agar mereka benar-benar mengetahui ilmu anatomi, bentuk, susunan dan hubungannya antara satu dengan lainnya.

Di samping itu, mereka juga harus mengetahui keadaan tulang, urat dan otot serta tempatnya-tempatnya dan hubungan antara satu dengan lainnya.

Dia menemukan berbagai macam obat-obatan untuk bedah sesuai dengan berbagai macam tujuan bedah dan peralatannya, seperti gunting, pengikat, alat pelebar, kempa (apitan), dan baju pelindung dari besi dengan ukuran yang berbagai macam.

Dia juga membekali bukunya " At-Tashrif" dengan gambar-gambar yang menjelaskan tentang alat-alat itu. Misalnya diantara alat ini terdapat alat pelebar untuk mengatasi tertutupnya lubang kencing pada anak yang baru dilahirkan.

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya