Kata Habib Novel Pekerjaan Bukan Sumber Rezeki, lalu Apa Bib?

Habib Novel mengatakan, dalam bekerja sebaiknya diniatkan sembari mencari pahala dari Allah. Kerjanya sebagai sarana untuk mendatangkan rezeki dari Allah.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 17 Agu 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2024, 09:30 WIB
Habib Novel Alaydrus
Ilustrasi mengaji bersama Habib Novel Alaydrus secara daring. (Desain via Canva.com)

Liputan6.com, Jakarta - Manusia pada umumnya bekerja untuk mendapatkan rezeki. Macam-macam pekerjaan mereka yang dilakukan sesuai kemampuannya. Namun, alasan semuanya sama, yaitu mencari rezeki untuk mencukupi kehidupannya.

Ulama kharismatik asal Surakarta, Habib Novel Alaydrus dalam salah satu kajiannya mengingatkan bahwa pekerjaan bukanlah sumber rezeki. Lalu apa, Bib?

Habib Novel menjelaskan, ketika dengan bekerja mengharapkan rezeki, maka jika suatu hari keringat yang dikeluarkannya tidak dibayar, dia akan marah. Ini memang wajar karena gaji adalah hak pekerja, namun kondisi itu bisa saja terjadi.

“Tapi, kalau dalam kacamatanya mukmin yang benar-benar mukmin, ngapain harus marah? Karena marahmu tidak akan mencairkan gaji. Justru (hanya) menghabiskan energi,” kata Habib Novel, dikutip dari YouTube SalingSapa TV, Jumat (16/8/2024).

Habib Novel mengatakan, dalam bekerja sebaiknya diniatkan sembari mencari pahala dari Allah. Kerjanya sebagai sarana untuk mendatangkan rezeki dari Allah. Ketika tanggal gajian ternyata tidak cair, maka akan tenang saja karena Allah pasti akan memberi rezeki dari jalan lain.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Sumber Rezeki yang Sebenarnya

Habib Novel Alaydrus
Habib Novel bin Muhammad Alaydrus. (Tangkap layar YouTube Novel Muhammad Alaydrus)

Menurut Habib Novel, akidah orang zaman sekarang banyak yang rusak karena berkeyakinan bahwa rezeki itu datang dari hasil usaha, padahal bukan.

"Ini kerusakan yang luar biasa. Rezeki itu dari Allah, rezeki karena Allah, rezeki itu mutlak urusan Allah. Makanya ketika kita sudah berusaha, kita sudah berjuang, hasilnya apapun terserah Allah, dan jangan kamu batasi rezekimu dengan angka (gaji) yang diberikan perusahaan, ruginya luar biasa," kata Habib Novel.

Orang mukmin sejatinya dalam ikhtiar mencari rezeki harus bersandar kepada Allah SWT. Mereka bekerja karena Allah, sesuai aturannya Allah.

Mukmin itu harus berkeyakinan bahwa Allah-lah yang memberikan rezeki kepadanya. Ketika kerja mereka tidak digaji perusahaan, tetap yakin bahwa Allah akan mendatangkan rezeki dengan cara yang lain.

"Ulama berkata, 'Alhalal ma yafut' yang halal nggak mungkin hilang. Jadi, kalau memang kerja saya nggak halal, lebih baik tanggal satu nggak usah cair (gaji)," ujar Habib Novel.

Kehilangan Allah, Kehilangan Rezeki

Habib Novel Alaydrus dan Ustadz Abdul Somad (UAS)
Habib Novel Alaydrus dan Ustadz Abdul Somad (UAS). (YouTube Novel Muhammad Alaydrus dan Instagram ustadzabdulsomad_official)

Menurut Habib Novel, banyak orang sekarang kehilangan Allah dalam kehidupannya hingga dalam urusan rezeki. Yang menjadikan pegangan mereka adalah ikhtiarnya, bukan berpegang teguh kepada Allah Yang Maha Memberi. 

"Kehilangan Allah itu ngeri. Yang itu bukan imannya, (tapi) yang dipegang adalah usahanya. Sementara mukmin itu yang dipegang Allah-nya, kemudian diiringi dengan usaha,” tutur ulama keturunan Rasulullah SAW ini.

Wallahu a'lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya