Kisah Sahabat Nabi yang Dermawan tapi Tak Qurban, Gus Baha Ungkap Alasannya

Gus Baha jelaskan alasan sahabat Nabi yang kaya raya namun tidak berkurban. Kenapa?

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2024, 02:00 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2024, 02:00 WIB
Gus Baha 2
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Penjelasan tentang Sahabat Nabi yang memiliki kekayaan berlimpah tapi tidak pernah melaksanakan qurban saat Idul Adha menjadi perbincangan menarik.

Dalam ajaran syariat, qurban merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan, bahkan di Mazhab Hanafi diwajibkan bagi yang mampu.

Namun, kehadiran sahabat Nabi SAW yang dikenal dengan kekayaannya namun tidak pernah berkurban mengundang tanda tanya.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim akrab disapa Gus Baha, seorang ulama dan ahli tafsir Al-Qur'an, menjelaskan satu kesempatan melalui kanal Youtube bahwa Sahabat Nabi seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang kaya raya namun tidak pernah melaksanakan qurban.

Kisah serupa juga terdapat pada Umar Bin Khattab yang terkenal dengan kedermawanannya namun juga tidak pernah berkurban.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Bukan karena Pelit, Tapi Ini Alasannya

Melaksanakan Qurban
Ilustrasi Hewan Qurban Credit: pexels.com/freestocks.com

Hal ini diambil dari keterangan dalam kitab "Ghunyah" karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani.

Ketika tiba waktu Idul Adha, orang-orang sempat menuduh Abu Bakar sebagai pelit karena tidak ikut berqurban.

Namun, menurut Gus Baha, Abu Bakar ingin menunjukkan bahwa qurban itu tidak wajib, melainkan sunnah.

Dalam sebuah percakapan, Gus Baha menegaskan bahwa lebih baik qurban dengan seekor kambing daripada patungan sapi, karena risiko kesalahpahaman sosial di dunia dan di akhirat.

Gus Baha mengemukakan bahwa aturan patungan qurban seharusnya memperhatikan aspek kejelasan gender, baik semua laki-laki atau semua perempuan.

 

Pentingnya Pemahaman Berqurban

Ayu Ting Ting qurban 3 ekor sapi jumbo (Instagram/ayutingting92)
qurban sapi(Instagram/ayutingting92)

Dia menilai bahwa qurban dengan seekor kambing lebih baik, terutama mengingat sebagian orang tidak membeli kambing karena alasan kesehatan.

Nabi Muhammad sendiri terkenal dengan qurban yang dilaksanakannya. Dalam riwayat yang sahih, Nabi Muhammad menyembelih dua ekor kambing dengan penuh keistimewaan.

Saat menyembelih, beliau berdoa kepada Allah untuk menerima qurban tersebut atas nama dirinya dan keluarganya, serta untuk umat yang tidak mampu berqurban.

Perbandingan antara qurban yang dilakukan Nabi Muhammad dengan kebiasaan qurban manusia menjadikan penjelasan Gus Baha semakin mendalam.

Kisah Sahabat Nabi yang kaya raya tapi tidak pernah berqurban menjadi refleksi bagi umat Islam tentang pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama.

Gus Baha menegaskan bahwa penting untuk memahami bahwa qurban merupakan sunnah, bukan kewajiban mutlak.

Dengan demikian, keputusan untuk berqurban atau tidak seharusnya disertai dengan pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai yang ingin disampaikan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya