Liputan6.com, Jakarta - Pada zaman jahiliyah, masyarakat Arab dikenal sebagai kaum ummi. Apa itu ummi, dalam berbagai literatur disebut sebagai buta huruf atau tidak bisa membaca dan menulis.
Ummi bukan berarti bodoh. Pasalnya, kala itu budaya Arab yang lebih berkembang adalah budaya tutur.
Budaya ini lantas berubah setelah Al-Qur'an turun, kemudian disusun menjadi mushaf-mushaf yang selanjutnya menjadi kesatuan utuh.
Advertisement
Baca Juga
Di masa selanjutnya, sebagian besar muslim bisa baca tulis Arab, bahasa Al-Qur'an. Ini termasuk di Indonesia yang berpopulasi muslim terbesar di dunia.
Sejak masa kanak-kanak, membaca Al-Qur'an telah diperkenalkan melalui TPQ, madrasah diniyah, pesantren maupun surau dan mushola. Bahkan, banyak pula yang belajar membaca Al-Qur'an setelah dewasa.
Dalam membaca Al-Qur'an ternyata ada tingkatannya. Yakni, tahqiq, tartil, tadwir, dan hadr. Berikut ini adalah penjelasan mengenai keempat tingkatan membaca Al-Qur'an.
Kamu juga bisa mengecek tingkat bacaanmu sendiri dengan mengetahui penjelasan keempat tingkat, yang disusun oleh Pembina Eskul Tilawah dan Seni Religi MTs Miftahul Ulum 2 Bakid, Ustadz Abdul Wafi Hasan, S.H, dikutip dari laman mtsmu2bakid.sch.id, Senin (8/1/2024).
Simak Video Pilihan Ini:
Memperbagus Bacaan Al-Quran dengan Ilmu Tajwid
Ustadz Abdul Wafi Hasan menjelaskan, enurut para ulama, berdasarkan kesempurnaan dan kecepatan membaca Al-Qur'an, kita juga di tuntut untuk memperbagus bacaan al qur’an dengan suara yang merdu زَيِّنُ الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ.
Namun selain dari tuntutan ini ada juga yang harus kita perhatikan, yakni membacanya dengan ilmu tajwid sebagaimana yang telah di ajarkan Rasulullah SAW.
Meski begitu, masih banyak dari kalangan kita yang masih belum memahami tahapan dalam membaca Al-Qur'an dan lebih mengutamakan irama atau nada.
Maka dari itu perlu ada pembenahan, evaluasi, dan pembelajaran yang baik untuk memperindah bacaan Al-Qur'an, berikut adalah empat macam tingkatan dalam membaca Al-Qur'an, yaitu tahqiq, tartir, tadwir, dan hadr.
Advertisement
Tahqiq dan Tartil
1. Tahqiq
Tingkatan membaca Al Qur’an yang pertama adalah tahqiq yaitu membaca Al Qur’an dalam tempo yang lambat atau perlahan-lahan. Membaca Al Qur’an dengan tempo seperti ini biasanya digunakan oleh mereka yang tengah belajar membaca Al Qur’an.
Dengan cara ini, sang Qori membaca dan melafalkan huruf huruf hijaiyah dengan jelas dan tepat, panjang pendek bacaan terpenuhi, dan jelas dalam pengucapan huruf dan harakat. Hukum bacaan tajwid, kaidah waqaf, saktah, dan hukum bacaan Al Qur’an lainnya yang sangat perlu diperhatikan.
Dengan cara ini diharapkan sang Qori atau mereka yang baru belajar membaca Al Qur’an menjadi terbiasa dengan tata cara membaca Al Qur’an dengan sempurna.
2. Tartil
Tingkatan membaca Al Qur’an yang kedua adalah tartil yakni membaca Al Qur’an dengan pelan dan tenang. Membaca Al Qur’an dengan cara tartil inilah yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslim.
Membaca Al Qur’an dengan pelan atau tidak tergesa-gesa, dan tenang. Setiap huruf dibaca dengan jelas dan tepat sesuai dengan ilmu tajwid, kaidah dan hukum-hukumnya.
Selain itu, setiap huruf atau setiap ayat juga dipahami maknanya secara mendalam, agar kita lebih khusyu’ dengan apa yang sedang kita lafalkan.
Tadwir dan Hadr
c. Tadwir
Tingkatan membaca Al Qur’an yang ketiga adalah tadwir, yakni membaca Al Qur’an dengan tempo yang sedang, dalam artian tidak terlalu lambat ataupun terlalu cepat. Karna pada tingkatan ini, ketika sang Qori bertemu dengan huruf mad, tidak dipenuhkan.
d. Hadr
Adapun tingkatan membaca Al Qur’an yang keempat adalah hadr yaitu membaca Al Qur’an dengan tempo cepat dengan memperpendek bacaan mad atau mengurangi ghunnah. Meskipun cepat, tetap merujuk pada ilmu tajwid beserta kaidah dan hukum-hukumnya, yakni kita tidak boleh meninggalkan hukum-hukum bacaan tajwid yg sudah kita ketahui, Hadr merupakan cara menjaga hafalan Al Qur’an yang biasa digunakan para hafidz hafidzoh.
Membaca Al Qur’an adalah salah satu ibadah yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Untuk itu, memahami, merenungi, dan meresapi makna Al Qur’an melalui pembacaan yang jelas dan sesuai dengan kaidah dan hukum-hukumnya perlu dipahami oleh setiap muslim. Terlebih siswa-siswi MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid yang madrasahnya di bawah naungan PP. Miftahul Ulum diharapkan mengetahui model pembacaan Al Qur’an dengan benar.
Semoga barokah Al-Qur'an senantiasa menjaga madrasah, dan memberikan kebaikan dunia-akhirat sehingga ilmu pengetahuan dapat bermanfaat untuk kemaslahatan.
Advertisement