Apakah Makmum Harus Menunggu Salam Kedua dalam Sholat Berjamaah? Simak Penjelasan Gus Baha

Gus Baha mengupas perdebatan di kalangan ulama fikih mengenai pentingnya menunggu hingga salam kedua, meskipun setelah salam pertama, imam sebenarnya sudah keluar dari sholat

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Sep 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2024, 10:30 WIB
Gus Baha 2
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Gus Baha, memberikan penjelasan mengenai tata cara sholat berjamaah, khususnya terkait apakah makmum harus menunggu salam kedua dari imam atau tidak.

Dalam ceramahnya, Gus Baha mengupas perdebatan di kalangan ulama fikih mengenai pentingnya menunggu hingga salam kedua, meskipun setelah salam pertama, imam sebenarnya sudah keluar dari sholat.

Menurut Gus Baha, setelah imam mengucapkan salam pertama, secara teknis imam sudah menyelesaikan sholatnya.

"Salam pertama adalah yang rukun, jadi setelah itu imam sudah keluar dari sholat," jelas Gus Baha.

Namun, ia mengangkat pertanyaan yang sering muncul di kalangan jamaah, apakah makmum perlu menunggu salam kedua atau langsung berdiri setelah salam pertama.

Dikutip dari kanal YouTube @KEMBALIHIJRAH-yd2ug, Gus Baha menyoroti masalah ini dengan pendekatan humor namun mendalam.

Ia menjelaskan bahwa jika makmum memilih untuk menunggu salam kedua, hal ini dapat menimbulkan pertanyaan teologis. "Anda membolehkan makmum bergantung kepada orang yang sudah tidak sholat," ujar Gus Baha, mengingatkan bahwa setelah salam pertama, imam sudah selesai sholatnya.

Gus Baha menjelaskan bahwa perdebatan ini terjadi karena beberapa ulama fikih tetap menyunatkan makmum untuk menunggu salam kedua, meskipun secara teknis imam sudah selesai sholat.

Ia mengakui bahwa bagi sebagian orang, hal ini mungkin terlihat kontradiktif, tetapi dalam praktiknya, banyak jamaah yang memilih untuk menunggu hingga salam kedua sebagai bentuk kehati-hatian.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jangan Terpaku Teknis, Ini Soal Adab

Ibadah Sholat
Umat muslim melaksanakan ibadah sholat berjamaah (Pexels/Kafeel Ahmed)

Ceramah Gus Baha ini membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai adab dan etika dalam sholat berjamaah. Meski secara fikih imam sudah selesai dengan salam pertama, ada ulama yang berpendapat bahwa makmum tetap disunahkan untuk menunggu hingga imam benar-benar menyelesaikan salam kedua sebagai bagian dari adab berjamaah.

Dalam penjelasannya, Gus Baha mengajak jamaah untuk tidak hanya terpaku pada aspek teknis, tetapi juga memahami esensi dari adab sholat berjamaah.

Sholat bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi juga ibadah yang penuh dengan makna spiritual dan sosial. Menunggu salam kedua bisa menjadi salah satu bentuk menghormati imam dan menjaga kesatuan jamaah.

Gus Baha juga mengingatkan jamaah untuk tidak terlalu mempersulit diri dengan perdebatan fikih yang rumit. "Kalau kamu didebat soal ini, pasti bingung jawabnya," ujar Gus Baha sambil tertawa, menegaskan bahwa terkadang dalam ibadah, yang terpenting adalah niat dan sikap tawadhu’ (rendah hati) dalam menjalankan sholat.

Meskipun ada perbedaan pendapat, Gus Baha menekankan pentingnya menjaga kekhusyukan dalam sholat. Bagi makmum yang merasa lebih nyaman menunggu hingga salam kedua, hal tersebut sah-sah saja, selama tidak mengganggu konsentrasi dan kekhidmatan dalam ibadah.

Di sisi lain, bagi yang langsung berdiri setelah salam pertama, hal itu juga tidak salah, karena salam pertama sudah dianggap menyelesaikan sholat.

 

Begini Pesan Gus Baha

Malam 25 Ramadan, Ribuan Jamaah Khusyuk Menjemput Lailatul Qadar di Masjid Istiqlal
Ilustrasi sholat berjamaah (merdeka.com/Nanda F. Ibrahim)

Gus Baha juga mengajak jamaah untuk lebih memahami konteks perbedaan pendapat dalam fikih. Menurutnya, Islam memberikan ruang yang luas bagi umatnya untuk memilih pendapat yang sesuai dengan kondisi dan keyakinan masing-masing, selama tidak keluar dari batasan syariat.

"Sebagian ulama fikih memang tetap menyunatkan menunggu salam kedua," jelas Gus Baha, mengakui adanya keragaman pandangan di kalangan ulama.

Dalam ceramahnya, Gus Baha selalu mencoba mendekatkan pembahasan fikih yang berat dengan cara yang ringan dan mudah dipahami oleh masyarakat umum.

Ia seringkali menggunakan analogi dan humor untuk menyampaikan pesan-pesan agama, sehingga jamaah dapat menangkap esensinya tanpa merasa terbebani oleh istilah-istilah fikih yang rumit.

Gus Baha juga memberikan nasihat agar jamaah selalu mengikuti imam dengan penuh hormat dan tidak terlalu sibuk dengan perdebatan yang kurang esensial.

Ia menekankan bahwa dalam sholat berjamaah, yang terpenting adalah menjaga kekompakan dan kesatuan, bukan meributkan hal-hal yang kecil. Dengan demikian, sholat berjamaah bisa menjadi sarana untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam Islam).

Di akhir ceramahnya, Gus Baha kembali mengingatkan jamaah bahwa inti dari ibadah sholat adalah kedekatan dengan Allah.

Adab dalam berjamaah, termasuk menunggu salam kedua atau tidak, hanyalah bagian kecil dari keseluruhan makna sholat itu sendiri. Yang terpenting adalah menjaga hati agar selalu ikhlas dan khusyuk dalam setiap gerakan dan doa.

Dengan gaya penyampaiannya yang santai namun mendalam, Gus Baha berhasil membawa pembahasan fikih yang kompleks ke tengah masyarakat dengan cara yang mudah diterima.

Pesan utamanya tetaplah bahwa setiap muslim harus menjalankan ibadah dengan penuh ketulusan, tanpa terbebani oleh perdebatan yang tidak perlu.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya