Kisah Abu Lahab Paman Jahat Nabi yang Diringankan Azabnya Tiap Senin, Diceritakan UAS

Terkait dengan Abu Lahab, ada satu kisah yang sering diceritakan setiap bulan Rabiul Awal. Adalah kisah Abu Lahab yang mendapatkan dispensasi siksaan di neraka karena merasa bahagia dengan kelahiran Rasulullah SAW.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 23 Sep 2024, 05:30 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2024, 05:30 WIB
Ilustrasi neraka (Pixabay)
Ilustrasi neraka (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Abu Lahab dikenal sebagai pamannya Nabi Muhammad SAW. Ia memiliki nama asli Abdul Uzza bin Abdul Muthalib.

Merujuk kitab At-Tahir Wat-Tanwiir karya Muhammad Thahir bin Asyur, Tunisia, nama panggilan Abu Lahab lebih dikenal dan tercatat dalam Al-Qur’an ketimbang aslinya karena ketampanan wajahnya yang menyerupai api yang membara.

Mengutip NU Online, nama ini relevan dalam konteks surah Al-Masad yang membahas ancaman siksaan neraka bagi Abu Lahab menurut Ibnu Asyur. Sebab, arti Lahab sendiri adalah lidah api yang membara tanpa asap.

Terkait dengan Abu Lahab, ada satu kisah yang sering diceritakan setiap bulan Rabiul Awal. Adalah kisah Abu Lahab yang mendapatkan dispensasi siksaan di neraka karena merasa bahagia dengan kelahiran Rasulullah SAW.

Simak kisah selengkapnya yang dituturkan oleh pendakwah kondang Ustadz Abdul Somad (UAS), disarikan dari YouTube Yuhalinih, Ahad (22/9/2024).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Abu Lahab Gembira dengan Kelahiran Nabi

Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad saw
Ilustrasi maulid Nabi Muhammad saw. (Gambar oleh Mohammad Sheyriyar Shah dari Pixabay)

UAS mengisahkan bahwa Abu lahab memiliki hamba sahaya yang bernama Tsuwaibah. Suatu hari Tsuwaibah diperintah Abu Lahab untuk menemani adik iparnya yang sedang hamil tua, yaitu Sayyidah Aminah.

"Tsuwaibah, kau jaga adik iparku, dia sedang hamil tua. Nanti kalau anaknya lahir, kau datang ke rumah, kau beri tahu anaknya sudah lahir," perintah Abu Lahab yang ditiru UAS.

Kemudian lahirlah Rasulullah SAW pada Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Maka Tsuwaibah bergegas memberitahukan hal itu kepada Abu Lahab.

Mendengar kabar bahwa keponakan laki-lakinya sudah lahir, Abu Lahab senang bukan kepalang, terlebih keponakannya seorang laki-laki. Kegembiraannya akan kelahiran Muhammad bin Abdullah membuat Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah.

"Adikku sudah meninggal, Abdullah, tapi rupanya diganti Allah dengan keponakan. Aku senang! Maka sejak hari ini Tsuwaibah engkau aku bebaskan tak lagi jadi budak, engkau jadi orang yang merdeka," kata Abu Lahab.

Dapat Dispensasi Azab

Ilustrasi neraka (Pixabay)
Ilustrasi neraka (Pixabay)

Ketika anak adik iparnya tumbuh dewasa hingga diangkat sebagai rasul, sikap Abu Lahab sudah sangat berbeda. Ia salah satu paman nabi yang sering berbuat jahat kepada Rasulullah SAW. Jejak kejahatannya sampai diabadikan dalam satu surah khusus di Al-Qur’an.

Suatu hari setelah Abu Lahab meninggal, saudara laki-lakinya yang bernama Abbas bermimpi.

"Abbas bermimpi waktu malam itu nampaknya Abu Lahab dalam neraka. Hai Abu Lahab, ya, kau masuk neraka? Betul. Bagaimana neraka itu, panaslah, tapi azabku diringankan setiap hari Senin karena aku memerdekakan Tsuwaibah," kisah UAS.

UAS mengatakan bahwa kisah ini berdasarkan hadis yang sahih, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Sahih Bukhari:

قَالَ عُرْوَةُ وثُوَيْبَةُ مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ 

Artinya: “Urwah bin Zubair mengatakan bahwa Tsuwaibah adalah budak wanita Abu Lahab yang dimerdekakan karena menyusui Nabi Muhammad. Ketika Abu Lahab meninggal dunia, sebagian keluarganya bermimpi didatanginya dengan kondisi yang sangat buruk. Mereka bertanya kepada Abu Lahab, 'Apa yang kamu alami?' Abu Lahab menjawab, 'Aku tidak mendapatkan apa pun kecuali aku diberi minum dari ini (rongga di bawah ibu jari) sebab aku telah memerdekakan Tsuwaibah'.” (HR. Bukhari).

Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya