Liputan6.com, Jakarta - Suami-istri bekerja kini sudah menjadi hal umum. Atau dalam kondisi lain, suami bekerja, istri berwirausaha.
Yang kerap menjadi persoalan adalah istri bekerja sedangkan suami pengangguran. Tak jarang muncul percekcokan yang berbuntut perceraian. Ekonomi memang menjadi faktor yang cukup dominan memicu perceraian.
Baca Juga
Top 3 Islami: Sudah Taubat Apakah Masih Kena Azab Akibat Dosanya? Hukum Mengucapkan Selamat Hari Natal bagi Orang Islam
Top 3 Islami: Ahli Ibadah yang Bangkrut di Hari Kiamat, Salam Sholat Sebaiknya Diniatkan untuk Malaikat Kata Gus Baha
Top 3 Islami: 1 Dosa yang Membuat Ibadah Sia-Sia di Hari Kiamat, Cara Dapat Rezeki Tak Diduga Berdasar Al-Qur'an
Menurut Buya Yahya, apabila ada wanita karier dan suami pengangguran, maka pilihannya hanya ada dua. Apa itu?
Advertisement
Penjelasan ulama kharismatik Cirebon ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (28/4/2024).
Artikel kedua yang juga menyedot perhatian adalah kisah Mbah Kholil Bangkalan dituduh mencuri dan disangsikan kewaliannya oleh teman pondoknya.
Sementara, artikel ketiga yaitu ulasan Gus Baha mengenai sholat khusyuk tingkat tinggi, di mana dia mengisahkan sahabat Umar bin Khattab RA yang dicabut mata panahnya saat sedang sholat.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
1. Wanita Karier Suami Pengangguran Menurut Buya Yahya Pilihannya Ada 2, Apa Itu?
Pada zaman Nabi Muhammad SAW ada kisah seorang wanita karier yang mengadu kepada Rasulullah mengenai suaminya yang tak bekerja atau pengangguran.
Kisah ini diceritakan oleh KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya mengenai bagaimana solusi saat ada wanita karier yang memiliki suami pengangguran.
Buya seperti dikutip dalam video pendek Youtube akun @Dakwah_Muslim mengambil kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW.
"Ingat wahai wanita karier, jadilah wanita karier seperti ada pada zaman Nabi Shallallahu alaihi wasallam," kata Buya.
Ia mengisahkan, ada wanita karier yang mengadu langsung kepada Nabi SAW, dengan kisah memiliki suami tanpa penghasilan. Perempuan ini meminta petunjuk langsung kepada Nabi SAW.
"Pada zaman Nabi dikisahkan yang wanita karier yang punya suami fakir ngadu pada Rasul, ya Nabi berikan dua jawaban dengan keadilan Islam," kata Buya.
Advertisement
2. Kisah Mbah Kholil Bangkalan Dituduh Mencuri dan Diragukan Kewaliannya oleh Teman Pondoknya
Kewalian ulama Nusantara KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan sudah tidak diragukan lagi. Kewalian Mbah Kholil sudah diakui oleh para ulama besar, termasuk pengarang maulid Simtudduror, Habib Ali bin Muhammad bin Husein al-Habsyi.
Mbah Kholil Bangkalan menjadi salah satu ulama dari Pulau Madura yang sangat masyhur. Sejarah mencatat banyak ulama Tanah Air yang pernah berguru kepadanya. Salah satunya adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.
Jika melihat sepak terjang Mbah Kholil dan peranan pentingnya dalam dakwah Islam, tentu tak perlu meragukan lagi akan kewalian Mbah Kholil. Namun ternyata, meski nama Mbah Kholil sudah masyhur masih ada yang meragukan kewaliannya.
Keraguan itu datang dari temannya sendiri saat di pesantren. Keraguan itu muncul karena temannya itu diajak Mbah Kholil memasuki rumah orang kaya dan membawa harta-hartanya. Bahkan, Mbah Kholil dituduh mencuri oleh temannya itu.
Bagaimana kisah akhirnya? Apakah teman mondoknya meyakini kewalian Mbah Kholil atau justru tidak? Simak kisah karomah Mbah Kholil berikut yang diceritakan oleh KH Abdul Adzim Cholili saat haul ke-45 Nyai Hj Imron. Kisah karomah ini didapat dari Habib Abdullah Surabaya dan dinukil dari laman Ponpes Syaichona Moh. Cholil.
3. Gus Baha Ungkap Kualitas Khusyuk Tingkat Tinggi, Kisahkan Umar bin Khattab Dicabut Anak Panahnya saat Sholat
Ulama yang tersohor dengan kedalamannya dalam pengetahuan tafsir dan fiqih, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengungkap kualitas khusyuk tingkat tinggi tatkala sedang sholat, yang dimiliki salah seorang sahabat Rasulullah SAW, yaitu Umar bin Khattab.
Umar bin Khattab merupakan salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang dijuluki singa padang pasir. Julukan ini sudah diperolehnya sebelum masuk Islam. Kecepatan permainan pedang dan keberaniannya menyebabkan ia memperoleh julukan itu.
Umar juga memperoleh gelar ‘al-Faruq’ yang artinya pembeda yang hak (benar) dan batil (salah). Gelar ini juga diperoleh karena kaitannya dengan perbedaan dakwah Rasulullah SAW sebelulm Umar masuk Islam yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Setelah umar masuk Islam, Rasulullah SAW dan umat Islam mengubah cara dakwah yang semula sembunyi-sembunyi menjadi terang-terangan.
Advertisement