Liputan6.com, Jakarta - Memiliki istri yang cantik, sholehah, sabar, dan penurut memang seringkali menjadi idaman banyak pria, karena kombinasi sifat-sifat tersebut dianggap sebagai kesempurnaan dalam pasangan hidup.
Kecantikan fisik sering kali menjadi daya tarik awal, namun kecantikan akhlak dan keimanan, seperti kesholihan dan kesabaran, jauh lebih penting dalam membina rumah tangga yang harmonis.
Dalam sebuah ceramah yang dikutip melalui kanal YouTube @BAROKAHNGAJI465, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, memberikan nasihat unik dan penuh humor kepada para suami tentang cara agar tidak kecewa dengan istrinya.
Advertisement
Menurut Gus Baha, banyak pria yang sering merasa kecewa karena menargetkan hal-hal yang terlalu tinggi dari pasangan mereka.
Gus Baha memulai dengan menyindir para suami yang seringkali ingin memiliki istri yang sempurna. "Bojo yo ngono, tak ajari, ono wong kepengin bojone ayu, sholihah, nerimaan, ra seneng mbantah. Iku tipe laki-laki demen kecewa (suka kecewa)," ujarnya sambil tersenyum.
Menurutnya, tipe pria yang terlalu banyak menuntut akan sering merasa kecewa karena realita tidak selalu sesuai dengan harapan.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Mau Cara Tidak Kecewa? Ini Caranya, Simpel
Ia lalu melanjutkan dengan candaan bahwa para suami seharusnya tidak perlu terlalu menargetkan hal yang tinggi dari istrinya. "Kowe iku sopo? Wong mbok cukupi je iseh mbantah kok," tambahnya, mengingatkan bahwa manusia tidak sempurna dan seringkali masih memiliki kekurangan.
Menurut Gus Baha, yang terpenting dalam memilih istri adalah hal yang sederhana. "Target Bojo penting wedok nak sholat madep ngulon (kiblat) wis iku mesti gak gampang kecewa," katanya.
Dengan kata lain, asalkan seorang istri melaksanakan sholat dan menghadap kiblat, itu sudah cukup membuat seorang suami tidak mudah kecewa.
Gus Baha juga menceritakan tentang kehidupannya sendiri yang juga seorang kiai. "Kulo Kiai, Bojo kulo yo ning. Kulo targete pokoke urip, sholat madep gulon wes ngono aku seneng," katanya, dengan logat khasnya.
Menurutnya, sebagai suami, yang terpenting adalah istri tetap menjalankan sholat dan hidup dalam kebahagiaan sederhana.
Ia kemudian menambahkan bahwa tidak perlu terlalu berharap istri akan selalu menyambut dengan layanan istimewa ketika suami pulang.
"Dadi gak usah mbayangno teko lungo disambut terus digodokno banyu nggo adus. 'Demen kecewa,'" candanya, membuat para jamaah tertawa. Gus Baha menekankan bahwa ekspektasi yang terlalu tinggi hanya akan membawa kekecewaan.
Advertisement
Ini Jawaban Jika Istri Pergi dari Rumah Kata Gus Baha
Lebih lanjut, Gus Baha membagikan cerita lucu yang ia alami sendiri. "Pokoke angger teko takoi, 'Je urip de?' (masih hidup de?). Je Alhamdulillah bojoku ijek urip," katanya dengan nada bercanda.
Menurut Gus Baha, kebahagiaan sederhana seperti mengetahui bahwa istri masih sehat dan hidup sudah cukup bagi seorang suami.
Gus Baha juga memberikan contoh skenario jika istri memutuskan pergi dari rumah. "Misal bojo minggat, ra mulih, terus ngomong, 'Mas, aku wis mulai neng wong tuwaku. Melok kowe yo melarat, aku melok wong tuwaku,'" katanya menirukan percakapan.
Menurut Gus Baha, jika ini terjadi, suami cukup menjawab dengan santai.
Dengan nada penuh canda, Gus Baha mengajarkan cara merespons situasi tersebut dengan syukur. "Jawab saja, 'Alhamdulillah dekke cerdas, ngerti sing pantes dieloki. Pancen cara hukum melok wong fakir (miskin) iku kebodohan. Melok wong tua sing sugeh iku kepintaran," ujarnya yang lagi-lagi mengundang tawa para pendengarnya.
Gus Baha sering kali menyelipkan humor dalam dakwahnya, dan dalam ceramah ini ia menekankan bahwa kehidupan rumah tangga sebaiknya tidak dipenuhi dengan ekspektasi yang terlalu tinggi.
Baginya, kebahagiaan dalam berumah tangga bisa didapatkan dari hal-hal yang sederhana, seperti menjalankan sholat bersama dan saling mendukung satu sama lain.
Humor yang disampaikan Gus Baha tak jarang membuat para jamaah terhibur, namun di balik candaannya selalu ada pesan moral yang mendalam.
Dalam ceramah ini, Gus Baha mengingatkan para suami bahwa mereka tidak boleh terlalu menuntut kesempurnaan dari istri. Menurutnya, selama istri taat beribadah, itu sudah cukup untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
Gaya ceramah Gus Baha yang penuh canda tawa membuatnya digemari banyak kalangan. Selain menyampaikan ilmu agama, ia juga mampu menghadirkan kebahagiaan bagi jamaahnya dengan cerita-cerita yang lucu namun sarat makna. Ceramahnya selalu berhasil memadukan humor dan pelajaran agama yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Dengan pendekatan yang ringan dan humoris, Gus Baha mengajak umat Islam untuk menjalani kehidupan rumah tangga dengan lebih santai dan tidak membebani diri dengan ekspektasi berlebihan. Pesan-pesan sederhana seperti ini membuat dakwahnya mudah diterima dan diresapi oleh banyak orang.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul