Liputan6.com, Jakarta - Sholat merupakan kewajiban bagi seorang muslim. Semua ucapan dan gerakan yang terkandung dalam sholat berisi zikir kepada Allah SWT.
Tak hanya kewajiban untuk menunaikan sholat fardhu, kita juga bisa mendapatkan tambahan pahala dengan melaksanakan sholat sunnah seperti sholat dhuha.
Sholat dhuha merupakan salah satu amalan yang dapat dikerjakan pada pagi hari. Mengawali pagi dengan melaksanakan sholat dhuha tentunya menjadi suatu hal yang baik dan membawa berkah sepanjang hari.
Advertisement
Baca Juga
Sholat sunnah dua rakaat ini dapat dilaksanakan setelah matahari terbit sempurna hingga waktu istiwa, saat matahari berada di titik tertingginya atau tepat berada berada di atas kepala.
Sholat dhuha memiliki banyak keutamaan diantaranya sebagai jalan pembuka pintu rezeki. Oleh karena itu sangat disayangkan jika tidak mengerjakan sholat dhuha, termasuk pada bulan Syawal ini.
Merangkum dari berbagai sumber berikut adalah panduan pelaksanaan sholat dhuha, lengkap dengan niat, tata cara dan bacaan doa setelahnya.
Saksikan Video Pilihan ini:
Niat dan Tata Cara Sholat Dhuha
1. Sebelum memulai maka bacalah niat sholat dhuha terlebih dahulu di dalam hati
Berikut ini adalah lafaz niat sholat dhuha
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya: "Aku menyengaja sholat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah SWT".
2. Takbiratul Ihram
3. Membaca doa Iftitah (sunnah)
4. Membaca surah Al-Fatihah
5. Membaca surah pendek misal: surah Ad-Dhuha, As-Syams
6. Ruku’ dengan tuma’ninah
7. I’tidal dengan tuma’ninah
8. Sujud dengan tuma’ninah
9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
10. Sujud kedua dengan tuma’ninah
11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
12. Setelah sujud kedua, tasyahud akhir dengan tuma’ninah
13. Salam, setelah selesai kemudian membaca doa sholat dhuha
Advertisement
Doa Setelah Sholat Dhuha
Doa ini dianjurkan dibaca sesudah sholat dhuha. Semoga dengan doa ini Allah mengabulkan permintaan kita. Berikut bacaan doanya:
اَللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ وَالبَهَاءَ بَهَاؤُكَ وَالجَمَالَ جَمَالُكَ وَالقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ اَللَّهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكَ أُقَاتِلُ ثُمَّ يَقُوْلُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Allâhumma innad dhuhâ’a dhuhâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allâhumma in kâna rizkî fis samâ’i, fa anzilhu. Wa in kâna fil ardhi, fa akhrijhu. Wa in kâna mu‘siron, fa yassirhu. Wa in kâna harâman, fa thahhirhu. Wa in kâna ba‘idan, fa qarribhu bi haqqi dhuhâ’ika, wa bahâ’ika, wa jamâlika, wa quwwatika, wa qudratika. Âtinî mâ âtaita ‘ibâakas shâlihîn. Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu. Rabbighfir lî, warhamnî, watub ‘alayya. Innaka antat tawwâbur rahîm.
Artinya: "Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu. Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Tuhanku, kalau rezekiku di langit, turunkanlah. Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah jadi yang suci. Bila jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu. Tuhanku, berikanlah aku apa yang Kau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh. Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang. Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku. Anugerahkanlah tobat-Mu untukku. Sungguh Engkau maha penerima taubat, lagi maha penyayang".