Pembaca Al-Qur’an Bisa Dilaknat karena Ini, Hati-Hati Kata Kiai Marzuki Mustamar

Membaca Al-Qur’an adalah salah satu ibadah yang utama. Namun, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek, Malang, KH Marzuki Mustamar mengungkapkan bahwa pembaca Al-Qur’an bisa dilaknat karena beberapa sebab.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 08 Jan 2024, 03:30 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2024, 03:30 WIB
KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/YouTube KH Marzuqi Mustamar Channel)
KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/YouTube KH Marzuqi Mustamar Channel)

Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam sekaligus pedoman hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Oleh karenanya, seorang Muslim diperintahkan untuk membaca dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an.

Membaca Al-Qur’an termasuk salah satu ibadah paling utama di antara ibadah-ibadah yang lain. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh an-Nu‘man ibn Basyir.

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ 

Artinya: “Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi). 

Keutamaan membaca Al-Qur’an cukup banyak disebutkan dalam hadis nabi. Salah satu hadis yang familiar adalah setiap satu huruf yang dibaca dalam Al-Qur’an akan dibalas satu kebaikan dan setiap kebaikan tersebut akan dilipatkan menjadi sepuluh.

Hal tersebut sebagaimana sabda nabi yang diriwayatkan ‘Abdullah ibn Mas’ud berikut ini.

عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ   

Artinya: “Kata ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf’.” (HR. At-Tirmidzi). 

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa membaca Al-Qur’an adalah salah satu ibadah yang utama. Namun, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek, Malang, KH Marzuki Mustamar mengungkapkan bahwa pembaca Al-Qur’an bisa dilaknat karena beberapa sebab.

Apa penyebab orang yang membaca Al-Qur’an bisa dilaknat? Simak penjelasan Kiai Marzuki Mustamar berikut ini.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Sebab Pembaca Al-Qur’an Bisa Dilaknat

Ilustrasi mengaji, baca Al-Qur'an
Ilustrasi mengaji, baca Al-Qur'an. )Photo by mostafa meraji on Unsplash)

Kiai Marzuki mengatakan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an bisa dilaknat karena teledor dalam membacanya. Oleh karenanya, mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini mengingatkan jangan sampai keliru dalam membacanya agar tidak termasuk golongan yang dilaknat.

Kiai Marzuki mengatakan, sebab-sebab laknat turun kepada pembaca Al-Qur’an antara lain karena makhraj, sifat dan hukum-hukum hurufnya tidak seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.

“Belajarlah membaca Al-Qur’an, jangan sembrono. Karena jika sembrono ya dosa, sebab kesalahan bacaan dapat mengubah makna. Makanya, ilmu tajwid, tahsin, itu penting agar kita dan murid-murid kita bisa membaca Al-Qur'an sebagaimana yang diwahyukan," katanya, dikutip dari laman NU Online Jatim, Ahad (7/1/2024).

 

Memiliki Hati dan Niat yang Buruk

Muslim membaca Al-Qur'an di masjid
Muslim membaca Al-Qur'an di masjid. (Foto: Liputan6.com)

Kiai Marzuki menambahkan, penyebab lain pembaca Al-Qur’an yang dilaknat ialah memiliki hati yang buruk seperti iri, dengki dan jelek hati. Hal ini terutama kerap terjadi bagi para qari Al-Qur’an yang mengikuti musabaqah yang menimbulkan permusuhan di antara sesama ahlul Qur'an, bahkan sampai melukai fisik dengan cara-cara ghaib.

“Misal, ikut musabaqah lawannya disantet, atau missal yang sana punya pondok tahfidz, yang sini saling memusuhi. Tidak usah begitu, ada santri ya diajar, tidak ada ya sudah. Ikut Gus Dur saja, gitu aja kok repot. Sebaiknya niatnya ditata, jangan sesama ahlul Qur'an malah bermusuhan," bebernya.

Menurut Kiai Marzuki, niat kurang baik dari pembaca Al-Qur’an juga bisa menjadi sebab turunnya laknat. Misalnya, terlintas dalam hati bahwa keahliannya dianggap sebagai mata pencaharian untuk mencari kebutuhan duniawi, sehingga ia pun tidak ikhlas karena Allah.

"Membaca Al-Qur'an tapi niatnya tidak benar, dibuat mencari uang. Ini tidak benar. Sebab, saat ini ada kelompok sengaja menjual, membisniskan dan mengkomersilkan Al-Qu'ran, ini dilaknat Allah," imbuh Kiai Marzuki.

Ketidaksuaian Pembaca dengan Nilai Kandungan Al-Qur'an

Ilustrasi Islam, Al-Qu'ran
Ilustrasi Islam, Al-Qu'ran. (Sumber: Pixabay)

Penyebab terakhir yang disampaikan Kiai Marzuki adalah ketidaksesuaian seorang pembaca Al-Qur'an dengan nilai kandungan Al-Qur'an. Apa yang dilakukan, ideologi, dan cara bertauhidnya bertentangan dengan pemahaman yang diajarkan Rasulullah SAW.

"Ada dalam Hadis Riwayat Ibnu Majah, bahwa barang siapa membaca Al-Qur'an dan dia tidak konsekuen mengatakan yang dihalalkan Al-Qur'an halal, yang diharamkan Al-Qur'an haram, itu seperti orang Yahudi yang mencampakkan Al-Qur’an dari belakang," jelasnya.

Pengingat bagi pembaca Al-Qur’an agar tidak termasuk golongan yang dilaknat ini disampaikan Kiai Marzuki saat Peringatan Nuzulul Qur'an dan Pelantikan Pimpinan Wilayah (PW) Jam'iyyatul Qurra' wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jatim yang dipusatkan di Aula KH Bisri Syansuri Gedung PWNU Jatim, Sabtu (16/04/2022). 

 

Kesimpulan

Ilustrasi Al-Quran (sumber: Freepik)
Ilustrasi Al-Quran (sumber: Freepik)

Dari penjelasan Kiai Marzuki, dapat disimpulkan bahwa dalam membaca Al-Qur’an harus seperti yang diajarkan Rasulullah SAW, di antaranya harus memperhatikan makhraj, sifat, dan hukum-hukum bacaanya. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk mempelajarinya.

Kemudian, sebagai pembaca Al-Qur’an jangan sampai memiliki hati yang buruk seperti iri, dengki, dan sebagainya. Niat membaca Al-Qur’an juga harus benar, jangan sampai membaca Al-Qur’an dijadikan sebagai mata pencaharian. 

Terakhir, selain membaca Al-Qur’an, kita perlu memahami dan mengimplementasikan apa yang terkandung dalam Al-Qur’an. 

Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat syafaat Al-Qur’an di hari kiamat, bukan yang mendapat laknat. Aamiin. Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya