Orang Tidak Ikhlas Pasti Seumur Hidupnya Sangat Menderita, Gus Baha Ungkap Sebabnya

Enaknya menjadi orang ikhlas itu tidak pernah menderita sebaliknya menjadi orang tidak ikhlas seumur hidupnya akan menderita

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jun 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2024, 10:30 WIB
Gus Baha (SS: YT Short @Sudarnopranoto)
Gus Baha (SS: YT Short @Sudarnopranoto)

Liputan6.com, Cilacap - Pakar tafsir Al-Qur'an KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengatakan  bahwa orang yang tidak ikhlas pasti hidupnya sangat menderita.

“Apa ada ceritanya orang tidak ikhlas terus hidup enak? Tidak enak, materi ini tidak bikin kenyang,” terang Gus Baha dikutip dari tayangan YouTube @Sudarnopranoto, Sabtu (01/06/2024).

Sebaliknya, menurut ulama santri Mbah Moen ini, bahwa orang yang ikhlas hidupnya pasti akan enak dan nyaman.

“Sudahlah, tidak ada orang ikhlas yang hidupnya tidak enak, yang tidak ikhlas itu pasti sakit,” tandasnya.

“Orang cemas itu pasti sakit, sudahlah habiskan alasanmu,” sambungnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Orang Ikhlas Kesayangan Allah

gus baha 22
Gus Baha (TikTok)

Gus Baha juga menjelaskan bahwa orang ikhlas itu merupakan kesayangan Allah SWT.

“Tidak ada ceritanya…sudahlah…kamu ngaji ikhlas sama mengaji nyari-nyari, tenang mana? Orang ikhlas itu kesayangannya Allah, kalau menurut ayah saya begini, “kalau ada orang pelit jadi kaya, aku ikut pelit saja,” paparnya.

Ia pun mencontohkan sikap tidak ikhlas, seperti pelit atau kikir yang merupakan cerminan sifat tidak ikhlas untuk menyedekahkan hartanya, menyebabkan hidupnya tidak akan kaya.

Demikian halnya dengan orang yang menjual agama yang merupakan cerminan dari sifat ikhlas juga mengalamim kehidupan yang serupa alias tidak bisa bahagia.

“Nyatanya yang pelit ya hidupnya begitu-begitu saja. Kalau yang jual agama hidupnya lebih enak dari orang ikhlas, saya mau jual agama, nyatanya yang jual agama ya begitu-begitu saja,” tandasnya.

Cara Menumbuhkan Sifat Ikhlas

Ilustrasi Ikhlas, Sabar, Rendah Hati
Ilustrasi Ikhlas, Sabar, Rendah Hati. Photo by Rade Nugroho on Unsplash

Menukil laman aceh.kemenag.go.id, ada enam cara menumbuhkan perasaan ikhlas, yaitu:

1. Selalu Menghadirkan Kebesaran Allah Ta’ala

Cobalah bertanya dalam diri, apa sebenarnya tujuan hidup kita di dunia? Bukankah jelas Allah menciptakan jin dan manusia semata-mata hanya untuk menyembah-Nya. Lantas apa yang bisa kita harapkan dari manusia, semisal Ia bisa memuji terhadap apa yang kita lakukan? Tidak ada, selain justru menumbuhkan perasaan ria dalam diri yang justru mengurangi pahala dari Allah SWT. 

Munculkanlah perasaan bahwa Allah adalah dzat Maha Besar yang ada di semesta. Sehingga kita akan terhindar dari perasaan sombong dalam melakukan sesuatu, pasalanya ada Dzat yang lebih besar dibanding semua yang kita miliki di dunia ini. 

2. Berdoa Kepada Allah agar Diberi Keikhalasan

Rasa merupakan bentuk kasih sayang dan karunia Allah yang disematkan dalam hati manusia. Jika Dia berkehendak maka Ia akan memberikan ‘rasa’ yang kita minta. Sebaliknya jika Dia menghendaki, mungkin Dia akan menjauhkan dari ‘rasa’ untuk berbuat baik. Maka dari itu, sebaiknya berdoa agar diberi perasaan ikhlas saat melakukan suatu amalan atau saat menerima musibah.

Dan sungguh benar apa yang dikatakan Ibnul Qoyyim rahimahullah, bahwa kehinaan adalah ketika Allah meninggalkan seorang hamba dengan dirinya sendiri.

3. Mengingat Pahala Keikhlasan

Ikhlas merupakan satu-satunya jalan menuju surga. Tanpa keikhlasan suatu amal tidak akan diterima, dan tanpanya juga seorang hamba akan terjerumus ke dalam neraka. Berusahalah untuk mengingat hal ini, ketika perasaaan tidak ikhlas itu kembali hadir. 

Juga selalu mengevaluasi diri dan bersungguh sungguh. Baik sebelum, ketika, dan setelah beramal. Sebelum memulai, berhentilah sejenak, tanyakan kepada jiwa kita, apa yang kita ingingkan dengan amalan ini? Jika yang diinginkannya adalah ridha Allah, atau pahala dari Allah ta’ala, maka hendaklah seseorang meneruskan amalannya. Namun sebaliknya, jika ternyata yang diinginkan hal lain selain Allah Ta’ala, maka hendaknya seseorang tidak melanjutkan amalannya sampai meluruskan niatnya.

Ketika sedang beramalpun tetaplah melihat hati kita, jangan sampai berubah niatnya, jika kemudian muncul niat lain selain Allah, maka segera palingkan kepada Allah ta’ala. Begitu juga setelah beramal. Jangan sampai muncul keinginan untuk diketahui oleh manusia, hingga kemudian menceritakan amalannya sambil berharap pujian dari mereka.

 

4. Memperbanyak Ketaatan

Taat merupakan apa yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT. Dengan memperbanyak melakukan ketaatan, hati kita terbiasa dekat dengan Allah. Sehingga saat melakukan sesuatu yang teringat hanyalah Allah SWT. 

5. Tidak Takjub dengan Diri Sendiri

Takjub dengan diri sendiri, membuat kita menyekutukan Allah dengan diri sendiri. Seakan akan dia telah berjasa kepada Allah dengan amalannya. Padahal, hakekatnya justru sebaliknya. Seorang bisa beramal merupakan taufik dari Allah ta’ala.

6. Bergaul dengan Orang-orang Ikhlas

Ikhlas memang rahasia antara manusia dan Rabb-Nya. Namun demikian, manusia bisa merasakan rekan atau saudaranya melakukan sesuatu dengan ikhlas atau tidak.  Bergaul lah dengan mereka yang anda rasa memiliki ilmu ikhlas ini. Dengan harapan bisa berqudwah dan mengikuti mereka dalam keikhlasan.

Ikhlas adalah ilmu yang begitu mahal, mendapatkannya pun kita harus berperang dengan hawa nafsu dalam diri. Maka dari itu, mulailah untuk belajar menerapkan perasaan ini sedikit demi sedikit hingga akhirnya kita terbiasa. Semoga Allah selalu menyirami hati kita dengan perasaan ikhlas.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya