Buya Yahya Ungkap Golongan yang Dibangkitkan dengan Wajah Tanpa Daging di Hari Kiamat, Siapa Mereka?

Buya Yahya menjelaskan bahwa meminta-minta hanya diperbolehkan bagi mereka yang benar-benar fakir dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Sep 2024, 01:30 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2024, 01:30 WIB
Buya Yahya90
Buya Yahya (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon, Jawa Barat memberikan penjelasan mengenai hukum meminta-minta dalam Islam.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya menegaskan bahwa peminta-minta tidak diperbolehkan kecuali dalam kondisi tertentu. Hal ini menjadi pengingat bagi umat Islam agar berhati-hati dalam menjaga martabat diri dan tidak mudah mengandalkan bantuan orang lain tanpa alasan yang syar’i.

Buya Yahya menjelaskan bahwa meminta-minta hanya diperbolehkan bagi mereka yang benar-benar fakir dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup.

Orang yang dalam kondisi sangat sulit, yang tidak memiliki sumber penghasilan, diperbolehkan untuk meminta bantuan orang lain untuk mencukupi kebutuhannya. Namun, hal ini pun harus dilakukan dengan penuh kehormatan dan dalam batasan yang wajar.

Dikutip dari kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya menjelaskan bahwa orang yang meminta-minta tanpa alasan yang sah akan mendapatkan konsekuensi yang berat di hari kiamat dan akhirat kelak.

"Mereka yang meminta-minta padahal tidak dalam kondisi fakir, nanti di hari kiamat akan dibangkitkan dengan wajah yang tidak memiliki daging," ujar Buya Yahya.

Hal ini menandakan bahwa mereka akan dipermalukan di hadapan Allah dan seluruh makhluk di hari kiamat.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Bagaimana Kalau Minta Terus-terusan?

Ilustrasi pengemis. (Unsplash)
Ilustrasi peminta-minta. (Unsplash)

Buya Yahya juga menekankan bahwa meminta-minta hanya boleh dilakukan jika seseorang benar-benar tidak memiliki pilihan lain untuk memenuhi kebutuhannya.

Bagi orang yang masih mampu bekerja atau berusaha, meminta-minta menjadi tindakan yang haram. Menurut Buya Yahya, meminta bantuan secara berlebihan tanpa alasan yang syar’i bisa merusak martabat dan menyebabkan seseorang bergantung pada orang lain secara berlebihan.

Dalam ceramah tersebut, Buya Yahya juga menyampaikan bahwa tindakan meminta-minta yang tidak perlu atau hanya sekadar kebiasaan buruk akan menurunkan harga diri seseorang di hadapan masyarakat dan di sisi Allah.

Menurutnya, Allah memberikan kemampuan kepada setiap manusia untuk bekerja dan berusaha, sehingga tidak ada alasan untuk menggantungkan diri kepada orang lain tanpa sebab yang benar-benar mendesak.

Buya Yahya mengingatkan bahwa dalam Islam, menjaga kehormatan diri adalah hal yang sangat penting. Dengan bekerja dan berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidup, seseorang akan mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat.

Sebaliknya, orang yang suka meminta-minta tanpa kebutuhan mendesak akan merugikan diri sendiri dan mendapatkan balasan buruk di akhirat.

Selain itu, Buya Yahya menjelaskan bahwa meminta-minta juga bisa merusak keikhlasan dan meruntuhkan rasa tawakal kepada Allah.

Orang yang terus-menerus meminta bantuan orang lain tanpa berusaha sendiri akan kehilangan rasa percaya kepada rezeki yang Allah berikan. Padahal, rezeki dari Allah sudah dijamin bagi setiap hambanya, asalkan mereka mau berusaha.

 

Bagaimana kalau Minta Jabatan?

Ilustrasi kenaikan pangkat/jabatan
Ilustrasi kenaikan pangkat/jabatan. (Image by pressfoto on Freepik)

Dalam ceramahnya, Buya Yahya juga menyentuh soal meminta-minta dalam konteks menjadi rabi atau pemimpin. Ia menegaskan bahwa meminta jabatan atau kekuasaan adalah tindakan yang dilarang dalam Islam.

Jabatan seharusnya diberikan kepada mereka yang pantas dan layak, bukan kepada mereka yang memintanya atau mengincar posisi tersebut demi kepentingan pribadi.

Menurut Buya Yahya, seseorang yang meminta jabatan atau kekuasaan akan cenderung menyalahgunakannya karena niat awalnya bukan untuk melayani, melainkan untuk meraih kepentingan pribadi.

Dalam ajaran Islam, jabatan adalah amanah yang berat, dan hanya orang-orang yang benar-benar mampu dan tidak memintanya yang layak untuk memegangnya.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa orang yang mendapatkan jabatan tanpa memintanya akan mendapatkan pertolongan dari Allah dalam menjalankan amanah tersebut.

Sebaliknya, orang yang meminta jabatan akan dibiarkan oleh Allah untuk menghadapi tanggung jawabnya sendiri, yang sering kali berakhir dengan kegagalan.

Dalam ceramah ini, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk selalu menjaga kehormatan diri dan tidak mudah meminta-minta tanpa alasan yang jelas.

Sebaliknya, umat Islam harus terus berusaha dengan sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan mengandalkan pertolongan Allah dalam setiap kesulitan.

Buya Yahya juga menegaskan bahwa meminta-minta adalah bentuk ketergantungan yang bisa merusak karakter seseorang. Orang yang terbiasa meminta bantuan tanpa berusaha akan kehilangan semangat untuk bekerja dan merusak dirinya sendiri. Padahal, Islam sangat menghargai usaha dan kerja keras dalam mencari nafkah.

Pesan terakhir dari Buya Yahya adalah bahwa setiap orang harus memahami batasan dalam meminta bantuan.

Bantuan dari orang lain adalah hal yang baik ketika benar-benar dibutuhkan, namun meminta tanpa alasan yang sah adalah perbuatan yang akan merendahkan diri sendiri di hadapan Allah dan manusia.

Dengan ceramah ini, Buya Yahya berharap umat Islam lebih bijaksana dalam menjaga kehormatan diri dan selalu mengandalkan Allah dalam segala urusan, tanpa harus menggantungkan diri kepada orang lain kecuali dalam keadaan darurat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya