Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang memiliki pandangan yang berbeda mengenai apa itu gemuk. Secara umum, orang cenderung mengartikan gemuk sebagai kondisi tubuh yang lebih besar, dengan lapisan lemak yang terlihat di beberapa bagian seperti perut, paha, atau lengan.
Penampilan fisik ini sering menjadi ciri utama yang dilihat orang saat menilai apakah seseorang gemuk atau tidak.
Advertisement
Selain itu, pilihan pakaian juga sering menjadi indikator. Orang yang dianggap gemuk mungkin lebih memilih pakaian yang longgar atau dirancang khusus untuk memberikan kenyamanan. Ini bukan hanya soal ukuran, tetapi juga tentang bagaimana seseorang merasa dalam tubuhnya sendiri.
Advertisement
Ada juga anggapan bahwa orang gemuk lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi atau diabetes.
Namun, penting untuk diingat bahwa ukuran tubuh tidak selalu berkorelasi langsung dengan kesehatan. Banyak faktor lain yang berperan, termasuk gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari.
Persepsi diri juga memainkan peran penting. Seseorang bisa merasa gemuk meskipun berat badan mereka dalam batas sehat, yang sering kali dipengaruhi oleh standar kecantikan yang ada di masyarakat. Pandangan ini bisa berdampak pada bagaimana seseorang melihat dan merasakan tubuh mereka sendiri.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Gemuk yang Dimaksudkan
Mengutip Dalamislam.com, Islam membahas mengenai banyak hal, salah satunya adalah kesehatan manusia dan kesejahteraan umatnya. Mulai dari tubuh yang harus dijaga hingga tubuh yang ternyata tidak boleh terlalu gemuk terutama buncit.
Hal ini banyak dibahas dalam fiqih dan dalil dan kisah di Agama Islam. Karena dengan hal tersebut maka Allah SWT menunjukan kepedualian kepada umatnya. Berikut penjelasan mengenai orang gemuk menurut Islam dan Dalilnya.
Dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“Generasi terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian generasi setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan”. (HR. Bukhari 2651 dan Muslim 6638).
Ada penjelasan yang mengatakan bahwa Islam sangat membenci seseorang yang bertubuh gemuk atau besar. Padahal bukan seperti itu maksud dan maknanya. Kebencian bukan semata-mata karena seseorang gemuk ataupun bertubuh gempal. Namun karena alasan dibaliknya sehingga gemuk menjadi dibenci oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Gemuk yang tercela sendiri bukanlah mereka yang berbadan besar. Namun hal yang dimaksud adalah seseorang yang gemuk karena mereka memakan makanan secara besar-besaran tanpa memperdulikan keluarga, tingkat kekenyangan ataupun saudaranya.
Belum lagi mereka yang rakus. Kemudian gemuk atau buncit karena terlalu banyak makan karena akan sulit bergerak termasuk beribadah seperti solat, ataupun kegiatan ibadah lain yang membutuhkan kelincahan dan pergerakan dari umatnya.
Advertisement
Bagaimana Gemuk yang Tidak Tercela?
Sehingga disarankan untuk umat muslim hukum makan berlebihan untuk memiliki kesehatan yang harus dijaga setiap harinya, bukan hanya bergerak dan meningkatkan keistimewaan ibadah seperti shalat atau kegiatan ibadah lain.
Namun untuk menjaga kesehatan seperti berpuasa, membatasi makanan hingga terlalu kenyang ataupun terlalu rakus hingga tidak bisa bergerak akibat kekenyangan. Ditambah lagi Allah SWT membenci umatnya yang malas dan juga mengandalkan orang lain untuk berkegiatan, hal ini jelas tidak baik untuk kesehatan dan memperburuk kondisi kesehatan.
Selain itu seseorang yang gemuk dan buncit menandakan kebiasaan berfoya-foya. Ditambah lagi beberapa dari mereka juga menandakan bahwa memakan banyak makanan dan tidak bergerak sehingga membuat tubuh menjadi gemuk menandakan rasa malas yang tinggi, tidak produktif dan sejenisnya.
Lalu bagaimana gemuk yang tidak tercela? Ada beberapa hal yang harus dipahami:
Gemuk karena penyakit ataupun kondisi tertentu sehingga tidak dapat dirubah dalam kondisi apapun. Gemuk karena kondisi keluarga yang memiliki keturunan tubuh yang besar. Gemuk karena bukan disengaja, dimana mereka bisa menggunakan kondisi tubuh yang sehat dan tetap melakukan menjaga makanan, bersedekah dan sejenisnya.Dalam riwayat yang lain,
خَيْرُ أُمَّتِى الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ… ثُمَّ يَخْلُفُ قَوْمٌ يُحِبُّونَ السَّمَانَةَ، يَشْهَدُونَ قَبْلَ أَنْ يُسْتَشْهَدُوا
“Sebaik-baik umatku adalah masyarakat yang aku di utus di tengah mereka (para sahabat), kemudian generasi setelahnya. Kemudian datanglah suatu kaum yang suka menggemukkan badan, mereka bersaksi sebelum diminta bersaksi.” (HR. Muslim dan Ahmad).
Dengan adanya dalil ini diharapkan kita tidak terjebak pada sikap malas dan juga rajin manfaat berolahraga agar kita terbebas dari tubuh yang sakit, mengingat Allah SWT mengharapkan umatnya dapat berkegiatan, ibadah dengan nyaman dan tentu saja sehat.
Melepaskan kondisi gemuk karena makan berlebih, dan menghargai rezeki serta makanan yang diperoleh. Terutama dengan tujuan mensyukuri kesehatan yang diberikan Allah SWT dan menjaga tubuh yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul