Liputan6.com, Jakarta - Kita seringkali merasa khawatir perihal rezeki. Kekhawatiran itu wajar dan manusiawi, namun selayaknya manusia juga yakin dan percaya akan rezeki yang telah dijamin oleh Allah.
Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Hud ayat 6:
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِين
Artinya: “Tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh mahfuzh),”
Advertisement
Baca Juga
Dengan jaminan rezeki yang telah dijanjikan oleh Allah bagi setiap makhluk-Nya tersebut semoga semakin menguatkan iman kita sebagai muslim.
Selain itu, Rasulullah SAW juga telah memberikan tips dan cara agar terhindar dari kefakiran dan kemiskinan. Berikut ulasannya mengutip dari laman NU Online.
Saksikan Video Pilihan ini:
Rezeki Tidak Selalu tentang Materi
Dalam Islam, rezeki tidak selalu berhubungan dengan materi. Masih banyak rezeki lain yang patut disyukuri sebagai nikmat dari Allah SWT, baik berupa harta, kesehatan, umur yang panjang, dan masih banyak rezeki lainnya.
Dalam catatan sejarah, tidak sedikit pula para sahabat yang mengadukan kepada Rasulullah SAW perihal keadaan sulit yang mereka alami. Rasulullah juga tidak menutup diri dalam hal ini.
Bahkan, Rasulullah SAW memberikan beragam cara dan tips kepada para sahabat agar terhindar kefakiran dan kemiskinan.
Sayyid Muhammad bin Ali Khirrid al-Alawi al-Husaini at-Tarimi dalam salah satu kitabnya menceritakan bahwa suatu ketika datang seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW mengadukan nasibnya.
Laki-laki tersebut menceritakan bahwa dirinya tumbuh menjadi seorang fakir miskin yang hidupnya tidak menghasilkan penghasilan sedikit pun, sehari-harinya ia selalu bergantung kepada orang lain.
Advertisement
Anjuran Doa Rasulullah saat Memasuki Rumah
Mendengar penuturan laki-laki tersebut, Rasulullah kemudian memberikan tips agar terhindar dari hidup dalam keadaan fakir miskin. Rasulullah bersabda:
اِذَا دَخَلْتَ مَنْزِلَكَ فَسَلِّمْ، اِنْ كَانَ فِيْهِ أَحَدٌ، وَاِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ أَحَدٌ فَسَلِّمْ عَلَيَّ وَاقْرَأَ (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ) مَرَّةً وَاحِدَةً
Artinya: “Apabila engkau memasuki rumahmu maka (ucakanlah) salam jika di dalamnya ada satu orang, dan jika tidak ada seorang pun di dalamnya, maka (ucapkanlah) salam kepadaku (assalamu alaika ya Rasulallah) dan bacalah (qul huwa Allahu Ahad) satu kali.” (Sayyid Muhammad bin Ali Khirrid, al-Wasailusy Syafiyah fil Adzkarin Nafi’ah wal Auradil Jami’ah [cetakan pertama: 1405 H], halaman 471).
Singkat cerita, sesampainya di rumah ia langsung mengamalkan apa yang ia terima dari Rasulullah SAW. Amalan ini ia lakukan dengan istiqamah, alhasil Allah memberikan rezeki melebihi apa yang diinginkan laki-laki tersebut sebelumnya.
فَأَدَرَّ اللهُ عَلَيْهِ الرِّزْقَ، حَتَّى أَفَاضَ عَلَى جِيْرَانِهِ وَقَرَابَاتِهِ
Artinya: “Maka Allah mengatur (memberi) kepadanya rezeki, hingga melimpah kepada tetangga dan kerabatnya.” (Muhammad bin Ali Khirrid: 471).