Liputan6.com, Jakarta - Qunut adalah doa yang dipanjatkan saat sholat dalam posisi berdiri. Doa qunut sering dibaca dalam sholat Subuh dan hukumnya adalah sunnah.
Kesunnahan membaca doa qunut Subuh berdasarkan hadis shahih dari Anas bin Malik, sebagaimana diterangkan Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar.
اعلم أن القنوت في صلاة الصبح سنة للحديث الصحيح فيه عن أنس رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لم يزل يقنت في الصبح حتى فارقا الدنيا. رواه الحاكم أبو عبد الله في كتاب الأربعين وقال حديث صحيح
Artinya: “Qunut sholat subuh disunnahkan berdasarkan hadis shahih dari Anas bahwa Rasulullah SAW selalu qunut sampai beliau meninggal. Hadis riwayat Hakim Abu Abdullah dalam kitab Arba’in. Ia mengatakan, itu hadits shahih. (Lihat: Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkar, Beirut, Darul Fikri, 1994, halaman: 59).
Advertisement
Baca Juga
Meski sudah ada dalilnya, perkara qunut masih menjadi perdebatan di tengah-tengah umat Islam. Banyak yang melakukan, tapi tak sedikit pula muslim yang tidak mengamalkan qunut saat sholat Subuh karena menganggap bid’ah.
Ada kalanya seorang muslim yang sering qunut bermakmum kepada imam yang tidak qunut Subuh. Dia seketika kaget lantaran sang imam langsung sujud setelah i’tidal kedua, seharusnya mengangkat kedua tangan untuk membaca doa qunut.
Dalam kasus tersebut, apakah boleh makmum membaca qunut sendiri sementara imam langsung sujud setelah i’tidak rakaat kedua sholat Subuh? Untuk menjawab ini, mari simak penjelasan Ustadz Adi Hidayat (UAH) berikut ini.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tentang Qunut Menurut UAH
Ulama kharismatik Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam salah satu kajiannya membahas soal qunut. Ia mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengajarkan qunut. Ada sahabat yang mempraktikkannya dan ada yang tidak.
“Sebagian sahabat tidak qunut. Anas tidak qunut tapi Ibnu Umar qunut. Dua-duanya sahabat. Turun ke bawahnya. Ada yang mempraktikkan, ada tidak. Imam Abu Hanifah tidak qunut,” kata UAH dikutip dari YouTube Ceramah Pendek, Kamis (8/8/2024).
“Imam Malik qunut, qunutnya sir sebelum rukuk. Imam Syafi’i qunut, qunutnya jahar ba'da rukuk. Imam Ahmad bin Hambal tengah-tengah, qunutnya nazilah saja,” lanjutnya.
Kata UAH, para sahabat dan ulama terdahulu yang beda pandangan soal qunut satu sama lain tidak pernah mengatakan qunut termasuk perbuatan bid’ah. Tidak ada larangan salat di belakang orang yang menggunakan qunut atau tanpa qunut.
Advertisement
Saat Imam Tidak Qunut sedangkan Makmum Sering Qunut
UAH merasa heran dengan orang-orang yang bukan ahli fiqih tapi ramai mempersoalkan qunut dalam sholat. Bahkan, mereka secara terang-terangan menyebut qunut adalah bid’ah.
“Dan yang paling aneh itu ada kalimat-kalimat gini. Ustadz gimana kami sholat di belakang ahli bid’ah yang qunut. Bagaimana status kami, qunut atau tidak?” imbuh UAH.
“Ini aneh. Bid’ah itu kan sesat, tapi fatwanya keluar kalau dia qunut yang gak qunut antum diam saja. Anda diam saja mengambil makna qunut itu bid'ah. Kalau bid’ah sudah jelas sesat. Kullu bid'atin dholalah. Berarti imam bermakmum di belakang orang sesat, tapi yang paling aneh, Anda katakan itu orang sesat, tapi Anda boleh sholat di belakang dia,” tuturnya.
“Itu kan lucu menurut saya. Tidak ada kaidah dalam fiqih seperti itu. Yang satu salah persepsi menyebut orang ini sesat. Yang kedua boleh sholat di belakang orang sesat tapi saat sesatnya jangan diikuti. Itu kan aneh,” katanya.
Menurut UAH, ketika imam qunut sementara makmum tidak qunut atau sebaliknya itu sudah menyalahi kaidah sholat. Dalam sholat, seorang makmum harus mengikuti imam. Ketika imam rukuk, maka dia ikut rukuk. Imam sujud, makmum ikut sujud. Imam qunut maka makmum ikut qunut.
“Imam berqunut Anda mengaminkan. Masalah Anda angkat tangan atau tidak itu perbedaan lain, tapi Anda ikuti. Jangan sampai imam qunut Anda tidak. Ini bukan kaidah. Jangan terlampau sholeh, imam sudah salam, ini sujud sahwi. Jangan qunut sendirian ketika imamnya tidak qunut,” jelas UAH.