Benarkah Tahun Ini Lebaran Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah Bersamaan?

Apakah lebaran Muhammadiyah tahun ini akan sama dengan hasil Sidang Isbat yang ditetapkan pemerintah (Kementerian Agama RI) dan Nahdlatul Ulama (NU) dengan metode rukyatul hilalnya?

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 08 Apr 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2024, 10:30 WIB
[Fimela] Ilustrasi salat id
ilustrasi salat idul fitri | pexels.com/@chattrapal-shitij-singh-1549095

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Islam Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H jatuh pada 10 April 2024. Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, lebaran Muhammadiyah tahun ini akan bersamaan dengan yang ditetapkan pemerintah.

“Insya Allah Muhammadiyah akan ber-Idul Fitri pada 10 April 2024 dan tampaknya Idul Fitri akan sama antara pemerintah dan Muhammadiyah," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu (7/4/2024). 

Muhammadiyah menetapkan lebaran Idul Fitri lebih dulu karena menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. 

Berdasarkan metode yang digunakan, ijtimak jelang Syawal 1445 H belum terjadi pada Senin, 29 Ramadhan 1445 H yang bertepatan 8 April 2024 M. Ijtimak jelang Syawal 1445 H terjadi pada Selasa, 30 Ramadhan 1445 H bertepatan 9 april 2024 M pukul 01:23:10 WIB.

“Tinggi bulan pada saat matahari terbenam tanggal 9 April 2024 di Yogyakarta yaitu 6 derajat 8 menit 28 detik, sehingga hilal sudah wujud. Dan di wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk,” papar Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti beberapa waktu lalu.

“Oleh karena itu, di wilayah Indonesia tanggal 1 Syawal 1445 H (Idul Fitri) jatuh pada Rabu Pahing, 10 April 2024 M,” lanjutnya.

Apakah lebaran Muhammadiyah tahun ini akan sama dengan hasil Sidang Isbat yang ditetapkan pemerintah (Kementerian Agama RI) dan Nahdlatul Ulama (NU) dengan metode rukyatul hilalnya?

 

Simak Video Pilihan Ini:

Analisis Peneliti BRIN

Ilustrasi Idulfitri, Idul Fitri, Lebaran
Ilustrasi Idulfitri, Idul Fitri, Lebaran. (Image by freepik)

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaludin mengungkapkan kemungkinan Hari Raya Idul Fitri tahun ini serentak antara tanggal yang ditetapkan pemerintah dan organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah atau NU.

Ia mengatakan, posisi bulan di wilayah Indonesia pada 9 April 2024 (29 Ramadhan 1445 H) sudah cukup tinggi, lebih dari 6 derajat dan elongasi sekitar 8 derajat. Faktor itu secara hitung-hitungan sudah memenuhi kriteria MABIMS, yakni minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

"Saat Sidang Isbat tanggal 9 April 2024 akan diputuskan bahwa Idul Fitri jatuh pada 10 April 2024. Itu sama dengan kriteria wujudul hilal yang sudah dilakukan salah satu ormas, sehingga nanti Idul Fitri akan seragam tanggal 10 April 2024," kata Thomas dikutip dari Antara.

Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki juga memprediksi Idul Fitri 1445 H jatuh pada Rabu, 10 April 2024, sama dengan tanggal yang ditetapkan Muhammadiyah.

Perkiraan jatuhnya Idul Fitri tersebut sesuai dengan kriteria visibilitas hilal yang telah disetujui oleh para Menteri Agama di Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura (MABIMS).

"Berdasarkan kriteria MABIMS, telah disepakati hal itu memenuhi kriteria visibilitas hilal, imkanur ru'yat yaitu setinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat," kata Saiful di Jakarta.

Bagaimana dengan NU?

Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama atau NU (NU Online)

Organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) belum menetapkan kapan Hari Raya Idul Fitri. Hal ini karena NU menggunakan metode rukyatul hilal untuk mengetahui kapan 1 Syawal 1445 H.

Rukyatul hilal adalah metode dengan mengamati hilal secara langsung. Jika hilal tidak terlihat atau gagal terlihat, maka bulan digenapkan menjadi 30 hari. 

Kendati demikian, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LFPBNU) telah mengeluarkan data hilal awal Syawal 1445 H pada Rabu, 29 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan 9 April 2024 M. 

Mengutip laman NU Online, berikut data falakiyah PBNU untuk 1 Syawal 1445 H.

1. Ketinggian Hilal

Tinggi hilal mari’e atau irtifa’a adalah busur yang ditarik tegak lurus dari ufuk toposentrik (mar’ie) menuju titik zenith hingga tepat berujung di pusat cakram bulan.  

Tinggi hilal terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Ahad, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024 M berada di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan dengan tinggi +4 derajat 52 menit, sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh dengan tinggi +7 derajat 28 detik.

2. Elongasi 

Elongasi adalah busur yang ditarik dari pusat cakram matahari secara langsung menuju ke pusat cakram bulan secara geosentrik (haqiqy).

Elongasi terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Ahad, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024, sebesar 8 derajat 30 menit di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan dan sampai dengan 10 derajat 19 menit derajat di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh. 

3. Lama Hilal 

Lama hilal adalah lamanya hilal di atas ufuk mar’ie dari sejak terbenamnya matahari hingga terbenamnya bulan. 

Adapun lama hilal di atas ufuk pada Ahad, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024, mulai 23 menit 19 detik di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan sampai dengan lama hilal 32 menit 46 detik di Lhoknga, Aceh. 

4. Ijtimak atau Konjungsi 

Ijtimak atau konjungsi bulan-matahari adalah sejajarnya matahari dan bulan dalam satu garis bujur ekliptika yang sama secara geosentrik (haqiqy), yakni jika ditinjau dari titik pusat bumi (bukan permukaan bumi). Kendati menempati bujur ekliptika yang sama, pada saat ijtima’ kali ini tidak terjadi gerhana matahari karena kedua benda langit menempati garis lintang ekliptikanya masing–masing.  

Ijtimak bulan awal Syawal 1445 H ini terjadi pada Selasa Legi 9 April 2024 M pukul 01:22:49 WIB jika merujuk titik lokasi Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

5. Kedudukan dan Keadaan Hilal 

Kedudukan hilal adalah busur yang ditarik sejajar dari ufuk dari titik pangkal garis tinggi yang tegak lurus ufuk toposentrik menuju pusat cakram matahari hingga berujung di titik di mana pangkal garis irtifa’ hilal berada pada saat matahari terbenam.   

Disebut juga as–simtu relatif Matahari dan hilal. Kedudukan hilal pada 9 April 2024 berada pada posisi 5 derajat 47 menit 08 detik utara matahari.

Keadaan hilal adalah kemiringan sabit bulan sempurna. Jika berada di sebelah selatan matahari, maka kemiringan hilal adalah ke selatan, demikian sebaliknya. Keadaan hilal pada 9 April 2024 miring ke utara.

6. Letak Matahari dan Hilal 

Letak Matahari adalah busur yang ditarik sejajar ufuk dari titik barat sejati ke titik pangkal garis tinggi yang tegaklurus ufuk toposentrik menuju pusat cakram matahari saat terbenam. Sementara letak hilal adalah busur yang ditarik sejajar ufuk dari titik Barat sejati ke titik di mana pangkal garis irtifa’ hilal berada pada saat matahari terbenam. Disebut juga as-simtu matahari dan as-simtu hilal.   

Letak matahari pada 9 April 2024 berada pada 7 derajat 48 menit 03 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal berada pada 13 derajat 35 menit 11 detik utara titik barat.  

Berdasarkan data tersebut, maka lebaran tahun ini diperkirakan akan bersamaan antara Muhammadiyah, pemerintah, dan NU, yakni pada Rabu, 10 April 2024.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan mengikhbarkan secara resmi ihwal kapan Hari Raya Idul Fitri berdasarkan hasil rukyatul hilal yang dilakukan pada Selasa, 9 April 2024.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya